Diet saat puasa? Mengapa tidak?
Apakah diet justru membuat tubuh lemas? Dan apakah bisa berhasil mengingat saat
puasa, jadwal makan hanya pada malam hari, yaitu setelah berbuka puasa dan
sahur? Jawabnya tentu bisa saja! Anda
tinggal mengatur asupan makanan yaitu memilih makanan yang rendah kalori dan
mengurangi karbohidrat sederhana seperti gula. Jika gagal mengatur pola makan,
akibatnya berat badan justru bertambah. Lalu seperti apa diet yang baik saat
bulan puasa sehingga tubuh tetap bugar?
Selama menjalani puasa, jadwal
makan berubah dari biasanya. Ketika menjalani diet seseorang tidak dianjurkan
makan terlalu malam, tetapi justru saat puasa makan dilakukan pada malam hari,
yaitu saat sahur dan setelah berbuka puasa. Tentu hal ini bagi sebagian orang
yang sedang menjalani diet, dianggap mempersulit program diet mereka, terutama
jika Anda tak tahu triknya. Alhasil, jika salah strategi justru selama
menjalani ibadah puasa berat badan bisa bertambah akibat kalap menyantap
berbagai menu makanan yang terhidang lezat saat berbuka puasa dan sahur karena
takut lemas.
Tetapi apakah diet saat puasa
membuat lemas? Sebenarnya jika asupan makannya tepat, tubuh tidak akan lemas.
Seseorang menjadi lemas saat berpuasa karena kehabisan energi, akibat pola
makan yang kurang baik saat sahur dan berbuka puasa. Terutama sahur, yang
terkadang seseorang malas karena masih mengantuk sehingga makan seadanya
misalnya hanya makan roti, minum teh manis hangat atau susu. Karena
makanan-makanan tersebut terdiri dari gula sederhana yang mudah terserap maka
pada pertengahan hari Anda sudah merasa lemas dan lapar.
Diet di Bulan Puasa. Sebenarnya
saat menjalankan ibadah puasa adalah saat yang tepat untuk menurunkan berat
badan. Pasalnya, saat berpuasa Anda sebenarnya lebih leluasa mengatur konsumsi
makanan, menu ataupun cara memasak makanan terbaik. Berpuasa juga disebut-sebut
dapat membuat Anda mampu menahan diri terhadap kebiasaan buruk yang kerap
menggagalkan diet.
Dijelaskan oleh dr. Pauline
Endang Praptini, SpGK, dokter spesialis gizi klinik, diet bisa dilakukan saat
bulan puasa dan tidak menjadi masalah bagi seseorang. Diet adalah pengaturan
makan maka konsumsi makanan disesuaikan dengan kebutuhan, termasuk ketika
berpuasa. Jika ingin menurunkan berat badan, maka sebaiknya tidak mengonsumsi
makanan yang tinggi kalori dan jumlah makanan yang dikonsumsi tidak berlebihan.
Ditambahkan oleh dr. Ida Gunawan,
MS, SpGK, dokter spesialis gizi klinik, meski melakukan diet, sebaiknya
kebutuhan kalori sehari-hari pada saat berpuasa tetap harus dipenuhi. Hanya
saja jam makannya berubah, yaitu pada saat sahur, berbuka puasa dan setelah
salat Tarawih. Saat berbuka puasa, porsi makannya 10 persen, lalu makan malam
40 persen, Sebelum tidur 10 persen dan sahur 40 persen. Puasa bukan hanya ajang
untuk menurunkan berat badan, sehingga stamina juga harus dijaga. Karena itu,
pada saat berpuasa harus memperbanyak minum cairan seperti air putih harus
tercukupi 2-3 liter.
1. Menu Sahur
Sahur itu wajib dilakukan sebagai
pengisian energi agar tetap fit saat puasa. Sahur sebaiknya dilakukan 45 menit
sebelum imsak, karena 10 menit sesudah imsak ada aktivitas salat subuh sehingga
bisa langsung beraktivitas lagi. Sebelum makan sahur bisa minum segelas susu
nonfat untuk mencukupi kebutuhan kalsium. Menu makan sahur sebaiknya bisa
mencukupi kebutuhan energi dan gizi seharian.
Dr. Rusilanti, M.Si, ahli gizi
sekaligus dosen mengatakan, menu makan sahur seperti sarapan, karena sahur
merupakan pengganti sarapan dengan jumlah yang sesuai kebutuhan. Misalnya, nasi
putih secukupnya, ayam paprika, tempe mendoan, cah kangkung, pisang dan teh
manis. Sebaiknya hindari asupan lemak yang berlebihan terutama saat sahur
karena akan menimbulkan rasa haus saat berpuasa. Tidak dianjurkan juga
mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan gula.
