Menjadi seorang ibu adalah impian
dari seorang wanita, oleh karena itu apapun akan dilakukan oleh seorang ibu
untuk menjaga dan merawat janinnya. Salah satu cara merawat janin adalah dengan
tidak memakai krim-krim yang berbahaya bagi ibu hamil. Namun di sisi lain jika
tidak dirawat wajah terlihat kusam dan kering. Lantas seperti apakah perawatan
yang aman untuk ibu hamil?
Ketika dinyatakan hamil, ada rasa
bahagia dan bangga tersendiri arena wanita merasa menjadi sempurna sebagai
seorang wanita. Sejak diketahui hamil, umumnya wanita akan sangat menjaga janin
yang dikandungnya agar sehat dan lahir sempurna. Biasanya ibu-ibu hamil sangat
menjaga pola makan agar bayinya sehat dan berkembang baik, namun di sisi lain
justru mengesampingkan perawatan kulit karena dikhawatirkan akan mengganggu
janin yang dikandung. Alhasil, banyak wanita hamil yang kulitnya terlihat kusam,
kering dan kurang menarik.
Padahal sebenarnya saat hamil pun
Anda tetap bisa tampil cerah dengan kulit yang lembab, serta menarik. Menurut
dr. Abraham Arimuko, SpKK, MARS, FAAD V, dokter spesialis kulit dan kelamin,
prinsipnya ibu hamil masih bisa menjalani perawatan kecantikan, namun yang
harus diperhatikan adalah ekstra hati-hati terhadap zat atau kandungan yang
terdapat dalam suntikan ataupun sesuatu yang diminum, jangan sampai
membahayakan janin.
Ditambahkan oleh dr. Tedjo
Handoyo, dokter kecantikan, kehamilan adalah sesuatu yang alami sehingga
sebaiknya tidak diganggu. Masa kehamilan yang patut dijaga benar-benar adalah
periode pembuahan janin hingga janin berusia 16 minggu, kemudian janin berusia
4-7 bulan yang merupakan masa pembentukan janin, serta setelah janin berusia
tujuh bulan karena sudah menjadi bayi. Pada periode 12 minggu pertama, bila
terjadi sedikit masalah pada proses kehamilan seperti penggunaan krim-krim dan
pewarna maka akan berisiko tinggi terkena gangguan hati dan hormon. Pada usia
di bawah 12 minggu janin belum terbentuk, tetapi setelah 1 2 minggu janin mulai
terbentuk telinga, kaki, tangan dan lain-lain.
Perawatan yang Aman. Tidak semua yang dioleskan pada kulit akan
berbahaya, karena biasanya jika dokter mengetahui seseorang itu hamil maka
dokter akan berhati-hati memberikan krim perawatan. Biasanya dokter tidak akan
memberikan krim yang mempunyai efek seperti obat. Biasanya dokter memberikan
vitamin dan pelembab yang masih diperbolehkan. Adapun bahan-bahan yang aman
bagi ibu hamil adalah perawatan yang mengandung vitamin C dalam bentuk krim
ataupun pelembab.
Penggunaan krim sebaiknya cari
yang aman dan sudah teruji oleh BPOM. Sebaiknya juga ibu hamil melakukan
perawatan kulit setelah berkonsultasi dengan beautician ataupun dokter
spesialis kulit dan kelamin. Penggunaan pelembab seperti body lotion juga dianjurkan
agar kulit tetap lembab. Pelembab yang berfungsi untuk memutihkan dengan
kandungan vitamin C boleh dilakukan oleh ibu hamil karena alami. Sebaiknya juga
tetap menggunakan body lotion agar kulit tetap lembab.
Selain itu, ketika hamil terjadi
perubahan hormon estrogen dan progesteron sehingga membuat seorang wanita
menjadi keibuan. Biasanya hormon progesteron meningkat pada periode kedua dan
periode pertama sehingga menyebabkan mual, pusing, muntah, mudah tersinggung
dan marah. Karena itu jika ingin menggunakan krim sebaiknya gunakan krim hormon
alami seperti bioldentical hormone, serta tidak dianjurkan menggunakan krim
hormon buatan yang menyerupai alami.
Perawatan lain yang dianjurkan
digunakan oleh ibu hamil adalah penggunaan krim stretch mark. Pasalnya ketika
hamil perut membesar, kemudian setelah melahirkan perut akan menggelambir dan
menimbulkan garis-garis stretch mark di bagian perut dan bagian lain. Karena
itu sebaiknya menggunakan krim anti-stretch mark terutama krim yang dapat
memperkuat jaringan ikat. Treatment facial juga dapat dilakukan wanita hamil
agar kulit tidak kusam.
