Monday, November 25, 2013

Eksploitasi Bakat Sejak Dini, Anak Kehilangan Masa Kecil

Anda memiliki anak yang aktif, lincah dan pintar? Ingin mengembangkan bakat yang dimilikinya? Hal itu perlu dilakukan orangtua. Namun, jangan sampai mengembangkan bakat anak hingga mengabaikan masa kecil. Jika Anda ingin mengaktualisasikan kemampuan anak harus sesuai dengan keinginan dan usianya. Jangan sampai keinginan orangtua mengembangkan bakat anak yang berlebihan sehingga cenderung melakukan eksploitasi. Lalu, langkah seperti apa yang harus dilakukan orangtua? 

Tentu sangat menyenangkan sekaligus bangga saat melihat anak kita memiliki kemampuan dan bakat yang istimewa. Apalagi jika anak-anak tersebut terkenal dan bahkan bisa menghasilkan uang dari bakat yang mereka miliki. Namun, orangtua jangan manfaatkan hal ini sebagai wadah untuk membantu perekonomian keluarga. Karena hal ini akan menjurus pada eksploitasi terhadap kemampuan anak.

Ekploitasi Anak? Menurut Edward Andriyanto Soetardhio, M. Psi, psikolog dari Sentra Tumbuh Kembang Anak ‘Kancil’, yang dimaksud dengan eksploitasi yang dilakukan orangtua terhadap anak, apabila anak tidak menikmati masa kecilnya dan penghasilan keluarga bergantung pada penghasilan anak. “Saya setuju bahwa anak tidak seharusnya bekerja, penghasilan keluarga seharusnya bergantung pada orangtua dan bukan anak. Namun jika anak melakukan kegiatan yang ia sukai dan anak memiliki kebebasan untuk melanjutkan atau tidak mengikuti sebuah kegiatan, maka hal tersebut tidak termasuk eksploitasi. Tetapi jika ada unsur paksaan dan anak diwajibkan untuk mengikuti sampai selesai, maka itu termasuk eksploitasi,” ujar Edward.

Sementara itu dijelaskan oleh Kassandra Putranto, M.Psi, psikolog dari Kassandra & Associate, orangtua perlu menyalurkan minat dan mengasah bakat serta potensi anak. Namun, bukan melakukan eksploitasi terhadap kemampuan anak. “Karena proses tumbuh kembang anak merupakan tanggung jawab orangtua. Terutama bagaimana orangtua dapat mempersiapkan anak mereka di kemudian hari, bukan hanya soal sekolah dan pendidikannya, tetapi juga kualitas mental, dan hal-hal yang dapat dilihat sebagai proses pengembangan diri,” papar Kassandra yang sore itu tampil chic dengan mini dress warna cokelat muda.

Ditambahkan Edward yang merupakan dosen dari Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia bahwa meningkatnya acara-acara televisi yang mengeksplor kemampuan anak merupakan sarana yang baik untuk mengembangkan kemampuan anak. Namun, hal ini harus dilakukan atas kemauan anak, bukan karena keinginan orangtua Semata yang menginginkan anak terkenal bahkan merupakan sumber pendapatan. “Fokus atau tidaknya seorang anak dalam mengasah bakatnya sangat‘ tergantung dari orangtua,” tutur Edward.

Peran Orangtua. Bagi Kassandra mengeksplor kemampuan anak merupakan hal yang penting. Namun, tujuan orangtua mengasah kemampuan anak dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri, bukan untuk eksploitasi demi kepentingan orangtua. “Ketika ada eksploitasi yang dilakukan orangtua, anak yang harusnya sekolah jadi tidak sekolah, anak yang sudah waktunya makan jadi harus ditunda karena dia harus bekerja, ada lagi ketika mood anak sedang tidak bagus, harus dipaksa bekerja. Padahal di masa kecil ini merupakan proses tumbuh kembang di mana anak-anak membutuhkan main, belajar sedih, dan kecewa itu sudah jadi bagian dari kehidupannya,” tambah wanita berambut panjang ini.

Masih menurut Kassandra agar orangtua tidak disebut mengeksploitasi anak, maka harus mengerti batasan-batasan yang cepat dalam mengembangkan bakat yang dimiliki si buah hati. “Mengikuti acara-acara seperti Little Miss Indonesia atau pun Idola Cilik pada dasarnya saya setuju, namun harus dalam porsi yang pas. Selama tetap menghargai batasan-batasan yang ada seperti batasan sosial dalam arti anak jangan sampai tidak memiliki waktu untuk bermain bersama temannya. Ada lagi batasan moral seperti anak jangan disuruh bernyanyi lagu-lagu percintaan orang dewasa, bergaya seperti wanita dewasa umumnya, itu jangan dilakukan. Dan yang terakhir batasan hukum. Kita harus berpatokan pada hak-hak perlindungan anak yang harus kita tegakkan," ucapnya menjelaskan.

Kassandra menegaskan, yang harus ditentang adalah unsur-unsur pemaksaan, unsur-unsur eksploitasi. Di sini orangtua harus pintar memilih ajang apa yang baik untuk sang anak. Selama ajang tersebut tetap memerhatikan perkembangan anak, proses evolusinya, dan persaingannya sehat, maka anak boleh mengikuti ajang tersebut. Namun, jika hanya untuk ajang orangtua mencari uang, itu kurang bijaksana. Karena bagaimanapun bukan tugas anak untuk melakukan itu. “Apalagi akan sangat melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak adalah ketika anak memiliki penghasilan dan penghasilannya digunakan untuk keluarga. Jika memang anak itu mendapatkan uang, itu murni untuk mereka,” tambahnya panjang lebar.

Dijelaskan oleh Edward, ada dampak negatif yang perlu diperhatikan orangtua jika anak didorong untuk mengikuti ajang-ajang pencarian bakat di televisi. Misalnya anak kehilangan waktu bermain dengan teman sepermainannya atau bahkan waktu belajar tersita, hingga anak terkontaminasi dengan hal-hal negatif dari orang dewasa seperti kata makian. Hal ini bisa membuat anak-anak kehilangan masa kecil yang seharusnya dinikmati dengan penuh keceriaan.

Ditambahkan Kassandra, anak yang telah dieksploitasi sejak kecil bisa membuat mereka dewasa sebelum usianya. “Bahkan yang paling buruk, mereka bisa menggunakan narkoba ketika beranjak remaja. Ini karena sejak kecil telah bergaul dengan orang-orang dewasa sehingga lebih mudah terpengaruh hal-hal yang buruk,” tandas Kassandra.


Karena itu, sangat penting bagi orangtua memfilter informasi yang diterima oleh anaknya atau menjelaskan hal-hal yang terjadi di sekeliling anak, mana yang baik dan mana yang buruk. Para orangtua harus memerhatikan proses tumbuh kembang anak, seperti melakukan sesuatu sesuai dengan usia anak dan bukan sesuai tuntutan lingkungan. “Lakukan apa yang anak sukai dan bukan orangtua sukai, lakukan apa yang anak bisa dan bukan apa yang anak seharusnya bisa,” tutup Edward. Leonina (Femme)

0 komentar:

Post a Comment