Pemilihan jenis makanan sebaiknya
yang memiliki indeks glikemik bervariasi yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Indeks glikemik adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah
dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan atau secara sederhana dapat
dikatakan sebagai tingkatan atau ranking pangan menurut efeknya terhadap kadar
glukosa darah.
Nah, agar fit berpuasa, menurut
dr. Pauline, saat sahur sebaiknya memilih makanan yang sifatnya dicerna lama
agar menyediakan energi lebih panjang. Jenis makanan yang dianjurkan dikonsumsi
saat sahur adalah menu lengkap yaitu nasi, lauk-pauk dan sayur-sayuran, atau
istilahnya makanan dengan gizi seimbang atau empat sehat lima sempurna.
Meski sahur merupakan pengisian
”bahan bakar”, tetapi konsumsi makanan tidak boleh sembarangan saat sahur tidak
dianjurkan makan makanan yang mudah diserap seperti hanya minum susu, teh manis
atau roti, Jika saat sahur mengonsumsi makanan yang mudah diserap maka
seseorang akan cepat mengantuk dan tidak bersemangat karena energinya habis. Padahal,
saat berpuasa seseorang tetap harus beraktivitas. Apalagi minuman seperti teh
manis sangat tinggi gulanya sehingga setelah itu insulin langsung keluar,
sementara saat puasa tidak ada lagi gula yang masuk, sehingga seseorang
kehabisan energi. Ciri-cirinya tubuh menjadi drop dan keluar keringat dingin.
Makan nasi jika dicampur dengan
sayur-sayuran maka membuat makanan lebih lama diserap, soal menunya tergantung
kesukaan. Misalnya saat sahur bisa makan sayur-sayuran yang diolah tumis. Nah
untuk menjaga agar perut tidak bermasalah selama puasa, sebaiknya Anda
menghindari makanan yang pedas-pedas dan banyak mengandung gas seperti kol.
Untuk makan penutup sebaiknya makan buah-buahan, yang bisa dikonsumsi menjelang
imsak, seperti buah apel, pisang dan lain-lain. Setelah makan berat, jika Anda
mau menambahkan minum teh manis atau susu hangat masih dianjurkan, asalkan saat
sahur tidak hanya minum teh manis hangat atau susu non fat saja tanpa makanan
lain.
Mengenai porsi makan saat sahur,
tergantung dari kebutuhan setiap orang yang disesuaikan dengan tinggi badan,
berat badan, usia dan aktivitas. Jika aktivitas tinggi di lapangan, maka
seseorang akan membutuhkan total kalori yang lebih banyak dibandingkan dengan
orang yang aktivitasnya tidak banyak di lapangan.
Secara umum, yang perlu
diperhatikan saat makan sahur adalah menyantap makanan yang mengandung protein.
Pasalnya, kalori dari protein membutuhkan waktu lama untuk dibakar menjadi
energi, berbeda dengan kalori dari karbohidrat yang akan terbakar lebih cepat.
Jika menyantap makanan yang kaya protein saat sahur dan karbohidrat kompleks
yang tinggi serat seperti nasi merah, serta sayur-sayuran dan buah-buahan maka
Anda tidak akan cepat merasa lapar saat berpuasa.
Saat sahur sebaiknya membatasi
makanan yang berlemak tinggi, serta pengolahannya tidak digoreng. Dianjurkan
makanan yang disantap diolah dengan cara dipanggang, ditumis, dipepes atau
dikukus. Agar tidak lemas saat berpuasa, setelah makan sahur sebaiknya Anda
mengonsumsi suplemen multivitamin, yang mengandung vitamin C, zat besi dan zinc
agar stamina terjaga dan daya tahan tubuh baik.
Anda juga tidak dianjurkan minum
kopi atau teh terlalu banyak saat sahur karena kedua minuman tersebut bersifat
diuretik sehingga Anda akan sering buang air kecil. Hal tersebut membuat cairan
dalam tubuh cepat berkurang sehingga rentan dehidrasi dan kulit kering. Tidak
dianjurkan juga habis makan sahur langsung tidur, beri jeda satu jam setelah
makan, karena makanan dicerna di saluran pencernaan selama satu jam. Jika Anda
langsung tidur saat makanan sedang dicerna,maka akan bisa menyebabkan perut
buncit.
