Anak yang suka ngempeng hingga
terlalu banyak mengonsumsi permen bisa membuat gigi cepat rusak. Tidak hanya
rusak, dampak terburuk gigi bisa tumbuh tidak teratur hingga tonggos. Umumnya
jika masalah seperti ini terjadi, ketika sudah remaja atau dewasa baru akan
memakai behel untuk membuat tampilan gigi sempurna. Apakah anak-anak boleh
menggunakan behel? Apa dampaknya?
Gigi susu yang tanggal sebelum
waktunya bisa mengakibatkan gigi menumpuk, tidak beraturan dan tongos. Selain
itu, anak yang mengonsumsi makanan yang manis-manis dan gigi tidak dibersihkan
dengan baik bisa mendorong terjadi kerusakan. Nah, memakai behel atau kawat
gigi bisa menjadi solusi untuk mengoreksi letak gigi yang tidak beraturan
antara rahang atas dan rahang bawah. Kawat gigi bekerja secara intens sehingga
dapat mengubah posisi gigi yang awalnya tidak beraturan menjadi rapi.
Menurut drg. Kiki Seyla Puar,
Sp,Kga dari RS Harapan Kita Jakarta, kebiasaan anak-anak yang lebih suka
mengonsumsi makanan yang manis bisa menjadi pemicu tumbuhnya gigi yang buruk.
“Faktor utama gigi anak cepat rusak karena lama meminum susu dengan botol dan
suka ngemut jempol, juga terlalu banyak mengonsumsi makanan manis," tutur
drg, Kiki.
Namun, jika gigi anak, Anda telah
rusak bahkan tonggos harus ada solusi untuk mengatasi hal tersebut. “Orangtua
menginginkan anaknya pakai behel agar gigi menjadi rapi. Sebelum menggunakan
behel, anak harus diberi penjelasan oleh orangtua dan dokter tentang manfaat
behel. Anak harus ditanya apakah siap nggak pakai behel, kalau belum siap harus
menunggu sampai siap," imbuh dokter gigi berkacamata ini.
Hal senada diutarakan oleh dr.
Rini Sekartini Sp,Ak dari RS Bunda Menteng, Jakarta Pusat, pemasangan behel
pada anak harus mengutamakan unsur perawatan gigi bukan penampilan. “Yang
terpenting memperbaiki letak gigi, misalnya gigi renggang bagian atas yang
terlalu maju," kata dr. Rini.
Usia 7 Tahun. Jika gigi anak harus dipasang behel sejak dini
terutama saat anak masih berusia 7 tahun maka penggunaan behel permanen belum
dianjurkan. Behel yang digunakan berjenis removable atau behel pasang-lepas
yang pemakaiannya bisa dicopot dan dipasang sesuai keinginan anak. “Behel yang
pasang lepas ini mudah diatur jadi anak usia 7 tahun boleh pakai. Kalau behel.
permanen saat anak usia 9 tahun,” tegas drg. Kiki. Anak-anak boleh menggunakan
behel pada usia 7 tahun, karena mayoritas anak-anak mulai mengalami masalah
dengan giginya. Pada usia tersebut, gigi susu mulai tanggal dan tumbuh gigi
tetap. Jadi orangtua harus memerhatikan munculnya gigi tetap pada bagian depan
dan geraham belakang karena lapisan gigi ini memiliki ukuran paling besar dan
memerlukan ruang banyak.
Karena di masa ini rentan gigi
anak bermasalah, maka dokter akan memeriksa susunan gigi dan rahang anak. Jika
ditemukan masalah gigi, solusi yang ditawarkan adalah pemakaian behel.
Khusus anak yang memakai behel
removable, perawatannya cukup mudah karena setelah dilepas bisa direndam dalam
air saat anak tertidur. “Direndam di air supaya plat behel tidak rusak,” saran
drg. Kiki. Penggunaan behel removable maupun permanen saat anak berusia 9 tahun
berfungsi membuat gigi lebih rata dan
menahan gigi susu supaya tidak bertambah besar.
Sementara dr. Kiki mengimbau
kepada orangtua supaya tidak sembarangan membawa anaknya ke ahli gigi yang
banyak membuka praktik di pinggir jalan, untuk dipasangkan behel karena tergiur
harga murah. “Harus ada foto panoramic sehingga diketahui apakah gigi itu baik
atau tidak, bergeser atau tidak,” kata dr. Kiki. Anak yang memakai behel juga
harus rutin melakukan pemeriksaan gigi dalam jangka waktu 3 dan 6 bulan atau
setahun sekali ke dokter gigi.
Yang harus diperhatikan
pasca-pemasangan behel sering keluar darah dari gusi, hal ini karena proses
pembersihan gigi yang kurang baik sehingga makanan yang nyangkut di antara
behel dan gusi lama kelamaan akan menimbulkan darah. Dari segi harga, biaya
pemasangan behel pasang lepas, lebih murah dibandingkan behel permanen. “Biaya
sekitar Rp 1 juta untuk behel copot pasang ini,” tutup drg. Kiki.
Perawatan. Untuk mendapatkan susunan gigi yang rapi, waktu yang
dibutuhkan selama kurang lebih 24 bulan. Dengan catatan pasien kooperatif dalam
menjalankan instruksi dari dokter serta rutin kontrol setiap sebulan sekali.
Pada umumnya dua minggu pertama
setelah pemasangan behel akan timbul sariawan pada pipi atau bibir sehingga
menyebabkan anak kesulitan makan. Apabila hal ini terjadi, sebaiknya anak
diberikan makanan lembut seperti bubur.
Nah, saat anak telah menggunakan
behel maka harus memerhatikan beberapa hal penting. Antara lain anak harus
rajin membersihkan gigi dengan sikat gigi khusus yang diberikan oleh dokter
Setiap selesai makan, sebaiknya berkumur dengan air putih dan membersihkan
semua sisa makanan yang menempel pada kawat gigi; Makanan dan minuman yang
harus dihindari adalah yang manis dan lengket, seperti cokelat; permen, es
krim, sirop, dan soft drink karena makanan dan minuman ini dapat menyebabkan
gigi cepat berlubang dan menjadi cokelat kekuningan. Selain itu makanan yang
keras seperti kerupuk, kacang-kacangan, dan keripik juga sebaiknya dihindari karena
dapat menyebabkan braketnya lepas. Buah-buahan sebaiknya dipotong kecil-kecil,
daging sate dilepaskan terlebih dahulu dan ayam goreng disuwir sebeium dimakan.
Mita Savitri, A Yohanes Adi Pamungkas (Femme)
0 komentar:
Post a Comment