Umumnya setelah makan, rasa
kantuk pun menyapa. Hal ini mendorong anak-anak untuk segera tidur. Padahal
bila sering tidur sehabis makan, anak bisa terserang penyakit stroke. Benarkah?
Rasa kantuk memang itu karena
anak setelah makan bisa datang kapan saja, tapi biasa setelah makan, rasa
kantuk semakin mudah menghampiri karena makanan yang kita konsumsi, khususnya
nasi, mengandung karbohidrat dan glukosa.
Karbohidrat yang fungsinya bisa
memperkuat tubuh, tetapi glukosa justru mengharnbat kerja sel-sel dalam tubuh
dengan membuat anak menjadi malas, ngantuk dan ingin segera tidur.
Gangguan Pencernaan hingga Stroke. Kebiasaan anak yang selalu tidur
usai makan, harus diatasi sejak dini sebelum terlambat. Menurut dr. Tatang
Puspanjono, Sp.A dari Rumah Sakit MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, bahwa
kondisi anak yang kerap mengantuk dan memutuskan untuk segera berpindah dari
ruang makan menuju tempat tidur adalah kondisi anak yang tidak normal.
Menurutnya anak tersebut bisa terserang hal-hal yang kurang baik pada tubuhnya
mengingat ketika tubuh anak beristirahat maka sistem pencernaan akan bekerja
lebih keras dari biasanya. “Kondisi langsung tidur membuat tubuh tidak bekerja
langsung untuk mencerna yang baru disantap anak, tentunya ini bisa menimbulkan
gangguan pencernaan,” kata dr. Tatang.
Selain anak bisa terkena gangguan
pencernaan, bila dilakukan secara terus menerus dan dibiarkan begitu saja, anak
bisa terkena penyakit yang lebih parah lagi yakni stroke yang terkenal bisa
mematikan itu. Karena itu, sebaiknya ada jeda antara kapan anak makan dengan ia
memutuskan untuk tidur. Semakin lama jeda antara waktu makan dan tidur kecil
kemungkinan anak akan menderita stroke.
Karena itu, orangtua seharusnya
memerhatikan kebiasaan anaknya yang suka langsung tidur sehabis makan. Waktu
tidur ideal setelah makan biasanya tergantung jenis makanan yang dikonsumsi.
Jika makanan ringan tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk mencernanya.
Namun sebaliknya, makan malam atau makan siang dengan porsi besar idealnya
membutuhkan waktu dua jam. “Paling cepat dua jam setelah anak makan, baru
diajak untuk tidur,” ungkap dr. Cyntia Rindang Kusumaningtyas, Sp.A dari Rumah
Sakit Pondok lndah Jakarta Selatan.
Selain munculnya gangguan
pencernaan dan sakit stroke, akibat cepat-cepat tidur usai makan, kadar asam
lambung pada anak bisa naik hingga memicu sakit maag. Karena itu, dr. Cyntia
menghimbau agar orangtua benar-benar mampu mendisiplinkan anak-anaknya karena
jika terus dibiarkan, zat-zat gizi yang dikonsumsi si anak tidak bisa terserap
tubuh dengan baik. Sehingga kebutuhan tubuh akan energi tidak didapat hingga
tubuh anak bisa melemah.
Makan Buah. Dr. Tatang mengatakan, kecenderungan anak yang bertubuh
gemuk disinyalir karena kebiasaan buruk langsung tidur setelah makan. Berat
badan jelas akan meningkat, karena lemak tidak terbakar karena tidak
beraktivitas tetapi malah tidur sehingga otomatis lemak-lemak sisa makanan akan
tertimbun begitu saja dalam tubuh. Yang penting diperhatikan adalah pola hidup
dengan menyantap makan pada waktu malam menjelang tidur malam. Karena itu,
sebaiknya menyantap makanan berat tiga jam sebelum tidur.
Kebiasaan anak yang terbangun
pada tengah malam karena kelaparan dan cenderung menangis, sebaiknya orangtua
berstrategi dengan tidak memberikan makanan-makanan berat, seperti nasi dan
daging yang memiliki kalori yang besar. “Paling makan sehat saja seperti
buah-buahan,” tutup dr. Tatang. Muhriji Sn
Sumber : Tabloid Femme
0 komentar:
Post a Comment