Anda para ibu pun mulai melatih
anak-anak untuk mengonsumsi buah dan sayuran sejak kecil. Salah satu tujuannya,
demi terhindar dari risiko obesitas yang erat kaitannya dengan diabetes.
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007
dan 2010 menunjukkan bahwa di Indonesia kejadian obesitas pada anak di bawah
usia lima tahun selama tiga tahun terakhir meningkat dari angka 12,2% menjadi
14%. Tingginya angka prevalensi tersebut antara lain dipengaruhi oleh gaya
hidup anak yang gemar mengonsumsi makanan tidak sehat, salah satunya makanan
cepat saji yang memiliki kadar gula tinggi.
Seperti pada masa libur Lebaran
yang sebentar lagi tiba, anak-anak pada umumnya rentan terkena penyakit dan
kenaikan berat badan karena asupan makanan yang tak terkontrol serta tidak
diimbangi dengan aktivitas olahraga.
"Angka obesitas pada anak di
Indonesia sudah sampai pada angka yang mengerikan. Contohnya saja di Jakarta,
data dari Riskesdas (riset kesehatan dasar) menunjukkan bahwa sebanyak 19,6%
persen anak-anak di Jakarta sudah masuk dalam kategori gemuk,” ungkap dr. Aman.
Menurutnya, angka populasi
tersebut termasuk tertinggi dibandingkan kota lain di seluruh Indonesia. Hal
ini tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja, sebab obesitas bisa meningkatkan
risiko pada berbagai penyakit kronis, salah satunya diabetes.
"Dari riset yang kami
lakukan pada 182 anak obesitas usia 12 sampai 15 tahun menunjukkan 3,8% sudah
mengalami intoleransi glukosa, sedangkan 93,3% menunjukkan acanthosis nigricans
(kulit menjadi tebal dan gelap seperti beludru pada kulit yang berlipat),"
jelasnya.
Riset lain yang dilakukan pada 92
anak obesitas usia 12 sampai 15 pada tahun 2012 menunjukkan hasil 8,7%
mengalami intoleransi glukosa dan 71,7% menunjukkan acanthosis nigricans. Hasil
riset itu juga menyimpulkan bahwa anak yang mengalami obesitas memiliki
kecenderungan mengalami resistensi insulin yang mengarah pada diabetes.
Perhatikan komposisi Makanan
Obesitas bisa dicegah dengan
membiasakan melakukan langkah "5 2 1 0" yaitu mengonsumsi buah dan
sayur sebanyak lima porsi per hari.
Begitu tips dari dr. Aman.
Langkah berikutnya, jangan pernah duduk lebih dari dua jam. Luangkan waktu
untuk melakukan aktivitas fisik selama satu jam setiap hari dan 20 menit kegiatan
olahraga tiga kali seminggu. Yang tak kalah penting ialah membatasi konsumsi
gula dan lebih banyak minum air mineral.
Anda juga perlu mewaspadai
konsumsi kalori sesuai dengan kebutuhan saat seseorang menjalani rutinitas
harian. Kemudian harus juga memperhatikan komposisi karbohidrat, protein dan
lemak seimbang, serta jadwal waktu makan yang baik. WHO menyarankan tak jauh
beda, yakni meningkatkan konsumsi sayur buah dan biji-bijian, serta upayakan
untuk menghindari asupan kalori dari lemak jenuh di mana seseorang bisa
menggantinya dengan lemak tak jenuh.
"Buah dan sayur sangat baik
dikonsumsi sebagai salah satu cara mencegah diabetes yang berujung pada
obesitas. Hal ini karena buah dan sayur mengandung serat larut yang akan
membantu penyerapan gula lebih lambat dalam tubuh dan menjaga peningkatan kadar
gula jadi tidak berlebihan serta tidak gampang turun secara drastis,"
imbuhnya.
Sementara bagi Anda yang sudah
menderita diabetes, diharuskan tetap menjaga kadar gula tetap normal. Asupan
buah yang dipilih tidak boleh sembarangan, karena ada beberapa buah yang
memiliki kadar gula tinggi. Seperti disebut di atas, kiwi adalah salah satu
pilihan tepat.
Mengapa kiwi? Karena kiwi kaya
akan kandungan vitamin C dan E serta serat, asam folat, dan enzim unik actinidin
yang baik untuk pencernaan. Yang terpenting, kiwi memiliki glycaemic indeks
yang rendah. Karena itu buah yang satu ini jelas bisa membantu mencegah anak
dan remaja mengalami obesitas. Manfaat lain, membuat penderita diabetes
terkontrol kandungan gulanya.
0 komentar:
Post a Comment