2. Menu Berbuka Puasa
Meski saat berpuasa tidak makan
seharian atau tidak makan selama 12 jam, bukan berarti Anda harus balas dendam
dengan makan “kalap" saat berbuka puasa. Langsung makan banyak atau minum
dingin saat berbuka puasa justru akan membuat lambung kaget karena seharian
lambung beristirahat. Akibatnya justru tidak bagus untuk kesehatan pencernaan
Anda, dan lambung akan terasa perih atau kembung.
Selama berpuasa karena kadar gula
darah turun maka dianjurkan saat berbuka dengan makanan yang manis-manis, namun
tidak boleh berlebihan. Makanan manis dalam jumlah tertentu yang dikonsumsi
saat berbuka, dibutuhkan tubuh untuk mengembalikan kadar gula darah dalam tubuh
yang turun kala berpuasa. Namun jika terlalu banyak makan makanan manis dan
minum minuman manis yang mengandung karbohidrat sederhana bisa membuat badan
gemuk karena gula di dalam tubuh disimpan sebagai lemak.
Saat berbuka puasa dianjurkan
juga minum dua gelas air putih yang tidak dingin, karena tubuh mudah mengalami
dehidrasi saat berpuasa. Jika tubuh mengalami dehidrasi biasanya Anda akan
merasakan lapar. dr. Rusilanti, mengatakan menu berbuka puasa yang dianjurkan
adalah makanan dan minuman yang manis seperti teh manis, korma ataupun kolak
agar tubuh segera memperoleh tenaga setelah selama 12 jam kosong. Ditambahkan
oleh dr. Ida, Anda juga bisa menyantap sari buah seperti jus buah, cocktail,
kacang hijau dan makanan lain yang mengandung banyak air.
Dengan menyantap makanan yang
ringan dan mudah dicerna, seperti makanan manis, maka bisa menaikkan kadar gula
darah yang turun setelah puasa. Namun menurut dr. Pauline, jika sedang berdiet
tidak dianjurkan makan makanan yang terlalu manis seperti kolak, minum es buah
yang dicampur sirup dan susu kental manis karena kalorinya sangat tinggi. Jika
sedang berdiet sebaiknya menu buka puasanya dengan teh manis dengan gula
sedikit, serta buah-buahan.
Setelah berbuka puasa, menurut
dr. Pauline, jika Anda ingin melakukan olahraga dianjurkan. Tetapi sebaiknya
hanya olahraga ringan seperti jalan kaki atau treadmill yang dilakukan cukup
setengah jam. Sesudah itu bisa mandi, salat dan makan besar sekitar pukul
19.00. Beberapa orang melakukan olahraga sebelum berbuka puasa, yang dianggap
merupakan kondisi terbaik untuk olahraga. Namun, tidak semua orang bisa
melakukan olahraga sebelum berbuka. Jika kondisi tubuh baik memang bisa
berolahraga sebelum berbuka, tetapi jika tidak malah dikhawatirkan seseorang
akan pingsan setelah berolahraga.
Olahraga juga sebaiknya tidak
dilakukan saat perut penuh, misalnya setelah makan berat ketika berbuka puasa.
Pasalnya, ketika perut, penuh maka pusat pencernaan makanan ada di perut,
sementara untuk makanan ke otak sedikit. Akibatnya, gizinya akan berkurang dan
membuat seseorang pingsan.
3. Menu Setelah Berbuka Puasa
Setelah berbuka puasa dan salat magrib, sekitar pukul 19.00, sebelum salat
Tarawih biasanya dilanjutkan dengan makan malam dengan menu lengkap, yang
terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran dan buah-buahan. Dan
sebaiknya buah-buahan dan sayur-sayuran dikonsumsi lebih banyak. Meski boleh
makan berat bukan berarti Anda makan berlebihan karena jika berlebihan akan
membuat mengantuk saat salat tarawih.
Dikatakan oleh dr. Pauline, untuk
menunya tetap harus mencukupi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, dan
mineral. Kemudian sebelum tidur, perut bisa diisi kembali dengan sayur-sayuran
atau buah-buahan serta susu low fat karena susu kaya mineral dan vitamin.
Sesudah pukul 21.00 jangan mengonsumsi makanan yang terlalu berat misalnya
makanan dengan kandungan lemak tinggi.
