Jangan Telat Menabung Kalsium |
Pembangunan tulang
terjadi sejak kita lahir hingga dewasa sehingga tercapai masa tulang puncak di
usia awal 2O-an atau bisa sampai usia 30.
Saat usia kita menua, beberapa sel tulang akan mulai mengalami perusakan, tetapi di dalam tubuh yang sehat bakal tumbuh tulang baru untuk menggantikannya, atau disebut remodeling.
Saat usia kita menua, beberapa sel tulang akan mulai mengalami perusakan, tetapi di dalam tubuh yang sehat bakal tumbuh tulang baru untuk menggantikannya, atau disebut remodeling.
Di usia lebih dari
50 tahun, ketika produksi hormon perempuan (estrogen) menurun drastis, penyerapan
kalsium menjadi tidak optimal, sementara proses perusakan mineral tulang
berlangsung lebih besar lagi, Ketidakseimbangan itu membuat tulang menipis,
rapuh, dan mudah patah.
ltu sebabnya,
kondisi tulang keropos atau osteoporosis lebih banyak terjadi pada kelompok
usia 50 tahun ke atas. Data IOF (International Osteoporosis Foundation)
memaparkan bahwa 1 dari 3 perempuan dan 1 di antara 5 laki-laki usia 50 tahun
berisiko mengalami osteoporosis. Sementara itu, menurut Puslitbang Gizi Depkes
2005, sebanyak 2 dari 5 orang berisiko terkena osteoporosis.
Waspada Sejak Muda
Fakta tersebut
bukan berarti menempatkan orang muda pada posisi aman. Gaya hidup orang muda di
era modern yang miskin gerak, stres tinggi, kebiasaan mengonsumsi minuman
perkafein dan bersoda, ditampah merokok pula, juga memperbesar kemungkinan
terkena osteoporosis.
Kalaupun konsumsi
kalsium dirasa cukup, berbagai kebiasaan tak sehat itu menyebabkan penyerapan
kalsium tidak optimal. Akibatnya, kepadatan tulang tidak optimal tanpa kita
sadari, karena proses pengeroposan memang tidak menunjukkan gejala. Karena itu,
osteoporosis disebut silent disease.
Menurut National
Osteoporosis Foundation di AS, tindakan diet ketat yang dilakoni banyak
perempuan muda saat ini, gara-gara ingin langsing, juga ikut andil menyebabkan
rendahnya masa tulang puncak. DR. Dr. Fiastuti Witjaksono, Sp.GK, MSc, MS,
dokter spesialis gizi klinis dari Departemen Gizi FKUI juga menyatakan bahwa
orang yang kurus lebih berisiko terkena osteoporosis.
Banyak faktor
risiko terkait gaya hidup tersebut yang sangat bisa dimodifikasi, untuk
melindungi tulang tetap kuat sampai tua.
Membantu Penyerapan
Demi mencegah
osteoporosis, kita dianjurkan mengonsumsi kalsium 1.000-1.200 mg per hari,
vitamin D sekitar 400IU, vitamin K, juga Cukup protein dan tetap menganut pola
makan gizi seimbang. Sumber kalsium yang baik di antaranya susu, keju, yoghurt,
ikan teri, tahu, tempe, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Diingatkan juga
oleh DR. Fiastuti bahwa penyerapan kalsium perlu suasana asam, jadi sebaiknya
dikonsumsi tidak bersama makanan lain. Makanan tinggi oksalat dan fitat
misalnya bayam, bit, cokelat, teh, dan kedelai, bisa menghambat penyerapan
kalsium.
Dalam kondisi ideal
pun hanya 30 persen kalsium yang mampu diserap tubuh, pada setiap asupan. Jika
ada zat penghambat, penyerapan itu bisa lebih kecil lagi.
Sebaliknya, gizi
lain seperti vitamin D justru harus dikonsumsi bersamaan karena membantu
penyerapan kalsium.“ Untuk mendapatkan vitamin D kita bisa berjemur di bawah
sinar matahari sebelum pukul 09.00 atau setelah pukul 15.00. Cukup 5-15 menit,
2-3 kali seminggu," ujarnya.
Vitamin D juga bisa
diperoleh dari susu, keju, telur, margarin, dan ikan. Satu hal lagi yang harus
dilakukan untuk melengkapi upaya menyehatkan tulang, yakni olah raga teratur
seperti jalan tergopoh-gopoh dan angkat beban Tak ingin patah tulang,"kan?
Ayo, menabung kalsium, mulai sekarang.
Sumber: Tabloid Gaya Hidup Sehat
Sumber: Tabloid Gaya Hidup Sehat
0 komentar:
Post a Comment