Kanker payudara adalah jaringan yang tumbuh tak terkendali di
payudara. Sel-sel agresif itu juga bisa jalan-jalan ke bagian lain tubuh.
Namun, tak Semua benjolan jaringan di payudara sifatnya ganas. Untuk mengetahui
apakah sebuah jaringan bersifat kanker atau tidak, perlu pemeriksaan biopsi
kanker belum tentu menyebabkan kematian bila di deteksi dini.
Tubuh terdiri atas triliunan sel-sel hidup. Sel yang normal tumbuh
membelah diri dan mati dengan teratur. Dalam tahap kehidupan awal manusia,
sel-sel normal membelah diri lebih cepat untuk pertumbuhannya. Namun, setelah
manusia dewasa, sebagian sel membelah diri hanya untuk menggantikan sel yang
rusak atau mati. Kanker terjadi ketika sel-sel di bagian tubuh tertentu mulai
membelah diri dan tak terkontrol. Pertumbuhan sel kanker berbeda dengan
pertumbuhan sel normal. Bukannya mati, sel kanker terus berkembang dan
membentuk benjolan Sel-sel kanker.
Biopsi Diikuti
Operasi
Sel-sel agresif tersebut tumbuh dan menyerang jaringan lain, sesuatu yang tak bisa dilakukan
sel normal. Sel yang tumbuh tak terkontrol dan menyerang jaringan lain
menjadikan sel tersebut sel kanker.
Kanker payudara
adalah kanker yang bermula di sel-sel payudara. Umumnya kanker payudara ditemukan pada wanita. Meski begitu, pria juga bisa mengalami kanker payudara.
Tidak semua
benjolan di payudara sifatnya ganas.Tumor payudara jinak merupakan pertumbuhan tak normal yang tidak menyebar ke bagian lain tubuh. Tumor jinak itu tidak
menyebabkan kematian. Kendati demikian, benjolan payudara jinak bisa meningkatkan risiko seorang perempuan terkena kanker payudara.
Untuk membedakan
benjolan payudara itu ganas atau tidak, perlu pemeriksaan biopsi dari dokter.
Tumor ganaslah yang harus diwaspadai ketika berhasil ditemukan lewat biopsi.
"Kadang biopsi
langsung diikuti oleh operasi kalau diketahui banyak jaringan tersebut memang
positif kanker ujar Dr. See Ti Hui, konsultan senior onkologi medis dari
Parkway Cancer Center Singapura.
Mutasi Positif
Dr. Noorwati
Sutandyo dari Sub bagian Hematologie Onkologi Medik, FKUI/RSUP Cipto Mangunkusumo
Jakarta, membagi risiko kanker payudara menjadi empat, yaitu genetik, hormon,
diet, dan lingkungan. "Pada faktor genetik, ada titik luka DNA yang
diturunkan dari orangtua kepada anaknya," katanya.
Seseorang yang
memiliki keluarga terutama ibu atau saudara perempuan yang pernah terkena
kanker payudara atau indung telur, risikonya lebih tinggi.
Di samping itu,
peluang perempuan atau lelaki kena kanker payudara semakin tinggi jika terbukti
positif ada mutasi gen BRCA1 atau BRCA2
pada pemeriksaan genetik dan darah. Menurut The American Cancer Society (ACS),
mereka yang terbukti positif ada mutasi genetik memiliki peluang 80 persen kena
kanker payudara.
”Risiko akan lebih
tinggi lagi ketika kanker payudara dialami anggota keluarga langsung seperti
ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan. Apalagi jika kanker tersebut menyerang saat mereka berusia di bawah 50 tahun,"ungkap Dr. Noorwati.
Tingkat harapan
hidup pasien kanker payudara menjadi semakin tinggi ketika kanker ditemukan
sedini mungkin. Sebisa mungkin kanker ditemukan sebelum mulai menimbulkan gejala-gejala. Buat dokter yang merawat pasien kanker, menemukan kanker sedini
mungkin bisa menyelamatkan nyawa.
Pengobatan kanker
payudara membutuhkan kemoterapi. Kemoterapi dilakukan sebelum operasi sebagai
terapi adjuvant atau tambahan. Kemoterapi ini diperlukan untuk mengecilkan
tumor sebelum operasi
”Dengan demikian,
operasi yang dilakukan jadi operasi kecil, Tumor besar berarti operasi yang
lebih besar. Operasi rekonstruksi payudara pun jadi lebih mahal,' kata Dr. See.
0 komentar:
Post a Comment