Memberikan yang
terbaik bagi anak merupakan perlakuan umum setiap orang tua terhadap sang buah
hati. Seperti seorang ibu yang sudah memberikan ASI namun tetap ditambahkan
lagi dengan susu formula atau susu sapi untuk sang anak. Namun jika anak alergi
terhadap susu sapi, apa saja yang dapat terjadi pada kesehatan anak?
Memberikan susu
formula yang merupakan produk turunan dari susu sapi biasa jadi pilihan
orangtua untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Terlebih bagi ibu rumah tangga yang juga berkarier di luar rumah. Namun tidak semua anak cocok dengan susu sapi lho, bahkan ada sebagian bayi yang alergi terhadap susu sapi.
Terlebih bagi ibu rumah tangga yang juga berkarier di luar rumah. Namun tidak semua anak cocok dengan susu sapi lho, bahkan ada sebagian bayi yang alergi terhadap susu sapi.
Hal tersebut,
dibenarkan dr. Maya Surjadjaja DCS MS Sp.GK, dokter spesialis nutrisi dari RSAL
dr Mintohardjo Jakarta. Menurutnya kandungan alpha S1 Cafein dalam susu sapi
untuk beberapa bayi bisa mengakibatkan terjadinya alergi. Hal senada juga
dikatakan dr. Fajar Subroto Sp.A, dokter spesialis anak dari RS. Harapan Kita
bahwa ada protein susu sapi yang memiliki molekul yang besar dan sulit terurai
sehingga dapat menciptakan alergi pada bayi. Alergi susu sapi bisa terjadi
sejak bayi berusia satu bulan. “Biasanya sebagian ibu sudah memberikan bayi
susu sapi. Nah jika bayi tidak bisa mencerna protein susu dengan baik bisa
sebabkan alergi,” tutur dr. Fajar.
Dua Jenis
Alergi.
Alergi susu sapi
pada bayi bisa menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Alergi pun bisa menyerang
bayi yang baru lahir. Ada dua jenis alergi yang bisa menyerang bayi, yakni
alergi yang memiliki reaksi langsung Setelah minum susu seperti kulit memerah,
dan bengkak yang juga disebut sebagai alergi ringan. Kedua, alergi yang
dampaknya tidak langsung melainkan setelah rutin minum susu beberapa bulan.
Reaksinya ditandai bayi sering buang air berat badan tidak naik hingga bisa
menyebabkan gangguan pernafasan seperti sesak nafas atau anaphylactic shock.
Menurut dr. Fajar,
alergi ringan bisa menyebabkan bentol-bentol merah di sekitar mulut, dan pipi.
Setelah itu biasanya menjalar ke sekitar leher yang disebut dermatitis alergi.
Alergi yang terjadi dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan anak
batuk-batuk dan banyak lendir yang berlangsung lama. Dampak dari alergi ringan
dapat hilang sendiri dan membutuhkan waktu
sekitar dua minggu untuk proses penyembuhan. “Ya kalau yang berat paling di kasih salep dari dokter” ujar dr. Fajar Sp.A.
Diingatkan dr Maya
untuk menghentikan pemberian susu sapi dan membawa bayi ke dokter untuk melakukan tes alergi seperti
tes darah dan kulit untuk mengetahui bahwa memang benar anak mengalami alergi.
Selain itu ada pula metode food diary yaitu mencatat apa saja yang dimakan anak
dan apa reaksi dari makanan tersebut pada tubuh anak.
Cara Mengatasi.
Guna mengatasi
alergi susu pada bayi dr. Fajar menyarankan agar para ibu memberikan bayi ASI
eksklusif dan mengurangi pemberian susu sapi (susu formula). Jika pun terpaksa
memberikan susu formula, berikan susu yang hypoallergenic sehingga tidak
menimbulkan alergi karena kandungan proteinnya sudah dipecah-pecah (hidrolicap)
sehingga mudah dicerna dan diserap tubuh bayi.
Menurut dr. Maya
selain memberikan ASI eksklusif, ibu yang menyusui untuk sementara tidak
mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung protein sapi. Orangtua juga
bisa memberikan anak susu formula dihidrolisa yakni susu yang dengan protein
yang dipecah-pecah seperti asam amino, sehingga mudah diserap pencernaan bayi.
“Bisa juga diberikan susu soya sebagai pengganti susu sapi, dan ada juga di
beberapa negara yang menggantikan susu sapi dengan susu domba atau kambing,”
tutur dr. Maya.
Bagi Anda yang
memiliki anak yang alergi terhadap susu sapi, jangan khawatir bukan berarti
anak Anda selamanya tak bisa mengonsumsi produk yang mengandung protein sapi.
Menurut dr. Fajar alergi susu sapi pada bayi bisa sembuh dengan sendirinya
setelah anak berusia satu tahun di mana anak sudah mulai kuat menerima makanan
berupa protein susu sapi. “Biasanya kalau sudah satu tahun cukup kuat dan
kira-kira 10% yang masih alergi,” ungkapnya.
0 komentar:
Post a Comment