Vasektomi atau
sterilisasi pada pria bisa dijadikan sebagai salah satu solusi untuk mencegah
kehamilan. Namun hingga saat ini masih timbul kekhawatiran bahwa vasektomi akan
mengurangi kenikmatan seksual pasangan suami istri. Anggapan tersebut salah
karena secara psikologi pria yang telah melakukan vasektomi akan lebih garang
di ranjang tanpa khawatir sang istri akan hamil. Benarkah?
Sebagai Salah satu
metode kontrasepsi yang aman untuk mencegah kehamilan, vasektomi atau
sterilisasi pada pria tergolong jarang dilirik oleh pasangan suami istri
(pasutri), tak terkecuali di Indonesia. Bayangkan, di seluruh dunia saja baru
enam persen pria menikah yang menggunakan metode kontrasepsi satu ini. Di
Indonesia sendiri, baru 0,5 persen pria menikah yang menggunakan metode
vasektomi.
Bukannya tanpa
alasan, keyakinan akan mitos yang mengatakan jika metode vasektomi akan
mengurangi kemampuan seksual suami serta mengurangi kenikmatan bercinta membuat
pasutri enggan menjalani metode kontrasepsi ini. Seperti yang dialami oleh
pasangan suami isteri Jaka dan Santi. Setelah memiliki seorang putra yang kini
berusia dua tahun, pasangan yang merasa cukup memiliki seorang buah hati ini
memilih berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan langganan
mereka.
Setelah
menimbang-nimbang akhirnya pasutri yang telah menikah selama lima tahun ini
memutuskan untuk menggunakan metode kontrasepsi suntik KB. Setelah menjalani
metode suntik KB ini selama setahun penuh, ternyata metode ini tidak cocok bagi
Santi. Selain membuat tubuhnya lebih gemuk, pil KB juga menghadirkan efek
samping seperti vlek hitam di kulit wajahnya. Karena tidak cocok, pasangan ini
kembali berkonsultasi dengan sang dokter.
Dari konsultasi ini
sang dokter menyarankan suami Santi, Jaka untuk mencoba metode KB vasektomi.
Berhubung sering mendengar selentingan negaiif jika metode vasektomi bisa
mengurangi kemampuan seksual seorang suami serta mengurangi kenikmatan seksual
pasutri kala bercinta. Karena sangat yakin dengan mitos negatif ini, Joko dan
Santi pun urung mengikuti saran sang doklter.
Vasektomi.
Apa yang
dialami oleh pasangan Jaka dan Santi bisa dialami oleh pasangan suami istri
mana pun, Faktanya menurut dr, Rangga A. Prasetyo, SpU, dokter spesialis
urologi, vasektoml merupakan salah satu metode kontrasepsi yang dilakukan
dengan menyumbat atau memotong saluran spermatozoa atau saluran benih Mr P
tanpa mengenai saraf reproduksi. Berhubung tidak mengenai saraf reproduksi
otomatis metode ini tidak akan mengurangi kemampuan seksual seorang pria Kala
bercinta sehingga metode ini pun tidak akan mengurangi kenikmatan bercinta
pasangan suami istri.
Bahkan, pria yang
habis menjalani vasektomi biasanya akan berubah menjadi lebih ganas diatas
ranjang. Menurut dr. Hermawan L, M. Kes, SpAnd, dokter spesialis kemandulan dan
seksualitas pria, sebenarnya tidak ada hubungannya dengan perubahan fisik
tertentu yang menyebabkan ia jadi lebih ganas, namun lebih karena masalah
psikologis sang suami yang merasa dirinya akan lebih leluasa berhubungan intim
dengan isterinya. Prinsipnya, seberapa sering pun dia bercinta, dirinya tidak
mungkin lagi menghamili sang istri. Tentu saja hal ini akan membuatnya semakin
garang di atas ranjang.
Lima Tahun Setelah
Anak Terakhir.
Tak hanya enggan
karena kepercayaan pada mitos salah saja, ada kalanya keengganan untuk
melakukan vasektomi ini , disebabkan karena alasan ego suami, rasa takut akan
dibedah ataupun ketakutan para istri terhadap kemungkinan terjadinya
perselingkuhan. Pasalnya, dengan menjalani vasektomi pihak suami akan lebih
enteng untuk berselingkuh, lantaran yakin tidak akan bisa menghamili. Meskipun demikian,
faktanya metode satu ini merupakan salah satu metode yang paling tepat bagi
suami yang istrinya tidak cocok menggunakan metode KB apapun.
Prinsipnya, sebelum
menjalani metode satu ini, pihak suami haruslah mendapat persetujuan dari
istrinya. Selain itu, karena alasan keamanan sebaiknya metode ini dilakukan
setelah anak bungsu berusia lima tahun. Hal ini dilakukan karena anak usia lima
tahun ke bawah sangat rentan mengalami gangguan kesehatan.
Setelah mantap
menjalani vasektomi, dokter akan membius lokal Anda dengan suntikan pada kulit
sebelah pinggir kantong buah zakar setelah meraba lokasi pipa sel benihnya.
Bagian ini lalu dibedah beberapa sentimeter untuk menemukan sang pipa. Pipa
lalu ditarik keluar dan dipotong. Kemudian masing-masing ujung pipanya diikat,
lalu dimasukkan kembali ke dalam kantong zakar. Bekas Iuka pembedahan dijahit
dan proses vasektomi selesai selama sekitar 20 menit untuk kedua sisi buah
zakar.
Teknik yang lebih
baru dilakukan dengan cara pembakaran (kauterisasi) pada pipa sel benih. Tidak
perlu membelek terlebih dulu (no scalpal vasectomy), melainkan dengan
menggunakan jarum khusus yang langsung menembus kulit kantong buah zakar pada
lokasi pipa sel benih berada. Setelah pipanya ditemukan, barulah dilakukan
pembakaran. Hal ini tentu saja bisa membuat pipa penyalur sel benih (sperma)
Anda menjadi buntu.
Pakai Kondom.
Setelah menjalani vasektomi, Anda dan pasangan tetap bisa melakukan hubungan
intim. Hanya saja untuk memastikan pipa saluran benih yang dipotong tersebut
tidak lagi mengeluarkan sperma, setelah menjalani vasektomi Anda dianjurkan
untuk menggunakan kondom selama 10 kali hubungan intim. Pasalnya, ada
kemungkinan pipa sel benih yang dipotong tersebut masih mengandung sel benih
yang hidup. Selain rutin menggunakan kondom selama 10 Kali Anda pun dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan cairan air mani (sperma). Prinsipnya, selama air
mani yang diperiksa tersebut masih mengandung sel benih yang hidup, selama itu
pula seorang pria yang baru saja menjalani operasi vasektomi belum dinyatakan
steril atau tidak subur. Rata-rata pipa saluran benih ini baru kelihat- an
bersih Setelah delapan minggu menjalani vasektomi. Artinya, air mani sudah
tidak berisi sel benih hidup lagi. Pada status steril begini seorang lelaki
sudah tidak mungkin menghamili lagi. (IK)
0 komentar:
Post a Comment