Namun sebaiknya memilih jenis
facial yang mengandung bahan-bahan alami. Namun ketika penggunaan perawatan
kulit seperti berbagai macam krim perawatan tersebut timbul kemerahan, rasa
sakit, eksim dan jerawat sebaiknya pemakaiannya dihentikan dan berkonsultasi
dengan dokter. Ketika berkonsultasi, katakan bahwa Anda hamil sehingga dokter
akan memberikan krim yang aman bagi ibu hamil. Selain itu, ibu hamil sebaiknya
tidak menggunakan sabun antiseptik karena akan mengikis lapisan lemak pada
lapisan atas kulit sehingga Kulit menjadi kering. Biasanya jika kulit kering
maka akan menjadi sumber penyakit kulit berikutnya.
Biasanya ibu hamil diperbolehkan
melakukan perawatan ketika hamil di atas usia lima bulan, atau bahkan ada yang
mengatakan sebaiknya perawatan dilakukan di atas usia kandungan tujuh bulan.
Pasalnya, segala sesuatu yang dilakukan ibu hamil pada periode kehamilan
pertama dan kedua sebaiknya berhati-hati karena kulit merupakan pintu masuk
bahan-bahan yang disuntik-infuskan dan dioleskan menjadi pintu masuk ke dalam
tubuh.
Sementara perawatan fisik pada
kulit seperti electrocauter atau pun laser sebaiknya tidak dilakukan. Memang
tidak langsung terkena pada janin yang dikandung, tetapi justru yang mengganggu
janin adalah karena ibunya penuh kecemasan, takut dan kaget ketika digunakan
alat tersebut. Selain itu sebaiknya ibu hamil juga menjaga mentalnya,
beristirahat yang cukup, berpikir positif dan selalu berbahagia agar kulit juga
bagus. Dianjurkan juga melakukan olahraga khusus ibu hamil agar kulit bagus dan
proses melahirkan menjadi lancar.
Selain itu, sebaiknya ibu hamil
juga menjaga fisik dan kesehatan, misalnya dengan menjaga makanan dan
memperbanyak asupan bergizi. Oleh karena itu ibu hamil sebaiknya memperhatikan
proses detoksifikasi untuk membersihkan racun-racun di dalam tubuh, dengan
memperbanyak minum air putih. Seseorang dianjurkan banyak minum air putih
minimal dua liter per hari karena 67 persen tubuh adalah air. Dianjurkan juga
memperbanyak makan buah-buahan yang alami dan matang.
Kandungan yang Berbahaya. Jika krim dan pelembab yang mengandung
vitamin C aman dilakukan, ada beberapa obat-obatan yang terkandung di dalam
krim pemutih yang justru berbahaya. Bahan yang berbahaya itu adalah krim yang
mengandung tretinoin, yang jika kandungan tersebut diminum oleh ibu hamil,
kemudian masuk ke dalam janin akan berbahaya. Begitu pula jika krim yang
mengandung tretinoin tersebut dioleskan ke kulit, lalu masuk ke dalam kulit dan
peredaran darah, sehingga masih bisa masuk ke janin. Namun, risikonya lebih
kecil dan tidak terlalu berdampak buruk bagi wanita hamil.
Meski demikian, dokter kulit
sangat berhati-hati memberikan krim-krim untuk wanita hamil karena
dikhawatirkan kandungan krim tersebut akan mengganggu janin di dalamnya. Pada
saat janin berusia 3-9 bulan, obat yang dioleskan pada kulit kemungkinan besar
tidak terlalu berbahaya. Tetapi jika obat tersebut diminum akan berbahaya bagi
janin karena bisa menyebabkan keguguran dan pertumbuhan janin yang tidak
sempurna.
Selain tretinoin, krim yang
berbahaya bagi wanita hamil ataupun orang-orang pada umumnya adalah krim yang
mengandung merkuri. Jika wanita menggunakan bahan yang mengandung merkuri maka
bisa menyebabkan bayinya nanti akan menjadi autis. Selain itu, jika di dalam
krim terkandung pewarna yang tidak alami maka bisa menyebabkan bayi mengalami
masalah bibir sumbing ataupun salah satu telinga mengecil. Bahkan, jika bahan
yang digunakan mengandung logam berat seperti merkuri maka risikonya adalah
tempurung kepala tidak terbentuk. Sementara jika bahan yang digunakan
mengandung logam berat seperti timbal, seng, pengawet, serta pewarna yang
mengandung mineral, maka akan menjadi racun di dalam tubuh. Suciati (Info
Kecantikan)
0 komentar:
Post a Comment