Saturday, July 27, 2013

Tidur Sehabis Makan Picu Gangguan Pencernaan Hingga Stroke

Umumnya setelah makan, rasa kantuk pun menyapa. Hal ini mendorong anak-anak untuk segera tidur. Padahal bila sering tidur sehabis makan, anak bisa terserang penyakit stroke. Benarkah?

Rasa kantuk memang itu karena anak setelah makan bisa datang kapan saja, tapi biasa setelah makan, rasa kantuk semakin mudah menghampiri karena makanan yang kita konsumsi, khususnya nasi, mengandung karbohidrat dan glukosa.
Karbohidrat yang fungsinya bisa memperkuat tubuh, tetapi glukosa justru mengharnbat kerja sel-sel dalam tubuh dengan membuat anak menjadi malas, ngantuk dan ingin segera tidur.

Gangguan Pencernaan hingga Stroke. Kebiasaan anak yang selalu tidur usai makan, harus diatasi sejak dini sebelum terlambat. Menurut dr. Tatang Puspanjono, Sp.A dari Rumah Sakit MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, bahwa kondisi anak yang kerap mengantuk dan memutuskan untuk segera berpindah dari ruang makan menuju tempat tidur adalah kondisi anak yang tidak normal. Menurutnya anak tersebut bisa terserang hal-hal yang kurang baik pada tubuhnya mengingat ketika tubuh anak beristirahat maka sistem pencernaan akan bekerja lebih keras dari biasanya. “Kondisi langsung tidur membuat tubuh tidak bekerja langsung untuk mencerna yang baru disantap anak, tentunya ini bisa menimbulkan gangguan pencernaan,” kata dr. Tatang.

Selain anak bisa terkena gangguan pencernaan, bila dilakukan secara terus menerus dan dibiarkan begitu saja, anak bisa terkena penyakit yang lebih parah lagi yakni stroke yang terkenal bisa mematikan itu. Karena itu, sebaiknya ada jeda antara kapan anak makan dengan ia memutuskan untuk tidur. Semakin lama jeda antara waktu makan dan tidur kecil kemungkinan anak akan menderita stroke.

Karena itu, orangtua seharusnya memerhatikan kebiasaan anaknya yang suka langsung tidur sehabis makan. Waktu tidur ideal setelah makan biasanya tergantung jenis makanan yang dikonsumsi. Jika makanan ringan tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk mencernanya. Namun sebaliknya, makan malam atau makan siang dengan porsi besar idealnya membutuhkan waktu dua jam. “Paling cepat dua jam setelah anak makan, baru diajak untuk tidur,” ungkap dr. Cyntia Rindang Kusumaningtyas, Sp.A dari Rumah Sakit Pondok lndah Jakarta Selatan.

Selain munculnya gangguan pencernaan dan sakit stroke, akibat cepat-cepat tidur usai makan, kadar asam lambung pada anak bisa naik hingga memicu sakit maag. Karena itu, dr. Cyntia menghimbau agar orangtua benar-benar mampu mendisiplinkan anak-anaknya karena jika terus dibiarkan, zat-zat gizi yang dikonsumsi si anak tidak bisa terserap tubuh dengan baik. Sehingga kebutuhan tubuh akan energi tidak didapat hingga tubuh anak bisa melemah.

Makan Buah. Dr. Tatang mengatakan, kecenderungan anak yang bertubuh gemuk disinyalir karena kebiasaan buruk langsung tidur setelah makan. Berat badan jelas akan meningkat, karena lemak tidak terbakar karena tidak beraktivitas tetapi malah tidur sehingga otomatis lemak-lemak sisa makanan akan tertimbun begitu saja dalam tubuh. Yang penting diperhatikan adalah pola hidup dengan menyantap makan pada waktu malam menjelang tidur malam. Karena itu, sebaiknya menyantap makanan berat tiga jam sebelum tidur.

Kebiasaan anak yang terbangun pada tengah malam karena kelaparan dan cenderung menangis, sebaiknya orangtua berstrategi dengan tidak memberikan makanan-makanan berat, seperti nasi dan daging yang memiliki kalori yang besar. “Paling makan sehat saja seperti buah-buahan,” tutup dr. Tatang. Muhriji Sn


Sumber : Tabloid Femme

0 komentar:

Post a Comment