Anda pernah di-bully? Pasti
sangat tidak nyaman rasanya. Ternyata fenomena bullying tidak hanya berlangsung
di sekolah hingga jempol kuliah saja. Karena fase bullying bisa dialami oleh
setiap orang bahkan ketika memasuki dunia kerja. Langkah apa yang harus
dilakukan agar Anda mudah beradaptasi dengan lingkungan baru?
Menjadi karyawan baru di sebuah
perusahaan memang bukanlah hal yang mudah. Tentu membutuhkan waktu untuk
menyesuaikan diri dengan rekan hingga lingkungan kerja. Karena itu,
mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja merupakan hal yang penting,
misalnya memiliki kemampuan bekerja yang baik, menyesuaikan diri dengan cepat,
dan harus bisa bekerja dalam kelompok. Hal ini perlu dilakukan sebagai langkah
antisipatif sehingga tidak di bully oleh rekan kerja yang lebih senior.
Fenomena Bully. Jika tidak bisa beradaptasi dengan baik di tempat
pekerjaan yang baru, bully bisa saja terjadi. Menurut Henny E. Wirawan, M.Hum,
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, bully adalah tindakan
kekerasan antara satu orang atau sekelompok orang terhadap orang lain atau
sekelompok lain yang memang dianggap lebih rendah atau rentan dibandingkan dengan
pelakunya. “Selain dari pihak korban yang mempunyai peluang untuk di-bully,
Sebenarnya fenomena bully juga terjadi karena ada faktor dari kepribadian
pelaku yang bermasalah seperti si pelaku butuh pengakuan dari si korban,
dihormati atau disegani,” ucap Henny.
Menurut Rene Suhardono Canoneo,
Konsultan Bidang Human Resouces dari One Wolter Place, fenomena bully itu
karena faktor fighting mentality dari seseorang yang membiarkan dirinya menjadi
korban. la merasa dirinya ingin dikasihani, yang berujung pada rasa pesimistis,
dan merendahkan diri sendiri. Sedangkan dari sisi orang yang menindas
sebenarnya merupakan refleksi ketidakpedean. Dengan melakukan tindakan bully ia
merasa akan kelihatan berkuasa. “Bisa jadi ia dulu mengalami hal yang sama,
oleh karena itu ia ingin orang lain merasakan juga. Orang yang tidak pede
semacam ini sudah jelas nantinya tidak akan berkreasi dan tidak akan berkarya.
Dia hanya bisa mengikuti saja,” ungkap Rene.
Dijelaskan oleh Henny bahwa ada
beberapa jenis bullying yang dialami oleh seseorang. Pertama, karena faktor
fisik. Misalnya orang yang bertubuh kurus, gemuk, ataupun cacat mental adalah
kerap mengalami kasus bully. Kedua, bullying verbal melalui ucapan orang dengan
meledek si korban. Ketiga, bullying seksual terjadi antara lawan jenis,
biasanya yang melakukan adalah laki-laki ke perempuan. Keempat, bullying ciber
seperti memfitnah si korban lewat jejaring sosial misalnya lewat BlackBerry
Messenger, Update status di Facebook, BBM, atau pun SMS. “Biasanya kasus bully
kerap terjadi pada kedudukan si korban lebih rendah posisinya dari si pelaku,”
ungkap Henny.
Jika dalam konteks bully yang
terjadi di perusahaan biasanya pelaku adalah karyawan yang sudah lama bekerja
atau senior terhadap karyawan baru. Alasan terkuat seseorang melakukan bully
terhadap orang lain, karena ada peluang untuk melakukan hal itu. Misalnya
korban memiliki kekurangan dari segi fisik seperti terlalu gemuk, atau pendek.
Atau faktor lain seperti korban merasa canggung, atau pendiam akibat dari
ketidakcocokan dalam tim. Hal lain adalah ketidakcocokan suasana pekerjaan atau
jenis pekerjaan, misalnya background pendidikan berbeda dengan pekerjaan yang
ditekuni sekarang sehingga jauh lebih sulit untuk beradaptasi.
Persiapan Dini. Masih menurut Rene, dalam bekerja seseorang harus
tahu betul tentang pemahaman diri sendiri. Karena kebanyakan orang masuk dunia
kerja tanpa ada pemahaman sama sekali tentang diri sendiri. “Dia seakan tidak
tahu hal-hal yang membuat dia menjadi lebih profesional dan merasa lebih kuat,
karena refleksi ke dalam itu jauh lebih penting. Kita harus mempunyai planning
ke depan. Planning itu bukan di pekerjaan sekarang, tapi planning mengenai
hidup," ujar penulis buku best seller berjudul Your Job is Not Your Career
dan Your Journey to be the UltimateU.
Rene mengungkapkan, adaptasi
merupakan konsekuensi dari pilihan-pilihan tersebut. Orang tidak bisa beradaptasi hanya untuk sekadar adaptasi
saja, tapi harus tahu betul mengapa memilih bekerja di tempat tersebut.
Ditambahkan Henny, bagi karyawan yang baru masuk kerja harus mengetahui budaya
yang ada di perusahaan kantor tempat ia bekerja. Selanjutnya bersikap ramah
terhadap karyawan yang sudah lama bekerja seperti menyapa, dan mengajak
ngobrol. Bagi yang pendiam. minimal menjadi pendengar setia dan mulai belajar
ngobrol masalah pekerjaan “Dan jika di-bully harus berani katakan tidak suka.
Meskipun anak baru," ucap Henny.
Selanjutnya Rene menambahkan,
bahwa bully merupakan refleksi kultur yang tidak sehat. Karena itu, agar tidak
di-bully, pahami lingkungan kerja, lebih berhati-hati dalam bersikap dan berani
mengatakan yang sebenarnya. “Karena karier yang hebat itu bukan ditandai dengan
apakah sudah mencapai posisi yang paling tinggi. Karier yang hebat itu ada
keselarasan antara kehidupan profesional dengan kehidupan secara utuh/ umum,” pungkas
Rene. Muhriji Sn (Femme)
0 komentar:
Post a Comment