Tuesday, October 16, 2012

Berat badan Sulit Turun


Anda sudah berusaha mengikuti semua petunjuk program diet. Anda rela untuk tidak ikut kongkow bersama teman-teman, demi pergi ke gym. Anda juga lebih berhati-hati memilih makanan rendah karbohidrat, kalori, dan segala yang rendah lainnya. Namun, berat badan tidak juga turun?.

Pada satu waktu, Anda akhirnya menyerah. Menyalahkan usia yang semakin bertambah, menurunnya kecepatan metabolisme, dan menerima bahwa impian untuk menurunkan berat badan tidak akan terwujud. Bisa jadi masalahnya bukan terletak pada diri Anda.
Mungkin, apa yang Anda lakukan (atau tidak Anda lakukan) membuat Anda mengalami apa yang disebut Weight Loss Resistance.
Ahli gizi dan kebugaran serta penulis buku The Virgin Diet, JJ. Virgin, adalah orang yang pertama kali membuat istilah Weight Loss Resistance. Istilah itu dipakai untuk menggambarkan mereka yang tidak bisa menurunkan berat badan, walau sudah berusaha keras 

Gagal Hilangkan Lemak
Virgin menyebutkan bahwa weight loss resistance adalah kegagalan untuk menghilangkan lemak (bukan berat badan) bahkan ketika semua petunjuk program diet tertentu sudah diikuti. Hilangnya lemak dan  bukan berat badan, patut menjadi perhatian. Sebab, walau angka pada timbangan tetap saja atau bahkan meningkat, bisa saja sebenarnya Anda telah banyak menghilangkan lemak. Sebagai gantinya, Anda menambah otot. Namun, karena timbangan tidak dapat memberitahu apakah berat badan Anda berubah karena lemak berkurang atau otot bertambah, Anda tidak mungkin tahu'kan? Karena itu,tanda paling nyata dari weight loss resistance adalah lemak yang melekat dengan "keras kepala” di sekitar pinggang. Lemak di area itu tidak mau pergi, betapa kerasnya Anda melakukan diet dan olah raga. 

Kondisi lain yang termasuk weight loss resistance adalah:
1. Perut bergas, kembung, kram, dan kelainan pencernaan lainnya, terutama setelah makan.
2. Buang air besar kurang dari satu kali perhari. 
3. Rasa cemas dan /atau stres
4. Energi yang tidak stabil atau rendah sepanjang hari.
5. Ketagihan makan, terutama makanan tinggi karbohidrat
6. Kesulitan membangun atau mempertahankan otot tubuh.

Pesan dari hormon
Apa menyebabkan weight loss resistance? Ada beberapa kondisi, misalnya terlalu banyak kafein dapat meningkatkan produksi hormon stres, kortisol, sehingga menghambat pembakaran lemak. Pil KB dapat menyebabkan resistensi terhadap insulin. Hormon adalah sinyal yang dipakai tubuh untuk memecah atau membangun otot, mempercepat atau memperlambat metabolisme, dan menyimpan atau membakar lemak. Seringkali hormon juga berperan vital dalam weight loss resistance. Dengan kata lain, Anda sudah cermat memperhatikan asupan kalori, minum suplemen yang tepat, dan berolah raga dengan sangat giat, tetapi jika hormon mengirim pesan yang salah, semua usaha Anda akan sia-sia.

Tidur cukup
Waktu tidur kurang dari tujuh jam dalam semalam atau terus terbangun sepanjang malam juga menyebabkan weight loss resistance. Pagi hari Anda akan merasa lesu dan kemudian butuh suntikan kafein. Tidur terlalu sedikit misalnya, dapat menaikkan kadar insulin. Insulin termasuk kategori hormon yang disimpan, biasa menyimpan lemak dengan sangat cermat. Menurut penelitian yang dimuat dalam The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, bahkan orang sehat yang kurang tidur dapat mengalami resistensi terhadap insulin. Selain itu, kurang tidur juga menyebabkan naiknya hormon kortisol sehingga stres meningkat Hormon lapar pun meningkat. Artinya, Anda akan merasa stres dan juga sangat lapar.    

Kesimpulannya.
...hormonlah yang mengatur naik turunnya berat badan, bukan jumlah kalori. Weight Loss Resistance terjadi ketika Anda salah mengirim pesan ke tubuh. Jika Anda mengasup 1.200 kalori diet tinggi karbohidrat, Anda akan mengalami kenaikan kadar insulin dan kortisol, Artinya, Anda memerintahkan tubuh untuk menyimpan lemak. Strategi yang harus dijalani adalah fokus pada mutu makanan, bukan hanya jumlah kalori. Menyantap 500 kalori salmon dan bayam membakar lebih banyak lemak ketimbang mengonsumsi 200 kalori pizza. 

Sumber: Tabloid Gaya Hidup Sehat

0 komentar:

Post a Comment