Anda sering hilang konsentrasi? atau sering mengalami kelupaan yang akut? Jangan dianggap biasa saja, bisa jadi Anda termasuk penderita major depressive disorder. Penyakit apa itu dan bagaimana mengatasinya?
Hal-hal remeh temeh yang sering kita alami setiap hari ternyata bisa berdampak serius. Misalnya, sering hilang konsentrasi, lupa setelah menaruh barang di tempat tertentu hingga berkurangnya nafsu makan. Jika hal-hal ini Anda alami, sering kali hanya dianggap sebagai bagian dari kelelahan tubuh. Padahal jika hal ini terjadi terus menerus, maka patut diwaspadai. Kemungkinan besar Anda mengalami gangguan depresi atau depressive disorder.
Gangguan depresi merupakan salah satu tipe dari gangguan mood. Gangguan mood adalah gangguan pada emosi, di mana emosi seseorang dapat berada dalam kondisi kesedihan yang sangat ekstrem atau disebut juga kondisi depresif atau bisa juga emosi berada pada kondisi senang/ bersemangat yang ekstrem dan mudah terstimulus, disebut dengan kondisi mania. Jika gangguan mood ini tidak dicari solusinya, Anda akan berujung pada major depressive disorder atau Gangguan depresi mayor.
Gangguan depresi mayor adalah gangguan kejiwaan pada perasaan yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, dan perasaan tidak berguna serta putus asa. Orang dengan gangguan depresi mayor adalah tipe paling umum dari gangguan mood yang dapat didiagnosis dengan perkiraan antara 10% hingga 25% pada wanita dan 5% hingga 12% pada pria. Wanita lebih rentan terkena depresi karena perubahan hormonal serta perbedaan karakteristik dengan pria. Pada dasarnya kasus depresi ini tidak mengenal usia, hanya saja wanita lebih mudah merasakan perasaan bersalah, cemas, peningkatan bahkan penurunan nafsu makan, serta gangguan tidur.
“Seseorang baru dikatakan mengalami gangguan depresi kalau ia mengalami gangguan. fisik atau psikis, sehingga mengganggu fungsi dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, di kampus, di kantor ataupun di lingkungan pergaulan sosialnya,” ungkap Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, psikiater dari Mental Health Center.
Gejala. Tanda awal dari gangguan depresi mayor adalah adanya perubahan pada fungsi otak, terutama pada orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah dan yang secara konsisten memandang diri sendiri dan sekitarnya dengan pesimis. Gejala lain adalah perasaan murung, gairah hidup menurun, konsentrasi dan daya ingat juga menurun, nafsu makan dan berat badan juga menurun, gangguan tidur hilangnya rasa senang, semangat dan minat serta kreativitas yang menurun, gangguan seksual hingga pikiran tentang kematian.
Gejala depresi dapat pula diderita oleh orang yang mengalami stres psiko-sosial. Misalnya kehilangan kedudukan atau jabatan. Gejala mental inilah yang disebut post power syndrome. Tidak hanya itu, gangguan depresi mayor juga dialami oleh orang-orang yang mengalami penyakit stroke. Hal ini membuat harapan kesembuhan sangat bergantung pada kondisi depresinya.
Gangguan depresi mayor membuat seluruh tubuh sakit, juga perasaan dan pikiran, serta memengaruhi nafsu makan dan pola tidur cara seseorang merasakan dirinya, berpikir tentang dirinya dan berpikir tentang dunia sekitar. Keadaan depresi bukanlah suatu kesedihan yang dapat dengan mudah berakhir, bukan pula tanda kelemahan dan ketidakberdayaan, atau kemalasan. Mereka yang mengalami gangguan depresi mayor tidak akan tertolong hanya dengan membuat mereka bergembira dengan penghiburan. Karena itu, diperlukan terapi untuk penyembuhan.
Penyebab. Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan depresi mayor antara lain status sosio-ekonomi. Orang dengan taraf sosio-ekonomi yang lebih rendah memiliki risiko yang lebih besar dibanding mereka dengan taraf yang lebih baik. Faktor lain adalah status pernikahan. Misalnya orang yang berpisah atau bercerai memiliki risiko yang lebih tinggi daripada orang yang menikah atau tidak pernah menikah.
