Monday, October 20, 2014

Mengatasi Anak Susah Makan

Mengatasi Anak Susah Makan
Konsultan: dr. Tubagus Ferdi Fadilah, SpA, M.Kes, dokter spesialis anak RSIA Evasari, Staf pengantar bagian ilmu anak fakultas Universitas Trisakti

Dari cerita yang Anda jelaskan, terdapat kekurangan data jenis kelamin, serta tinggi badan anak Anda. Bila di plot dalam kurva berat badan per usia berdasarkan WHO growth chart standards maka anak Anda, baik laki-laki ataupun perempuan, memiliki nilai z-score (skor Z) berada di bawah -2 SD (standard deviation) dan diinterpretasikan sebagai underweight atau berat badan kurang.

Untuk mengetahui apakah anak Anda termasuk dalam gizi kurang atau gizi buruk maka diperlukan data tinggi badan. Menurut WHO dikatakan gizi kurang (moderate wasting) bila berat badan terhadap tinggi badan berada antara -2 sampai dengan -3 (-3< z-score <-2. Gizi buruk atau severe wasting apabila z-score <-3.

Berat badan kurang bisa menggambarkan status gizi kurang, karena seorang anak gagal menambah berat badan sesuai dengan usianya secara tepat. Dalam kasus yang lebih berat dapat mengalami kegagalan pertumbuhan tinggi badan dan lingkar kepala. Keadaan gizi kurang (undernutrition) ini pada umumnya merupakan hasil rangkaian ketidakadekuatan suplai makanan, akses atau pemanfaatan, buruknya akses kesehatan dan kebersihan, serta ketidaksesuaian cara pemberian makanan. Risiko terbesar untuk terjadinya malnutrisi kurang pada anak memang biasanya terjadi sejak dalam rahim sampai usia 2 tahun. Untuk itu keluarga harus diperkenalkan dengan pola makan sehat dan sesuai dengan usia, dimulai dengan ASI.

Pada bayi, transisi ke makanan pendamping ASI dan menu keluarga lengkap serta pentingnya makanan dan makanan ringan yang dijadwalkan secara rutin harus ditekankan dibandingkan perilaku pemberian makan yang tidak terjadwal. Pada anak, porsi dan ukuran makanan dan snack harus disesuaikan. Anak-anak harus diajarkan untuk mengenali rasa lapar dan kenyang, kemudian diberikan arahan untuk makan makanan sehat pilihan orangtua dalam ukuran yang sesuai, dengan menggunakan wadah atau mangkuk kecil. Anak-anak tidak boleh makan langsung dari kantong ataupun Kotak. Aturan untuk tidak memberikan minuman soda atau jus sebaiknya ibunda terapkan. Anak tidak boleh dipaksa untuk makan ketika mereka tidak bersedia.

Asupan kalori yang diberikan pada anak dengan berat badan kurang ditingkatkan sampai kejar tumbuh atau catch-up pertumbuhan yang tepat sesuai dengan usia telah didapatkan. Pertumbuhan kejar tumbuh (catch-up) mengacu pada kenaikan berat badan pada lebih besar rata-rata untuk usia dan mungkin akan memerlukan 150% atau lebih dari kalori yang direkomendasikan untuk anak seusianya yang bergizi baik.

Aturan praktis yang biasanya dihitung untuk bayi dan anak-anak sampai usia 3 tahun adalah dengan menyediakan 100-120 kkal/kg berdasarkan berat badan ideal terhadap tinggi badan ananda. Kebutuhan protein juga ditingkatkan untuk keperluan anabolisme dan harus disediakan secara proporsional dengan asupan kalori yang diberikan. Asupan vitamin dan mineral tambahan juga direkomendasikan dengan cara memberikan beberapa vitamin harian yang sesuai dengan usia.

Pemberian susu sapi murni sebaiknya ditunda hingga setidaknya usia 2 tahun. Pada balita memberikan susu sapi melebihi 24 ons atau 680 gram sebaiknya dihindari karena dapat mengurangi asupan makanan padat yang kaya dengan variasi nutrisi dan dapat menyebabkan anemia defisiensi best. Pemberian jus buah pada balita juga sebaiknya dibatasi hingga 4 ons atau 110 gram setiap harinya. Pada usia 1 tahun, balita harus mengonsumsi menu keluarga, dan memiliki. jadwal makan dan snack teratur.

Dalam pemberian makanan padat, Anda bisa membayangkan satu buah piring yang terbagi dalam lima bagian yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, protein, biji-bijian, dan susu. Susu dapat diberikan yang bebas lemak atau rendah lemak. Pilih makanan dengan kadar garam atau natrium yang rendah, dan sebaiknya beri minum air putih dibandingkan minuman mengandung gula sebagai minuman saat makan.


Perlawanan atau penolakan dalam pemberian makanan memang biasa terjadi antara anak dengan balita. Namun orangtua lah yang berperan menentukan apa, kapan, dan di mana memberikan makanan. Peran anak biasanya dalam hal apa dan berapa banyak yang dimakannya. Agar pertumbuhan serta perkembangan anak Anda terpantau dengan baik, maka sebaiknya Anda membawa anak untuk diperiksakan lebih lanjut ke dokter anak terdekat. Kartika (Info Kecantikan)

0 komentar:

Post a Comment