Kehamilan bisa memicu calon ibu tidur mendengkur. Naiknya kadar
estrogen dan hormon lain, juga bertambahnya berat badan, berpotensi membuat
jaringan di saluran napas bengkak sehingga muncul “suara gergaji” itu. Dengkuran
bisa juga berkaitan dengan gangguan serius.
Perempuan yang mulai mendengkur ketika hamil sangat berisiko mengalami
hipertensi dan praeklamsia.
Itulah hasil penelitian di University of Michigan, AS, seperti disiarkan ScienceDaily Online, pekan lalu. Louise O”Brien, Ph.D, asosiat profesor di Pusat Gangguan Tidur University of Michigan, dalam laporan penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menyatakan, penelitian itu menunjukkan bahwa mendengkur saat hamil terkait erat dengan praeklamsia serta hipertensi gestasional. "Kami menemukan bahwa sering mendengkur berperan besar dalam masalah tekanan darah tinggi, bahkan setelah kami menghitung faktor-faktor risiko lainnya," ujar O'Brien. "Kami juga tahu," lanjutnya, "bahwa hipertensi selama kehamilan, khususnya praeklamsia, berkaitan dengan lahirnya bayi yang kecil, risiko tinggi mengalami kelahiran prematur, atau bayi harus mendapat
Itulah hasil penelitian di University of Michigan, AS, seperti disiarkan ScienceDaily Online, pekan lalu. Louise O”Brien, Ph.D, asosiat profesor di Pusat Gangguan Tidur University of Michigan, dalam laporan penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menyatakan, penelitian itu menunjukkan bahwa mendengkur saat hamil terkait erat dengan praeklamsia serta hipertensi gestasional. "Kami menemukan bahwa sering mendengkur berperan besar dalam masalah tekanan darah tinggi, bahkan setelah kami menghitung faktor-faktor risiko lainnya," ujar O'Brien. "Kami juga tahu," lanjutnya, "bahwa hipertensi selama kehamilan, khususnya praeklamsia, berkaitan dengan lahirnya bayi yang kecil, risiko tinggi mengalami kelahiran prematur, atau bayi harus mendapat
perawatan intensif di rumah sakit." Studi yang dipercaya sebagai
yang terbesar di bidang tersebut menjangkau responden lebih dari 1.700 perempuan.
Ini merupakan Studi yang pertama menunjukkan kaitan antara mendengkur dan
risiko masalah kardiovaskular pada ibu hamil. Ibu dan bayi lebih sehat Kebiasaan mendengkur 3-4 malam dalam
seminggu didefinisikan sebagai gejala gangguan henti napas atau OSA
(obstructive sleep apnea). Sekitar 25 perempuan mulai sering mendengkur di saat
hamil dan mereka ini berisiko dua kali lipat untuk terkena hipertensi daripada
ibu hamil yang tidak mengorok.
O’Brien menyatakan, lebih dari 19 persen gangguan hipertensi selama
hamil bisa diringankan melalui penanganan yang biasa dilakukan untuk mengatasi
OSA. Ibu hamil yang mendengkur juga bisa ditangani dengan CPAP (continuous
positive airway pressure) atau tekanan saluran udara positif kontinyu. Ini
melibatkan mesin yang digunakan selama tidur untuk menjaga saluran napas tetap
terbuka. Menggunakan CPAP mungkin bisa menurunkan hipertensi pada ibu hamil.
O’Brien sudah melakukan studi untuk menguji hipotesis ini. "Hipertensi
kehamilan secara global menjadi penyebab utama kematian ibu dan anak, dan perlu
biaya miliaran dolar setiap tahun untuk
mengobatinya," katanya. Dengan menanyakan kebiasaan mendengkur pada ibu
hamil saat pemeriksaan oleh dokter, apalagi jika ibu sudah terkena hipertensi,
akan lebih mudah mendeteksi risiko OSA lalu menanganinya secara tepat. Jika ini
dilakukan akan berpeluang lebih besar menyehatkan ibu dan bayinya.
Tips Untuk mencegah dengkuran:
* Posisi tidur miring dan kepala lebih tinggi dari tubuh.
* Hindari penambahan berat badan yang berlebihan.
* Hindari konsumsi kafein.
Sumber: Tabloid Gaya Hidup Sehat
0 komentar:
Post a Comment