Sementara itu, dr. Irawati, SpS, dokter saraf dari RS Permata Cibubur menjelaskan, terjadinya depresi disebabkan oleh ketidakseimbangan neurotransmiter di dalam otak. “Biasanya pada penyakit saraf yang dapat menyebabkan depresi adalah stroke, atau seseorang yang mengalami kanker juga dapat mengalami depresi. Jadi banyak faktor bisa membuat seseorang menjadi depresi. Bahkan sepertiga manusia mempunyai keturunan depresi dan sifat depresi itu bisa menurun ke anaknya dan dua pertiga biasanya karena faktor lingkungan. Misalnya orang yang mengalami banyak masalah. Depresi juga tidak mengenal usia, bahkan pada usia anak- anak juga bisa terkena depresi,” papar dr. Irawati.
Pencegahan. Langkah pencegahan agar terhindar dari depresi harus bersifat holistik, yaitu mencakup fisik, psikologi dan psiko-sosial. “Pencegahan agar seseorang tidak jatuh dalam keadaan depresi maka sebaiknya ‘kekebalan’ yang bersangkutan perlu ditingkatkan. Agar mampu menanggulangi stres psiko-sosial adalah cara hidup yang teratur dan seimbang antara diri dan Tuhan, orang lain serta lingkungan sekitar” tutur dr. Dadang.
Untuk meningkatkan kekebalan, ada banyak cara agar seorang tidak terlarut dalam depresi, seperti makan dan minuman dengan pola yang benar, gizi seimbang, dan tidak dikonsumsi secara berlebihan. Menu makanan hendaknya bervariasi, berimbang dan hangat, sebab makanan yang dingin dan monoton dapat menurunkan kekebalan tubuh. Di samping itu tidur merupakan obat yang paling alamiah yang dapat memulihkan segala keletihan fisik dan mental. Oleh karena itu, harus mengatur jadwal tidur yang teratur setidaknya tidur antara 7-8 jam dalam semalam. Dan, untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental, olahraga adalah cara yang baik untuk mencegah depresi, seperti berjalan di pagi hari paling tidak dua kali dalam seminggu. Menghindari minuman keras adalah kebiasaan hidup yang baik bagi kesehatan. “Hidup yang teratur dengan menghindari narkoba, dan tidur yang cukup. Hal lain adaiah mendekatkan diri pada Tuhan. Karena itu, akan mendapatkan ketenangan hati dan jiwa serta dapat menjauhi pikiran-negatif yang menjadi pemicu depresi itu sendiri,” tutup dr. Irawati.
Selain pencegahan, jika Anda telah mengalami gangguan depresi mayor, ada dua langkah penting yang harus dilakukan.
Pertama, meminta bantuan psikolog. Psikolog akan membantu pasien memberikan solusi atau menangani berbagai permasalahan pasien yang tidak terselesaikan atau masalah yang terpendam dalam alam bawah sadar. Pasien akan diberikan beberapa konseling psikologi untuk pembukaan pikiran, konseling motivasi hidup dan konseling pemecahan masalah.
Kedua, pasien akan diberikan sesi terapi berupa psikoterapi dan-hipnoterapi. Psikoterapi dan hipnoterapi adalah terapi utama untuk memberantas sisa-sisa mekanisme pertahanan diri yang tersimpan di alam bawah sadar yang belum terselesaikan. Psikolog akan membantu pasien untuk menyelesaikan semua permasalahan yang terletak di hati dan pikiran melalui terapi ini. Psikoterapi adalah terapi psikologi penerapan untuk pasien dalam rangka pengubahan pola pikir, pembentukan tingkah laku dan kebiasaan dan pencerahan pemikiran (motivasi). Sedangkan hipnoterapi adalah terapi relaksasi yang diberikan kepada pasien untuk mensugesti alam bawah sadar pasien yang negatif menjadi positif sehingga pasien lebih mampu menjalani kehidupan ini dengan tenang dan rileks. Pramita Hendra Nurcahyo (Femme)
0 komentar:
Post a Comment