Pemanis buatan
(aspartame) yang banyak terdapat dalam makanan dan minuman instan jika
dikonsumsi secara terus-menerus bisa menyebabkan berbagai penyakit. Migrain,
kejang otot, kegemukan, depresi, kebutaan, jantung berdebar hingga pengerasan
otak dan sumsum tulang belakang adalah penyakit yang di picu aspartame.
Bagaimana mengatasinya?
Aspartame merupakan
pemanis buatan rendah kalori yang memiliki rasa manis 400 kali lipat dari gula
biasa. Aspartame banyak digunakan sebagai pengganti gula untuk industri makanan
dan minuman.
Menurut dr Samuel
Oetoro, M.S.SpGK dari rumah sakit MRCCC Siloam Semanggi, aspartame masih aman
jika dikonsumsi dengan takaran yang tepat. Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) mengizinkan penggunaan aspartame 40 mg/kg berat badan. “Jika digunakan
sesuai aturan, dan hanya mengonsumsi makanan dan minuman sekali-sekali
mengandung aspartame masih bisa ditoleransi," jelasnya.
Makanan dan
Minuman.
Industri makanan
dan minuman adalah produsen yang banyak
menggunakan aspartame. Selain harganya yang lebih murah dari gula pasir tingkat
kemanisan tinggi membuatnya efisien. Beberapa produk minuman ringan (soft
drink), minuman penambah energi, minuman serbuk sachet, jelly drink, minuman elektrolit, agar- agar, cookies, dan
berbagai makanan kemasan, sering menggunakan pemanis buatan ini.
Masih menurut dr.
Samuel, konsumsi makanan dan minuman yang mengandung aspartame secara terus
menerus dan dalam jumlah banyak berpotensi menyebabkan berbagai penyakit, mulai
dari migren, kejang otot, kegemukan, depresi, kebutaan, jantung berdebar hingga
pengerasan otak dan sumsum tulang belakang. ”Saya sarankan jika ingin sehat hindari
makanan atau minuman yang mengandung gula atau pemanis buatan. Lebih baik
diganti dengan buah-buahan saja,” ujar dr. Samuel.
Di tempat terpisah,
dr. Asep Saipul Rohmat dari RSPP, Jakarta Selatan mengatakan, jika mengkonsumsi
makanan dan minuman yang mengandung aspartame dalam jumlah banyak dan secara
rutin juga bisa mengganggu metabolisme, dan proses regenerasi, termasuk di
dalamnya pengerasan otak dan sumsum tulang belakang (lupus). Namun biasanya
penyakit kronis tersebut tidak datang dengan sendirinya melainkan penyakit yang
di picu oleh penyakit yang sudah ada sebelumnya. Misal saja adanya riwayat
diabetes yang kemudian terjadi komplikasi seperti kerusakan syaraf yang
memengaruhi syaraf di tengkorak yang berujung pengerasan otak atau sumsum
tulang belakang.
Berdasarkan hasil
riset, aspartame juga bisa menyebabkan penyakit kanker yang telah diuji pada
tikus-tikus jantan yang diberikan aspartame dosis tinggi. dr. Asep mengatakan
makanan dan minuman yang mengandung aspartame yang banyak ditemukan pada
jajanan anak-anak sekolah, jika dikonsumsi secara terus menerus bisa
menyebabkan kerja ginjal lebih keras juga bisa menimbulkan gangguan liver atau
hati.
Antisipasi.
Penyakit- penyakit kronis yang bisa disebabkan oleh aspartame memang tidak
berdampak instan. Biasanya perlu waktu 10 20 tahun ke depan (akumulasi) baru
terasa dampaknya. Meski demikian, sedini mungkin kurangi konsumsi makanan dan
minuman kemasan yang bisa dilihat pada kemasannya mengandung kadar
aspartame.
0 komentar:
Post a Comment