Konsultan: dr. Tubagus Ferdi Fadillah,
SpA, M.Kes, dokter spesialis anak RSIA Evasari dan Staf Pengajar Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta
Bayi berat lahir rendah atau yang
biasa disingkat dengan BBLR didefinisikan sebagai bayi yang terlahir dengan
berat di bawah 2.500 gram (2,5 kg). Penyebab BBLR pada negara berkembang
biasanya adalah intrauterine growth restriction (IUGR) atau pertumbuhan janin
terhambat, sedangkan di negara maju lebih banyak disebabkan karena
prematuritas. IUGR terjadi bila pertumbuhan janin terhenti dan sejalan dengan
waktu mengalami penurunan hingga kurang dan persentil 5 pada kurva pertumbuhan
terhadap usia gestasi/kehamilan, atau ketika pertumbuhan tetap berjalan
perlahan namun pada akhirnya berat berada di bawah persentil 5.
Kondisi yang berkembang
selanjutnya dari bayi yang mengalami IUGR bergantung dari penyebab berkurangnya
pertumbuhan janin dan komplikasi yang terjadi setelah persalinan. Bayi-bayi
yang terlahir mengalami kekurangan oksigen yang berlangsung lama saat dalam
kandungan dapat terlahir dengan kekurangan kadar gula darah, tidak menangis
dengan kuat dan ketidakstabilan suhu tubuh. Bayi-bayi mengalami penurunan
pembentukan masa tubuh karena kelainan kromosom, metabolik, atau sindroma
kelainan bawaan akan mempunyai harapan hidup yang kurang baik sesuai dengan
sindromanya.
Bayi-bayi yang dilahirkan dari
ibu yang kecil dan asupan nutrisi yang buruk biasanya akan mengalami tumbuh
kejar setelah lahir. Bayi yang terlahir dengan IUGR dapat mengalami komplikasi
setelah melahirkan berupa gangguan pernafasan, suhu badan rendah, tekanan darah
rendah, kadar gula darah rendah, tersedak cairan ketuban yang bercampur kotoran
bayi, dan sesak nafas. Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan sebelum usia
kehamilan mencapai 37 minggu.
Beberapa komplikasi yang dapat
terjadi pada bayi BBLR di antaranya pada pernafasan berupa respiratory distress
syndrome atau hyaline membrane disease (HMD) yang disebabkan kurangnya
surfaktan dalam alveoli paru akibat Kelahiran prematur. Respiratory distress
syndrome adalah sindroma gawat nafas tipe 1 yang disebabkan defisiensi
surfaktan, suatu molekul lipoprotein yang di sintesis dan di sekresikan oleh
sel pneumatosit paru tipe 2. Sel ini berfungsi menjaga agar tegangan permukaan
alveoli (kantung udara paru) tidak kolaps saat bayi mengeluarkan nafas.
Kekurangan surfaktan ini akan menimbulkan lapisan hialin pada kantung udara
alveoli sehingga penyakit ini dikenal juga sebagai penyakit membran nialin.
Sementara PMH merupakan salah
satu penyebab gangguan pernafasan yang sering dijumpai pada bayi prematur.
Gangguan nafas ini merupakan suatu sindrom (kumpulan gejala dan tanda) yang
terdiri dari satu atau lebih gejala atau tanda berikut: pernapasan cepat >
60 X/menit, retraksi (tarikan otot) dinding dada, meringin atau kebiruan pada
udara kamar, dan dapat memburuk 48-96 jam pertarna kehidupan. Komplikasi
lainnya yang terjadi pada bayi BBLR adalah apneu of prematurity Apneu of
prematurity didefinisikan sebagai henti nafas selama lebih dari 20 detik yang terjadi
pada bayi-bayi prematur (usia kehamilan kurang dari 37 minggu). Hal ini
disebabkan karena ketidakmatangan paru dan susunan saraf pusat.
BBLR juga dapat mengalami masalah
bronchopulmonay dysplasia (BPD) karena perubahan jaringan paru akibat terapi
ventilasi dan oksigen yang lama. BPD merupakan suatu bentuk penyakit paru
kronis yang di tandai dengan napas cepat, denyut jantung cepat, meningkatnya
usaha napas seperti napas cuping hidung/tarikan dinding dada/merintih), dan
mengalami desaturasi (penurunan kadar) oksigen sehingga penderita bergantung
dengan suplementasi oksigen untuk menjaga ventilasi dan oksigenasi yang
adekuat.
Pada jantung dapat terjadi patent
ductus arteriosus (PDA). Suatu kelainan berupa duktus (pembuluh yang
menghubungkan arteri pulmonalis kiri dengan aorta desendens) yang tetap terbuka
setelah bayi lahir. Pada bayi cukup bulan penutupan duktus secara fungsional
terjadi 12 jam setelah lahir dan secara lengkap dalam 2-3 minggu. PDA kecil
biasanya tanpa gejala, PDA sedang gejala biasanya timbul pada usia 2 bulan atau
lebih yang berupa kelainan makan, infeksi saluran nafas berulang, tetapi berat
badan masih dalam batas normal atau sedikit berulang. PDA besar sering
menunjukkan gejala sejak minggu pertama berupa sesak, sulit minum, berat badan
sulit naik, infeksi saluran nafas berulang, atelektasis clan gagal jantung.
Untuk itu pada bayi BBLR atau prematur perlu dilakukan pemeriksaan
ekokardiografi (usg jantung).
Pada sistem saraf pusat bisa
terjadi perdarahan dalam rongga otak atau ventrikel sehingga bayi harus
dilakukan USG kepala. Pada penglihatan bisa terjadi retinopaty of prematurity
(ROP), sehingga memerlukan pemeriksaan retina mata melalui teknik funduskopi di
mana skrining mulai 4-6 minggu sampai 31-33 minggu. Diulang 1-3 minggu sekali
sarnpai terbentuk vaskularisasi retina lengkap. ROP adalah penyakit yang
mempengaruhi vaskularisasi mata pada bayi-bayi prematur. Gejala dan tanda bisa
ringan tanpa gangguan visual, atau dapat pula agresif dengan pembentukan
pembuluh-pembuluh darah baru (neovaskularisasi) dan berkembang menjadi
pelepasan retina dan kebutaan. Bila komplikasi-komplikasi tersebut di atas
tidak diatasi maka pada akhirnya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
BBLR yang disebabkan
prematuritas, untuk menilai perkembangannya harus menggunakan usia koreksi
bukan dengan usia kronologis. Ini dilakukan hingga usia Anda mencapai usia 2
tahun. Setelah usia anak sudah mencapai 2 tahun, baru menggunakan usia
kronologis. Sebagai contoh anak yang terlahir dengan usia kandungan 32 minggu
maka pada saat dilakukan skrining perkembangan maka usia kronologis (usia saat
diperiksa) dikurangi 8 minggu (usia koreksi), kemudian dilihat aspek perkembangan
(motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan bahasa) berdasarkan usia
koreksi tersebut. Hal itu tentu membuat perbedaan pada pencapaian
perkembangannya bukan karena terlambat namun karena kematangan neurologisnya
tidak bisa disamakan dengan anak dengan usia kronologis yang sama. Oleh karena
itu penting bagi bayi BBLR untuk rutin melakukan pemeriksaan teratur dan
monitoring pertumbuhan dan perkembangan ananda pada dokter anak terdekat.
Kartika (Info Kecantikan)
0 komentar:
Post a Comment