Keliyengan, pusing, lemas, merasa
sekitar berputar-putar hingga mau pingsan merupakan gejala seseorang terkena
penyakit hipotensi atau tekanan darah rendah. Terkadang disertai pula dengan
keluarnya keringat dingin. Tak hanya dengan obat-obatan, terapi tradisional
tererapi pentol korek bisa menyembuhkan penyakit yang satu ini. Seperti Apa?
Rasanya tidak nyaman jika kepala
terasa pusing, keliyengan, lemas, berputar-putar hingga mengeluarkan keringat
dingin. Gejala tersebut biasanya dialami oleh mereka yang menderita hipotensi
atau tekanan darah rendah. Gejala lainnya adalah sering menguap, penglihatan
kurang jelas (kunang-kunang) terutama setelah duduk lama kemudian berjalan,
badan cepat lelah dan mengalami pingsan yang berulang. Jika diperiksa, detak
atau denyut nadi teraba lemah dan tampak pucat, karena tidak maksimumnya suplai
darah ke seluruh jaringan tubuh.
Seseorang dikatakan menderita
hipotensi jika tekanan darahnya bisa mencapai 90/60 mmHg, dari angka normal
berdasarkan aktivitas normal 120/80 mmHg. Seperti halnya hipertensi atau
tekanan darah tinggi, hipotensi juga bisa membahayakan tubuh. Pasalnya ketika
tekanan darah merosot turun, jantung, otak dan bagian tubuh lainnya tidak
mendapatkan cukup darah. Hipotensi terjadi karena adanya perubahan tekanan
darah dari kondisi normal. Penurunan tekanan darah ini pada sebagian orang bisa
menimbulkan masalah. Hipotensi dibedakan menjadi hipotensi ortostatik,
dimediasi neural dan akut.
Hipotensi ortostatik terjadi
karena perubahan posisi tubuh yang tiba-tiba dari berbaring ke berdiri yang
berlangsung selama beberapa detik atau menit, yang banyak dialami orangtua.
Hipotensi dimediasi neural dialami anak-anak hingga dewasa, yang terjadi karena
berdiri terlalu lama. Hipotensi akut terjadi akibat kehilangan darah secara
tiba-tiba (shock).
Ada beberapa penyebab hipotensi
antara lain dehidrasi, efek samping dari obat seperti alkohol, anxiolytic,
diuretik, obat-obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner
dan analgesik. Kejutan emosional seperti shock juga membuat seseorang mengalami
hipotensi Selain pengobatan dokter, untuk mengatasi hipotensi bisa dengan
terapi tradisional. Salah satunya adalah terapi pentol Korek.
Terapi Pentol Korek. Sesuai namanya, terapi ini menggunakan pentol
korek sebagai media penyembuhan. Menurut Atika S. Kurniati, terapis terapi
pentol korek, dengan menggunakan pentol korek dapat mengenai syaraf-syaraf yang
rusak yang menyebabkan timbulnya suatu penyakit. Sebenarnya tidak hanya pentol
korek yang dapat dijadikan media dalam terapi ini. Pensil tumpul dan pulpen
kosong pun bisa digunakan apabila tidak ada pentol Korek.
Terapi ini cukup mudah dilakukan.
Siapkan beberapa pentol korek Sebelum terapi dilakukan, sebaiknya pasien tidak
tegang dan otot-otot dalam keadaan yang kendur. Setelah pasien merasa tenang,
terapi pun dapat dimulai.
Ambil satu pentol korek lalu
arahkan pada beberapa titik syaraf. Untuk tekanan darah rendah totok titik
syaraf pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, telinga, jari-jari tangan,
jari-jari kaki, sisi dalam dan luar kaki, dan tulang belakang. Pada bagian
wajah pertama kali letakkan pentol korek di bagian dahi atas. Dahi
dikategorikan oleh terapis sebagai pusat wajah. Terapis akan menekan pada
bagian dahi selama beberapa menit.
Setelah dahi, dilanjutkan ke
bagian pipi sebelah kanan yang mengenai bagian syaraf bagian ginjal, bagian
hidung atas yang mengenai syaraf bagian jantung, bagian dahi yang dekat dengan
rambut dan bagian dagu. Bagian dagu dikatakan sebagai pusat saraf. Sama seperti
bagian dahi atas, pada bagian ini pun tetap ditekan beberapa menit.
Setelah selesai bagian wajah,
bisa dilanjutkan ke bagian telinga, jari-jari tangan, jari-jari kaki, sisi
dalam dan luar kaki, dan tulang belakang. Totok pada bagian ini berfungsi untuk
melancarkan aliran darah. Apabila saat ditotok ada bagian yang terasa sakit,
maka harus ditambah totokannya pada hitungan kelima. Sebaiknya totok ini
dilakukan dua kali sehari, pada pagi dan sore hari.
Pada beberapa orang setelah
dilakukan totok dengan pentol korek akan timbul kemerahan atau gatal-gatal. Ini
merupakan hal yang wajar dan bersifat sementara. Kemerahan ini hanya akan
timbul selama 15 menit. Pada terapi pertama, biasanya pasien akan kesakitan
seperti digigit semut namun setelah melakukan terapi 1-3 kali sakit itu tidak
akan terasa lagi. Apabila terapi dilakukan dengan benar, air seni akan berwarna
merah atau keruh. Saat buang air besar pun akan keluar seperti lendir tanda
terbuangnya toksin atau virus yang tidak berguna.
Selain dengan totok, untuk
mendapatkan hasil maksimal bisa ditambahkan dengan meminum ramuan khusus. Parut
kunyit lalu peras dan ambil airnya hingga 1/2 cangkir. Setelah itu tambahkan
sebutir kuning telur dan 1 sdm madu murni. Apabila tidak senang dengan aroma
kunyit bisa diganti dengan air bayam. Cara membuatnya, tumbuk bayam lalu peras
dan ambil airnya. Ramuan ini bisa diminum setiap pagi dan sore hari. Pasien
juga dianjurkan makan sate kambing bagian daging dan hatinya untuk menaikkan
tekanan darah Niken Wulandari. (Info Kecantikan)