Mendengkur saat tidur sering
dialami, baik oleh laki-laki atau perempuan. Banyak yang beranggapan orang yang
tidur mendengkur menandakan orang tersebut tertidur dengan pulas. Tapi tahukah
Anda, mendengkur ternyata bisa membuat kematian pada seseorang. Seberapa bahaya
mendengkur?
Banyak orang yang tidak
mengetahui bahwa mendengkur adalah kebiasaan yang berbahaya. Mendengkur atau
ngorok dengan mengeluarkan bunyi suara yang khas saat tidur terjadi karena otot
di langit-langit mulut, lidah, dan tenggorokan berelaksasi sehingga membuat
jalan napas terhambat dan memunculkan suara getaran.
Mendengkur. Menurut dr. Selfiyanti Bimantara MKes, SpTHT-KL dari RS
Brawijaya and Woman Children Hospital, Jakarta Selatan, mendengkur diakibatkan
adanya pergerakan udara dari organ mulut atau hidung yang mengalir menuju
paru-paru. Udara ini membuat jaringan tenggorokan bergetar saat kita tertidur.
Kondisi ini menyebabkan otot-otot pada bagian belakang atap atau bagian atas
mulut, lidah, dan tenggorokan menjadi Iemas saat posisi tidur.
“Jika otot itu dalam keadaan
lemas maka otot akan rileks dan akan bekerja lebih keras untuk menghirup udara
melalui tarikan udara yang melewati bagian dalam pada setiap hela napas,” tutur
dr. Selfi. Saat menghirup udara akan memunculkan sebuah getaran jaringan yang
memiliki suara yang besar saat mendengkur.
Selain itu, dr. Hermawan Suryadi,
Sp.S, dokter ahli saraf dari Rumah Sakit Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jakarta
Barat, menjelaskan hal yang menyebabkan seseorang mendengkur dan bangun pagi
dalam keadaan tubuh yang tidak fit, merupakan gejala obstructive sleep apnea
(OSA). Yakni, kelainan yang membuat sesorang bisa berhenti bernafas saat
tertidur karena adanya sumbatan jalan nafas sekaligus bersamaan adanya
penurunan kadar oksigen dalam darah. “Pada seseorang yang menderita OSA,
nafasnya bisa berhenti lebih dari 30 kali dalam Waktu tidur satu jam,” kata dr.
Hermawan.
Kelainan OSA ini adalah jenis
jeda nafas saat tertidur. Kondisi ini terjadi ketika saluran napas Anda
tertutup sehingga tidak ada udara yang mencapai paru-paru. Udara di saluran
napas mengalir melalui paru-paru. Kemudian, seseorang mulai mendengkur dengan
mengeluarkan bunyi keras. Ini patut diwaspadai, karena sebagian jalan napas
akan tertutup udara dan sulit untuk masuk ke paru-paru sehingga nafas akan
tertutup sepenuhnya.
Kematian Mendadak. Gejala-gejala dari OSA ini beraneka ragam.
Biasanya OSA terjadi karena adanya rasa mengantuk seseorang dalam waktu yang
lama, misalnya sepanjang hari. Seseorang yang mengalami OSA berisiko terkena
penyakit jantung. Ketika seseorang mendengkur, berarti berhenti bernafas
sehingga membuat tubuh kekurangan oksigen, karena tidak adanya oksigen yang
dihirup biasanya akan membuat orang itu akan terbangun mendadak.
Selanjutnya tensi darah akan naik
dan dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan gangguan pada jantung Penurunan
kadar oksigen dalam darah secara tajam Ketika tidur juga membuat gangguan irama
jantung.
Bagi orang yang kurang waktu
untuk tidur biasanya membutuhkan banyak tenaga untuk beraktivitas sehari-hari.
Untuk memicu tenaga biasanya orang tersebut akan mengonsumsi makanan-makanan
yang mengandung kandungan karbohidrat tinggi, seperti nasi atau kentang. Namun
bila terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, justru membuat bobot badan naik
sehingga bisa gemuk.
Nah, bagi orang gemuk akan mudah
mendengkur sebab Ketika berat badan bertambah, maka otot dalam leher akan
bertambah tebal sehingga membuat jalan pernafasan menjadi sempit dan Anda pun
semakin mudah mendengkur.
Penderita OSA akan mudah
mengantuk, selalu lelah dan menderita sakit kepala. Kondisi itu menyebabkan
orang tersebut akan sulit berkonsentrasi dan kehilangan memori Ketika sedang
bekerja. Dr. Hermawan mengatakan kelainan OSA sangat mudah diketahui, saat
seseorang mendengkur terkadang mengeluarkan suara yang keras bahkan tidak
mengeluarkan suara sama sekali. Ketika nafas terhenti dalam waktu yang lama
lebih dari lima menit kemungkinan orang itu bisa kehabisan nafas dan akan
membuatnya meninggal dunia. “Sering dijumpai orang yang sedang mendengkur lalu
berhenti bernafas dan akhirnya meninggal dunia saat tidur,” tegas dr. Hermawan.
Pencegahan. Jadi, jika Anda mendengkur saat tidur jangan dianggap
remeh, ada baiknya segera memeriksakan kondisi ini kepada dokter. Selain
berkonsultasi dengan dokter, Anda juga harus menjaga pola hidup dengan
mengurangi berat badan dan tidak rokok dan minum alkohol. “Tidur tepat waktu
dan berganti posisi tidur dapat membantu menyembuhkan kebiasaan mendengkur”
ujar dr. Selfi.
dr. Hermawan memberikan saran,
orang yang mendengkur sebaiknya menjalani pemeriksaan yang dinamakan tes tidur
atau polissonografi. Setelah dilakukan tes tidur maka bisa dilihat bagaimana
orang tersebut mendengkur dan berhenti bernapas. Dalam tes ini akan dijelaskan
melalui indeks henti napas per jam Apnea Hypopnea Index (AHI) yang menerangkan
berat ringannya OSA, yaitu jumlah apnea atau tidak bernapas pada waktu tidur.
Bila jumlah berhenti napas setiap jam tidur lebih dari 30 kali ini dianggap OSA
dalam kapasitas yang berat namun jika AHI 5-15 kali per jam merupakan OSA masih
ringan.
Polissonografi merupakan tes
tidur atau sleep study yang berisi rekaman di saat seseorang tidur. Tubuh akan
direkam suara napasnya untuk mengetahui berapa kadar oksigen yang masuk. Pada
pagi hari alat akan diambil dan dimunculkan dalam komputer sehingga bisa
terlihat bagaimana kondisi atau keadaan seseorang pada waktu tidur.
Jika benar seseorang mengalami
OSA, salah satu solusinya bisa menggunakan CPAP atau Continuous positive airway
pressure. Sebuah alat yang dinilai membantu mencegah dampak buruk akibat, OSA.
Alat ini akan memberikan aliran bertekanan lembut melalui hidung atau mulut
dengm menggunakan masker. Tekanan udara akan mencegah menyempitnya dan
menutupnya saluran napas sehingga seseorang bisa bernapas leluasa dan suara
mendengkur perlahan akan menghilang saat tidur. Ramdoni Wahid
Sumber : Tabloid Femme
0 komentar:
Post a Comment