Setelah pulang salat Tarawih jika
Anda makan lagi, masih diperbolehkan. Jika sedang berdiet sebaiknya setelah
pulang salat Tarawih Anda tidak makan berat, tetapi memilih makan snack seperti
buah-buahan dan minum susu low fat. Buah-buahan yang paling dianjurkan adalah
buah-buahan yang masak, rasanya manis dan tidak asam sehingga tidak menyebabkan
keluhan di perut seperti apel. Batas makan malam setelah berbuka puasa adalah
sekitar pukul 21.00- 22.00.
Bisa Gagal. Puasa yang dilakukan
dengan benar justru akan membantu menurunkan berat badan. Selain itu, puasa
juga dapat menjaga jumlah otot tubuh dan membantu menurunkan kolesterol, meski
jam makan berubah. Normalnya dengan frekuensi makan yang berkurang, berat badan
akan turun. Namun, pada banyak orang yang terjadi kebalikannya, yaitu berat
badan naik atau bahkan tetap. Kondisi tersebut terjadi karena kebiasaan pola
makan yang salah saat berpuasa. Saat sahur Anda cenderung makan makanan dengan
porsi sedikit atau tidak berat, sementara ketika berbuka puasa Anda makan
banyak, dengan menu makanan yang tinggi lemak dan kalori. Hal tersebut membuat
pola makan tidak seimbang.
Selain itu, kebiasaan orang
Indonesia saat bulan puasa adalah berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang
manis, seperti kolak dan kurma dengan porsi berlebih. Seperti diketahui makanan
dan minuman manis mengandung karbohidrat simple seperti gula pasir dan gula
Jawa, yang bila masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi lemak. Dan jika lemak
berlebihan di dalam tubuh, tentu saja kelebihan lemaknya akan disimpan di dalam
tubuh. Belum lagi makan kue-kue, gorengan dan minum sirup. Dengan demikian
terjadi peningkatan jumlah kalori pada makanan yang dikonsumsi saat berbuka
puasa.
Hal lain yang menyebabkan berat
badan naik adalah biasanya saat berpuasa aktivitas fisik menurun. Kebanyakan
orang cenderung mengurangi kegiatan fisik dengan intensitas tinggi seperti
olahraga atau pekerjaan yang terlalu berat. Aktivitas-aktivitas fisik yang
rendah seperti duduk, menonton televisi dan berbaring banyak dilakukan ketika
bulan puasa. Hai tersebut memengaruhi metabolisme tubuh yang menurun. Penurunan
metabolisme tubuh ini dapat menyebabkan energi yang dikeluarkan saat puasa
lebih sedikit daripada saat tidak berpuasa, meski kegiatan yang dilakukan
sebelum dan saat puasa tidak berubah.
Dengan pola diet sehat yang
dijalankan saat puasa, ditambah dengan olahraga, maka dalam seminggu berat
badan bisa turun 1 kg atau 4 kg dalam sebulan. Namun jika pola makan selama
puasa tidak dijaga, maka menurut dr. Pauline akan sulit menurunkan berat badan.
Malah berat badan bisa melonjak karena saat puasa segala makanan enak, yang
tentunya banyak makanan manis, gurih dan berkalori tinggi yang di bulan-bulan
lain tidak tersedia, di bulan puasa akan terhidang. Belum lagi saat puasa
biasanya berkumpul bersama keluarga dan teman-teman sehingga sulit mengontrol
makanan, serta orang lebih malas untuk berolahraga.
Agar diet yang dijalani tidak
gagal saat puasa, maka sebaiknya Anda menghindari konsumsi lemak yang
berlebihan terutama saat sahur. Pasalnya konsumsi lemak yang berlebihan akan
menyebabkan haus saat menjalani puasa. Konsumsi lemak sebaiknya seimbang antara
lemak jenuh, lemak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda. Selain itu,
sebaiknya juga menghindari makanan yang terlalu tinggi gula karena akan membuat
Anda cepat lemas. Saat berpuasa, dianjurkan minum vitamin C yang berperan
sebagai antioksidan dan meningkatkan daya tahan tubuh saat puasa. Vitamin ini
bisa dikonsumsi malam hari setelah berbuka puasa.
Diet Saat puasa, aman-aman saja
dilakukan dan tidak membuat lemas asalkan dilakukan dengan diet dengan gizi
seimbang. Memang pada saat awal sering kali rasa lemas dan tidak nyaman dirasakan, tetapi secara
perlahan-lahan tubuh akan menyesuaikan diri. Kartika, Iffah, Suciati.
Sumber: Info Kecantikan
0 komentar:
Post a Comment