Penyakit rapuh tulang atau biasa
disebut osteoporosis ternyata tidak hanya menyerang perempuan tua. Hati-hati,
kini osteoporosis bisa menyerang kaum hawa sejak usia remaja. Gaya hidup yang
kurang baik seperti merokok membuat kebanyakan wanita muda terkena osteoporosis.
Bagaimana mencegahnya?
Remaja dan wanita muda yang
memiliki kebiasaan merokok, berisiko lebih tinggi mengalami masalah
osteoporosis di usia muda. Karena itu, perlu dilakukan langkah antisipatif agar
Anda tidak mengalami pengeroposan tulang di usia produktif. Jika hal itu
terjadi akan menghambat aktivitas Anda. Apalagi osteoporosis ini bisa
menyebabkan kelumpuhan dan kematian seseorang. Kurangnya vitamin D dan kalsium
yang cukup dikonsumsi juga dijadikan penyebab penyakit ini.
Rokok. Menurut dr. Lukman Shebubakar SpOT, dokter spesialis
ortopedi dari Rumah Sakit Jakarta, mayoritas pengidap osteoporosis berusia 30
tahun ke atas, namun saat ini sudah banyak yang pengidap penyakit ini saat
masih berusia 20-an. “Kalau remaja sudah terkena osteoporosis berarti ada
kelainan hormon,” kata dr. Lukman.
Wanita lebih sering terkena
osteoporosis karena semua wanita memiliki kemungkinan penyusutan tulang akibat
hormon estrogen bermasalah. Hormon estrogen merupakan jenis hormon yang
berhubungan dengan bagian kewanitaan yang berperan dalam proses regenerasi
tulang. Maka wanita lebih sering terkena osteoporosis dibandingkan kaum pria.
Lanjut dokter Lukman, selain gangguan hormon, faktor lain seperti asupan gizi
juga ikut berperan memicu osteoporosis. “Gangguan penyerapan nutrisi dan gaya
hidup yang tidak sehat saat remaja juga berpengaruh,” tegas dr. Lukman.
Gaya hidup seorang perempuan muda
yang cenderung asal-asalan seperti meminum alkohol hingga merokok memberi
pengaruh yang besar. Wanita yang merokok umumnya memiliki kadar estrogen yang
rendah dan percepatan menuju masa menopause. Beberapa penelitian menjelaskan
bahwa rokok dapat mengurangi penyerapan kalsium pada tulang.
Misalnya, rokok membuat bagian
pinggang dan pinggul bisa melemah. Kandungan mineral pada bagian tulang yang
seharusnya membuat tulang padat berangsur-angsur menghilang. Kondisi itu memicu
osteoporosis dan bila dibiarkan bisa mengalami patah tulang. Perempuan yang
suka mengonsumsi alkohol juga mudah terserang osteoporosis. Alkohol bisa
menyebabkan berkurangnya kemampuan tubuh menyerap kalsium dan menghambat
pembentukan tulang.
Komplikasi Diabetes. Tidak hanya masalah gaya hidup, jika Anda
pengidap diabetes harus berhati-hati. Karena bisa muncul masalah komplikasi
dengan timbulnya osteoporosis. Penurunan masa tulang sering diidap penderita
diabetes. Hal itu ditegaskan oleh dr. Yovita Mulyana Kusuma,MSc,SpPD dari Rumah
Sakit Meilia, Jakarta Timur. Jika pada penderita diabetes yang kekurangan
insulin dan sangat bergantung pada insulin akan signifikan teridap
osteoporosis. Pengidap diabetes itu
ternyata terdapat gambaran radiologis pada tulang sehingga struktur
tulang menipis. Tidak rutinnya memeriksakan gula darah dan melakukan suntik
insulin bagi pengidap diabetes memengaruhi penurunan masa tulang.
Insulin mengandung sel osteoblast
yang berguna dalam pembentukan tulang dalam tubuh. Jika insulin dalam tubuh
penderita diabetes kurang, maka fungsi osteoblastnya terganggu sama halnya
dengan pembentukan tulang yang ikut terganggu. Diabetes tipe 1 muncul karena
adanya faktor genetik sehingga si penderita sangat bergantung pada suntikan
insulin sejak dini. “Kalau menderita diabetes seharusnya dia sudah tahu
memiliki risiko osteoporosis, sehingga sejak awal harus memakai insulin dengan
teratur untuk menjaga kadar gula darah dan kadar osteoporosisnya,” jelas dr.
Yovita.
Dr. Yovita memberikan saran bagi
penderita diabetes tipe 1 agar tidak terkena osteoporosis dengan rajin
mengontrol gula darah secara teratur dan mengatur pola makan. Latihan fisik
dengan melakukan senam jasmani guna mengontrol kekuatan otot dan tulang juga
baik dilakukan.
Senam dilakukan di tempat terbuka
agar adanya kontak antara tulang dengan sinar matahari. Latihan dengan
pembebanan tulang, khusus bagi perempuan gemuk itu sangat baik untuk tulang
dibandingkan dengan orang kurus yang jarang sekali melakukan pembebanan.
Berjalan kaki juga merupakan cara paling mudah supaya tulang terpelihara sampai
masa tua.
“Pada penderita diabetes tipe 1
yang terkendali dengan baik dan aktivitas fisiknya juga baik, risikonya akan
lebih kecil, diabetes adalah salah satu faktor risiko, tetapi setiap penderita
diabetes belum tentu terkena osteoporosis apabila dia bisa menjaga dan
mengontrol gula darah dalam tubuhnya,” tutup dr. Yovita. Pramita Hendra
Nurcahyo (Femme)
0 komentar:
Post a Comment