Jeruk Bali, buah yang rasanya asam, manis dan segar ini ternyata memiliki manfaat untuk menurunkan berat badan. Jeruk Bali memiliki kemampuan untuk mengikat insulin sehingga berat badan tidak mudah naik. Benarkah?
Tubuh langsing adalah dambaan setiap wanita. Tak heran, banyak wanita yang melakukan berbagai cara, termasuk diet ketat mengurangi karbohidrat dan glukosa demi mendapatkan tubuh yang ideal dan langsing. Salah satu makanan yang dikatakan dapat membantu menurunkan berat badan adalah Jeruk Bali. Salah satu buah yang direkomendasikan Kementerian Pertanian ini memiliki keunggulan mampu beradaptasi dengan tanah yang kering dan relatif tahan terhadap penyakit CVPD yang merupakan penyakit utama tanaman jeruk.
Rasa Jeruk Bali yang asam, manis, segar dan sedikit pahit membuat banyak orang tidak menyadari besarnya manfaat di balik itu. Buah dengan nama latin Citrus maxima dan banyak tumbuh di Kabupaten Magetan dan Madiun ini memiliki keunggulan yang dapat membantu menurunkan berat badan.
Kandungan. Menurut Erwin Eka FP. herbalis, Jeruk Bali mengandung banyak sekali vitamin C. Dalam setiap 100 gram Jeruk Bali terdapat 43 mg vitamin C yang sangat baik untuk tubuh. Tak hanya itu, kandungan antioksidan dalam Jeruk Bali juga menjadi salah satu alasan mengapa buah yang memiliki nama dari salah satu kota di Indonesia ini wajib untuk dikonsumsi.
Selain vitamin C dan antioksidan, di dalam 100 gram Jeruk Bali juga terdapat 0,6 gram protein, 12,4 gram karbohidrat, 0,2 gram lemak, 23 mg kalsium, 27 mg fosfor, dan 1 mg zat besi. Tak hanya itu, berdasarkan informasi gizi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kandungan vitamin A dalam Jeruk Bali sebanyak 20 IU, 0,04 mg vitamin B1, 43 mg vitamin C. Dengan kandungan yang melimpah, maka tak heran Jeruk Bali sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari.
Jeruk Bali memiliki beberapa manfaat baik bagi tubuh seperti melancarkan pencernaan, antikanker, mampu mengatur tekanan darah, dan menurunkan berat badan. Dalam Jeruk Bali terdapat serat penting yang disebut dengan pectin. Kandungan pectin ini mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama, sehingga bila seseorang mengonsumsi Jeruk Bali maka tidak akan cepat lapar hingga waktu makan berikutnya. Dengan adanya kandungan serat pectin tersebut, proses penurunan berat badan mampu diatasi sehingga berat badan tidak mudah naik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dr. Ken Fujioka pada tahun 2006 dan dipublikasikan dalam J. Med Food, menunjukkan bahwa seseorang yang mengonsumsi Jeruk Bali tiga kali sehari sebelum makan mampu menurunkan berat badan sekitar 1,1-1,6 kg dalam 12 minggu. Hal itu disebabkan kandungan insulin dalam Jeruk Bali bersifat mengikat sehingga tidak mudah lapar. insulin juga berperan dalam metabolisme penyimpanan lemak. Kadar insulin yang rendah menyebabkan penyimpanan lemak dalam tubuh berkurang. Kandungan Jeruk Bali juga mengandung 90 persen serat yang memberikan rasa kenyang, sehingga dengan mengonsumsi Jeruk Bali sebelum makan akan membuat asupan makanan utama menjadi lebih sedikit. Dengan demikian jumlah makanan yang dikonsumsi secara keseluruhan akan berkurang dan berat badan akan berkurang.
Bersifat Membantu. Sementara itu menurut dr. Jenni Kusumo, SpGK, M.Kes, dokter spesialis gizi klinik, menurunkan berat badan hanya dengan mengandalkan Jeruk Bali tidak akan efektif. Menurunkan berat badan diperlukan pola makan dengan asupan gizi yang cukup atau sesuai kebutuhan tubuh. Kebutuhan tubuh seseorang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Pola makan untuk mendapatkan berat badan yang proporsional berkaitan dengan tiga faktor utama, yaitu jumlah, jenis, dan jadwal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan kalori yang berbeda. Hal ini tergantung dari umur, jenis kelamin dan aktivitas fisik yang dilakukan. Jumlah kalori yang masuk sebaiknya sama dengan jumlah kalori yang keluar. Jika terjadi kelebihan asupan kalori maka akan menyebabkan kegemukan, sedangkan kekurangan akan menyebabkan underweight. Jadi, sangat disayangkan jika seseorang salah mempersepsikan diet dengan mengurangi pola makan yang mengandung karbohidrat, seperti nasi putih.
Jika seseorang tidak makan nasi putih, biasanya akan mengakibatkan konsumsi karbohidrat lain seperti biskuit atau snack untuk menjadi pengganti nasi putih. Hal tersebut, justru akan meningkatkan karbohidrat dan lemak jenuh sehingga berat badan akan naik dalam jumlah yang lebih banyak. Selain karbohidrat, hal yang perlu diperhatikan adalah protein yang baik dalam tubuh seperti daging dada ayam, daging has dalam tanpa lemak, ikan, serta kacang-kacangan seperti tahu dan tempe.
Selain jumlah, jenis pengolahan bahan makanan juga menjadi sangat penting. Pengolahan sebaiknya tidak menggoreng dengan minyak agar kandungan lemak dalam makan tersebut tidak naik. Disarankan mengolah bahan makanan tersebut dengan cara direbus, ditim, dikukus, dipepes atau dipanggang. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah jadwal. Sebaiknya makan tiga Kali makan besar dan dua kali snack, serta tidak melupakan rutinitas sarapan pagi, setiap hari.
Sarapan pagi menjadi salah satu sumber energi untuk memenuhi kebutuhan tenaga setiap hari. Aktivitas di pagi hari menjadi salah satu aktivitas tersibuk dan paling padat, oleh karena itu, energi yang dibutuhkan tubuh sangat penting. Setelah itu jadwal selanjutnya adalah makan siang dan dilanjutkan dengan makan snack atau buah-buahan. Saat makan malam, biasanya aktivitas tubuh berkurang maka Sebaiknya pilih makanan yang rendah kalori. Isilah separuh piring makan dengan sayur-sayuran dan sepotong ikan grill, serta diakhiri dengan makan sepotong buah atau jus segar yang kaya serat. Indri (Info Kecantikan)
0 komentar:
Post a Comment