Wednesday, July 17, 2013

Stop Membuat Anak Cemas

Menurut survei Stress in America yang dilakukan  American Psychological   Association (APA), anak-anak stres dan  orangtua mereka sering tidak tahu. Ini merupakan survei pertama yang bertanya pada anak-anak tentang tingkat stres mereka


Sepertiga dari 1.206 anak umur 8 sampai 17 tahun mengatakan, mereka lebih stres sekarang dibanding tahun lalu. Dan orangtua tampaknya tidak melihat tanda-tanda ini:
  • Tiga puluh persen anak mengatakan mereka cemas dengan masalah keuangan keluarga mereka, tapi hanya 18% orangtua yang menduga ini sumber stres untuk anak-anak.
  • Hampir separuh dari anak khawatir tak bisa dapat nilai baik di sekolah sementara hanya sepertiga orangtua yang menduga anaknya punya masalah.
  • Dua puluh sembilan persen remaja mengatakan, mereka cemas tak bisa masuk college yang baik atau mendapatkan pekerjaan sesudah lulus sekolah menengah, sementara hanya 5% orangtua remaja yang mengira ini sumber stres.
  • Dua pertiga orangtua berpikir tingkat stres mereka tidak berefek pada anak-anak mereka, tapi 80% anak mengatakan mereka belajar kebiasaan-kebiasaan hidup sehat dari orangtua mereka.

Katherine Nordal, ahli psikologi klinis, direktur eksekutif untuk praktek profesional di APA mengatakan, orangtua perlu bicara yang sebenarnya kepada anak-anak tentang kecemasan-kecemasan mereka.

”Anak-anak yang umurnya lebih muda cenderung menyalahkan diri mereka sendiri untuk masalah-masalah,”katanya. "Jika anak-anak tak tahu apa yang terjadi, kemungkinan mereka menduga skenario terburuk atau membuat masalah lebih besar dari itu."

Jadi orangtua perlu:
  1. Memberitahu anak tentang masalah, apakah masalah kehilangan pekerjaan atau masalah perkawinan. Jelaskan bahwa ayah dan atau ibu sedang menyelesaikannya dan ini tak akan menyebabkan perubahan besar dalam hidup mereka.
  2. Tahu bahwa sakit kepala, sakit perut, kurang nafsu makan, sulit tidur, dan kurang tertarik dengan aktivitas-aktivitas, adalah manifestasi umum anak stres.
  3. Menyadari, bahwa anak yang cenderung menutupi perasaan atau menyembunyikan pemikirannya ketimbang mengungkapkannya lebih berisiko menjadi depresi dan sangat gelisah karena stres.
  4. Jadikan waktu kebersamaan dengan anak sebagai prioritas sehingga Anda bisa melihat apakah mereka kesulitan menghadapinya.

"Jika orangtua atau anak sibuk dengan Blackberry ponsel, video game atau televisi, mereka tak punya cukup banyak waktu dengan anak-anak mereka untuk membicarakan masalah seperti itu," kata Nordal. Pada kenyataannya, 85% dari anak yang disurvei mengatakan, mereka merasa tidak nyaman bicara dengan ayah atau ibu mereka, sering karena orangtua mereka sangat sibuk.

”Luangkan waktu untuk mengantar anak ke tempat tidur di malam hari" saran Nordal. Waktu makan malam dan saat di dalam mobil juga waktu yang baik untuk membicarakan sesuatu seperti," Kita mungkin tak bisa lagi melakukan hal-hal menyenangkan seperti yang biasa kita lakukan karena Ayah kehilangan pekerjaan.”

Reaksi khusus terhadap stres berbeda antara anak yang satu dengan yang lainnya. Tapi ada beberapa reaksi atau tanda-tanda umum simptom stres. Jika menemukan tanda-tanda ini, konsultasi dengan dokter atau minta saran profesional kesehatan mental. Berikut, simptom umum stres pada anak.

PERUBAHAN POLA
Stres sering membuat anak mengubah pola makan atau tidur mereka yang biasa. Sebagian anak lebih sering makan atau tidur ketika stres, sebagian lagi makan dan tidur jauh lebih sedikit dibanding biasanya. Setiap perubahan dalam pola normal harian kemungkinan akibat stres.

MASALAH PERILAKU
Anak usia muda yang stres sering sulit mengendalikan emosi-emosi mereka, banyak yang bertingkah ketika stres. Antara lain membantah orangtua atau pengasuh, berkelahi dengan adik/ kakak, berbohong, cari alasan, mengeluh, agresif atau perilaku keras kepala.

SAKIT YANG TAK BISA DIJELASKAN
Anak usia muda yang sedang stres sering mengeluh sakit perut, sakit kepala, atau sakit lainnya. Jika dokter tak bisa menemukan alasan fisik dari sakit ini, kemungkinan penyebabnya stres.

REGRESI
Sebagian anak usia muda yang stres mundur atau kembali ke perilaku sebelumnya. Misalnya ngompol, mendadak isap jempol lagi, tak mau berpakaian sendiri, atau temper tantrum.

ANSIETAS ATAU TAKUT
Anak usia muda yang mengalami stres sering cemas tentang keadaan saat ini atau kejadian masa depan. Sebagian anak mengungkapkan kecemasan-kecemasan ini secara terbuka, sementara yang lainnya merahasiakannya. University of Maryland Medical Center menemukan, sebagian anak mengembangkan rasa takut baru ketika stres. Contohnya takut pada orang tak dikenal, takut gelap, mimpi buruk, tak mau ditinggal sendiri. Perilaku tergantung dan tak bisa rileks adalah tanda lain anak stres.

MENARIK DIRI
Sebagian anak menarik diri dari keluarga, teman-teman atau bahkan aktivitas-aktivitas menyenangkan ketika sedang stres. Mereka mungkin lebih suka menyendiri, tak mau membicarakan perasaan-perasaannya dan tak berminat dengan hal-hal yang biasa disukainya. Atau menarikdiri dari aktivitas ekstrakurikuler. Kalau pun ikut dalam aktivitas atau diskusi, kemungkinan anak sulit konsentrasi atau sulit fokus.


Sumber : Tabloid Aura

1 komentar:

  1. Tips kesehatan anak, bermanfaat sekali bagi para orang tua. Salam blogger.

    ReplyDelete