Talasemia merupakan salah satu
penyakit menurun yang ditandai dengan gangguan dan ketidakmampuan memproduksi
eritrosit dan hemoglobin. Gejala penyakitnya pun bervariasi, bisa berupa
anemia, pembesaran limpa dan hati, serta pembentukan tulang muka abnormal.
Limpa sendiri berfungsi
membersihkan sel darah yang rusak. Pembesaran limpa pada penderita talasemia
terjadi karena sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja
limpa menjadi sangat berat. Selain itu, tugas limpa juga diperberat dengan memproduksi
sel darah merah lebih banyak.
Talasemia bukan termasuk penyakit
menular. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini
secara total. Pengobatan yang paling optimal adalah dengan melakukan transfusi
darah seumur hidup. Kelahiran penderita talasemia bisa dicegah dengan dua cara,
pertama, mencegah perkawinan antara dua pembawa sifat talasemia, kedua,
memeriksa janin kandungan berdasarkan pandangan pembawa sifat talasemia dan
menghentikan kehamilan janin jika diketahui mengidap penyakit tersebut.
Untuk menghindari hal yang buruk
ketika melakukan transfusi darah, penderita talasemia juga harus menjalani
terapi klasik agar zat besi yang terkandung secara berlebihan dalam tubuhnya
dapat dikeluarkan.
Mirip Anemia
Gejala umum penderita talasemia
tidak jauh berbeda dengan anemia, yakni wajah terlihat pucat karena kekurangan
sel darah merah kemudian selera makan berkurang, serta kondisi badan mudah
capek, lemas bahkan mudah jatuh sakit. Risiko seorang anak bisa mengidap
penyakit tersebut bisa dibilang 6-10% berasal dari keturunan orang tua.
Talasemia sendiri termasuk ke
dalam penyakit darah karena gejala dan terjadinya talasemia hampir mirip dengan
anemia, Hanya saja, talasemia juga sering disebut sebagai penyakit peradaban
dari penyakit anemia akut. Talasemia terjadi bila ada kerusakan dalam gen yang
membantu produksi untuk mengontrol salah satu protein. Talasemia terbagi dalam
dua jenis utama yakni Alpa Talasemia dan Beta Talasemia.
Alpa Talasemia terjadi ketika gen
yang berhubungan dengan alpa protein hilang, berubah atau bermutasi. Sedangkan
Beta Talasemia terjadi ketika cacat gen yang sama memengaruhi produksi protein
beta globin.
Alpa Talasemia terjadi paling
umum pada orang Asia Tenggara, Timur Tengah, Cina dan keturunan Afrika.
Sedangkan Beta Talasemia terjadi pada masyarakat Mediterania dan lebih sedikit
terjadi di Cina serta beberapa negara Asia lainnya, Afrika dan Amerika.
Terdapat dua jenis talasemia
yaitu:
Talasemia Minor: Talasemia minor merujuk kepada mereka yang
mempunyai kecacatan gen talasemia tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda
talasemia atau pembawa. Talasemia mungkin hanya kelihatan setelah penderita
memasuki gejala awal seperti lemas, pusing, dan nyeri di bagian perut.
Talasemia Mayor: Talasemia Mayor merujuk kepada mereka yang
mempunyai bakat talasemia sepenuhnya dan menunjukkan tanda-tanda talasemia.
Proses transfusi darah diperlukan tiga hingga empat minggu sekali untuk
mengekalkan tahap HB yang optimal. Penerimaan darah secara bertahap menyebabkan
kelebihan zat besi yang terkumpul di dalam badan. Kelebihan zat besi ini bisa
merusak jantung, hati dan pankreas yang mengakibatkan penderita menemui ajal
semasa remaja.
Untuk menghindari lebih banyak
lagi anak yang memiliki talasemia sebaiknya lakukan pemeriksaan sebelum
menikah. Lemahnya informasi serta kesadaran untuk memeriksakan diri sebelum
menikah menjadi kendala untuk menekan angka penyakit ini.
0 komentar:
Post a Comment