Wednesday, October 31, 2012

Vasektomi Tak Pengaruhi Kenikmatan Seksual Pasutri


Vasektomi atau sterilisasi pada pria bisa dijadikan sebagai salah satu solusi untuk mencegah kehamilan. Namun hingga saat ini masih timbul kekhawatiran bahwa vasektomi akan mengurangi kenikmatan seksual pasangan suami istri. Anggapan tersebut salah karena secara psikologi pria yang telah melakukan vasektomi akan lebih garang di ranjang tanpa khawatir sang istri akan hamil. Benarkah?


Sebagai Salah satu metode kontrasepsi yang aman untuk mencegah kehamilan, vasektomi atau sterilisasi pada pria tergolong jarang dilirik oleh pasangan suami istri (pasutri), tak terkecuali di Indonesia. Bayangkan, di seluruh dunia saja baru enam persen pria menikah yang menggunakan metode kontrasepsi satu ini. Di Indonesia sendiri, baru 0,5 persen pria menikah yang menggunakan metode vasektomi.

Bukannya tanpa alasan, keyakinan akan mitos yang mengatakan jika metode vasektomi akan mengurangi kemampuan seksual suami serta mengurangi kenikmatan bercinta membuat pasutri enggan menjalani metode kontrasepsi ini. Seperti yang dialami oleh pasangan suami isteri Jaka dan Santi. Setelah memiliki seorang putra yang kini berusia dua tahun, pasangan yang merasa cukup memiliki seorang buah hati ini memilih berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan langganan mereka.

Setelah menimbang-nimbang akhirnya pasutri yang telah menikah selama lima tahun ini memutuskan untuk menggunakan metode kontrasepsi suntik KB. Setelah menjalani metode suntik KB ini selama setahun penuh, ternyata metode ini tidak cocok bagi Santi. Selain membuat tubuhnya lebih gemuk, pil KB juga menghadirkan efek samping seperti vlek hitam di kulit wajahnya. Karena tidak cocok, pasangan ini kembali berkonsultasi dengan sang dokter. 

Dari konsultasi ini sang dokter menyarankan suami Santi, Jaka untuk mencoba metode KB vasektomi. Berhubung sering mendengar selentingan negaiif jika metode vasektomi bisa mengurangi kemampuan seksual seorang suami serta mengurangi kenikmatan seksual pasutri kala bercinta. Karena sangat yakin dengan mitos negatif ini, Joko dan Santi pun urung mengikuti saran sang doklter.

Vasektomi. 
Apa yang dialami oleh pasangan Jaka dan Santi bisa dialami oleh pasangan suami istri mana pun, Faktanya menurut dr, Rangga A. Prasetyo, SpU, dokter spesialis urologi, vasektoml merupakan salah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan menyumbat atau memotong saluran spermatozoa atau saluran benih Mr P tanpa mengenai saraf reproduksi. Berhubung tidak mengenai saraf reproduksi otomatis metode ini tidak akan mengurangi kemampuan seksual seorang pria Kala bercinta sehingga metode ini pun tidak akan mengurangi kenikmatan bercinta pasangan suami istri.

Bahkan, pria yang habis menjalani vasektomi biasanya akan berubah menjadi lebih ganas diatas ranjang. Menurut dr. Hermawan L, M. Kes, SpAnd, dokter spesialis kemandulan dan seksualitas pria, sebenarnya tidak ada hubungannya dengan perubahan fisik tertentu yang menyebabkan ia jadi lebih ganas, namun lebih karena masalah psikologis sang suami yang merasa dirinya akan lebih leluasa berhubungan intim dengan isterinya. Prinsipnya, seberapa sering pun dia bercinta, dirinya tidak mungkin lagi menghamili sang istri. Tentu saja hal ini akan membuatnya semakin garang di atas ranjang.

Lima Tahun Setelah Anak Terakhir.
Tak hanya enggan karena kepercayaan pada mitos salah saja, ada kalanya keengganan untuk melakukan vasektomi ini , disebabkan karena alasan ego suami, rasa takut akan dibedah ataupun ketakutan para istri terhadap kemungkinan terjadinya perselingkuhan. Pasalnya, dengan menjalani vasektomi pihak suami akan lebih enteng untuk berselingkuh, lantaran yakin tidak  akan bisa menghamili. Meskipun demikian, faktanya metode satu ini merupakan salah satu metode yang paling tepat bagi suami yang istrinya tidak cocok menggunakan metode KB apapun.

Prinsipnya, sebelum menjalani metode satu ini, pihak suami haruslah mendapat persetujuan dari istrinya. Selain itu, karena alasan keamanan sebaiknya metode ini dilakukan setelah anak bungsu berusia lima tahun. Hal ini dilakukan karena anak usia lima tahun ke bawah sangat rentan mengalami gangguan kesehatan.
Setelah mantap menjalani vasektomi, dokter akan membius lokal Anda dengan suntikan pada kulit sebelah pinggir kantong buah zakar setelah meraba lokasi pipa sel benihnya. Bagian ini lalu dibedah beberapa sentimeter untuk menemukan sang pipa. Pipa lalu ditarik keluar dan dipotong. Kemudian masing-masing ujung pipanya diikat, lalu dimasukkan kembali ke dalam kantong zakar. Bekas Iuka pembedahan dijahit dan proses vasektomi selesai selama sekitar 20 menit untuk kedua sisi buah zakar.

Teknik yang lebih baru dilakukan dengan cara pembakaran (kauterisasi) pada pipa sel benih. Tidak perlu membelek terlebih dulu (no scalpal vasectomy), melainkan dengan menggunakan jarum khusus yang langsung menembus kulit kantong buah zakar pada lokasi pipa sel benih berada. Setelah pipanya ditemukan, barulah dilakukan pembakaran. Hal ini tentu saja bisa membuat pipa penyalur sel benih (sperma) Anda menjadi buntu.

Pakai Kondom. Setelah menjalani vasektomi, Anda dan pasangan tetap bisa melakukan hubungan intim. Hanya saja untuk memastikan pipa saluran benih yang dipotong tersebut tidak lagi mengeluarkan sperma, setelah menjalani vasektomi Anda dianjurkan untuk menggunakan kondom selama 10 kali hubungan intim. Pasalnya, ada kemungkinan pipa sel benih yang dipotong tersebut masih mengandung sel benih yang hidup. Selain rutin menggunakan kondom selama 10 Kali Anda pun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan cairan air mani (sperma). Prinsipnya, selama air mani yang diperiksa tersebut masih mengandung sel benih yang hidup, selama itu pula seorang pria yang baru saja menjalani operasi vasektomi belum dinyatakan steril atau tidak subur. Rata-rata pipa saluran benih ini baru kelihat- an bersih Setelah delapan minggu menjalani vasektomi. Artinya, air mani sudah tidak berisi sel benih hidup lagi. Pada status steril begini seorang lelaki sudah tidak mungkin menghamili lagi. (IK)

0 komentar:

Post a Comment