Tuesday, July 30, 2013

Talasemia. Kenali Gejalanya dan Atasi

Talasemia merupakan salah satu penyakit menurun yang ditandai dengan gangguan dan ketidakmampuan memproduksi eritrosit dan hemoglobin. Gejala penyakitnya pun bervariasi, bisa berupa anemia, pembesaran limpa dan hati, serta pembentukan tulang muka abnormal.


Limpa sendiri berfungsi membersihkan sel darah yang rusak. Pembesaran limpa pada penderita talasemia terjadi karena sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja limpa menjadi sangat berat. Selain itu, tugas limpa juga diperberat dengan memproduksi sel darah merah lebih banyak.

Talasemia bukan termasuk penyakit menular. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara total. Pengobatan yang paling optimal adalah dengan melakukan transfusi darah seumur hidup. Kelahiran penderita talasemia bisa dicegah dengan dua cara, pertama, mencegah perkawinan antara dua pembawa sifat talasemia, kedua, memeriksa janin kandungan berdasarkan pandangan pembawa sifat talasemia dan menghentikan kehamilan janin jika diketahui mengidap penyakit tersebut.

Untuk menghindari hal yang buruk ketika melakukan transfusi darah, penderita talasemia juga harus menjalani terapi klasik agar zat besi yang terkandung secara berlebihan dalam tubuhnya dapat dikeluarkan.

Mirip Anemia
Gejala umum penderita talasemia tidak jauh berbeda dengan anemia, yakni wajah terlihat pucat karena kekurangan sel darah merah kemudian selera makan berkurang, serta kondisi badan mudah capek, lemas bahkan mudah jatuh sakit. Risiko seorang anak bisa mengidap penyakit tersebut bisa dibilang 6-10% berasal dari keturunan orang tua.

Talasemia sendiri termasuk ke dalam penyakit darah karena gejala dan terjadinya talasemia hampir mirip dengan anemia, Hanya saja, talasemia juga sering disebut sebagai penyakit peradaban dari penyakit anemia akut. Talasemia terjadi bila ada kerusakan dalam gen yang membantu produksi untuk mengontrol salah satu protein. Talasemia terbagi dalam dua jenis utama yakni Alpa Talasemia dan Beta Talasemia.

Alpa Talasemia terjadi ketika gen yang berhubungan dengan alpa protein hilang, berubah atau bermutasi. Sedangkan Beta Talasemia terjadi ketika cacat gen yang sama memengaruhi produksi protein beta globin.

Alpa Talasemia terjadi paling umum pada orang Asia Tenggara, Timur Tengah, Cina dan keturunan Afrika. Sedangkan Beta Talasemia terjadi pada masyarakat Mediterania dan lebih sedikit terjadi di Cina serta beberapa negara Asia lainnya, Afrika dan Amerika.

Terdapat dua jenis talasemia yaitu:
Talasemia Minor: Talasemia minor merujuk kepada mereka yang mempunyai kecacatan gen talasemia tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda talasemia atau pembawa. Talasemia mungkin hanya kelihatan setelah penderita memasuki gejala awal seperti lemas, pusing, dan nyeri di bagian perut.

Talasemia Mayor: Talasemia Mayor merujuk kepada mereka yang mempunyai bakat talasemia sepenuhnya dan menunjukkan tanda-tanda talasemia. Proses transfusi darah diperlukan tiga hingga empat minggu sekali untuk mengekalkan tahap HB yang optimal. Penerimaan darah secara bertahap menyebabkan kelebihan zat besi yang terkumpul di dalam badan. Kelebihan zat besi ini bisa merusak jantung, hati dan pankreas yang mengakibatkan penderita menemui ajal semasa remaja.


Untuk menghindari lebih banyak lagi anak yang memiliki talasemia sebaiknya lakukan pemeriksaan sebelum menikah. Lemahnya informasi serta kesadaran untuk memeriksakan diri sebelum menikah menjadi kendala untuk menekan angka penyakit ini.

0 komentar:

Post a Comment