Membersihkan telinga dengan
cotton bud atau korek kuping merupakan hal biasa yang sering dilakukan banyak
orang. Selain mudah, bila dilakukan terus menerus akan terasa menyenangkan.
Walau mengasyikkan, ternyata korek kuping bisa menjadi petaka. Bila Tidak
hati-hati, vertigo bisa timbul akibat
pemakaian korek kuping ini. Bagaimana cara mengatasinya?
Korek kuping memang digunakan
untuk membersihkan telinga. Semakin sering menggunakan korek kuping untuk
membersihkan telinga, tentunya kebersihan kuping tetap terjaga. Bahkan ada saja
orang untuk membersihkan telinga dalam sehari bisa mencapai dua kali. Banyak
pula yang kurang paham, ternyata kotoran yang coba dikeluarkan dengan korek
kuping, ada yang malah masuk ke daerah gendang telinga.
Iritasi dan Vertigo. Walaupun mudah membersihkan telinga, korek kuping
bisa menyebabkan radang telinga. Kotoran-kotoran telinga terdorong masuk ke
area gendang telinga, karena tidak semua ikut terangkat oleh korek kuping.
Kotoran-kotoran itu beraneka ragam bentuk, mulai dari yang lunak, semi padat,
hingga padat.
Selain kotoran-kotoran yang bisa
menyebabkan radang telinga, dr. Selfiyanti Bimantara Mkes., SpTHT-KL dari RS
Siloam Jakarta juga mengingatkan bahwa membersihkan telinga dengan korek kuping
secara berlebihan dapat mengakibatkan iritasi pada telinga. “Penggunaan cotton
bud yang terlalu sering pada liang telinga dapat mengakibatkan tertusuknya
gendang telinga hingga menyebabkan kebocoran pada gendang telinga
tersebut," jelas dr. Selfi.
Lebih lanjut dr. Selfiyanti
menuturkan, adanya gesekan-gesekan korek kuping ketika membersihkan telinga,
bisa saja membuat ujung kapas pada korek kuping terkelupas dan menyangkut di dalam liang
telinga. Tekstur yang keras mengakibatkan telinga menjadi luka pada lubang
telinga hingga robeknya gendang telinga. Hal-hal teknis seperti ini yang kurang
dipedulikan banyak orang.
Jika terjadi, dalam telinga yang
rusak akan timbul sel bernama kolesteatoma. Sel berbahaya yang mengandung zat
khusus yang fungsinya menggerogoti tulang yang ada pada bagian telinga dalam
hingga penderitanya mengalami penyakit lain seperti vertigo hingga gangguan
saraf pada wajah.
Bakteri dan jamur juga akan mudah
berkembang. Bila telinga infeksi, maka sel kolesteatoma akan tumbuh cepat pula.
Sel ini akan mendesak dan menekan organ di sekitarnya dan menimbulkan nekrosis
pada tulang. Yang disebut proses nekrosis muncul karena adanya reaksi asam dari
bakteri yang membusuk.
Apakah kelainan ini bisa
disembuhkan? Tentu saja bisa. Caranya dengan membersihkan telinga secara
teratur. Bisa juga menggunakan obat tetes telinga dengan campuran alkohol dalam
kurun seminggu tiga kali. Penanganan yang lebih serius bisa melakukan bedan
telinga dengan melakukan tandur jaringan ke bawah kulit. Selain efek pada organ
telinga sendiri, kelainan pada telinga ini dapat menimbulkan penyakit serius
lain seperti demam dan kepala pusing hingga berkurangnya nafsu makan. Penderita
merasa malas makan karena saat mengunyah makanan ada rasa sakit pada telinga.
Tips. Lalu bagaimana membersihkan
telinga yang tepat menggunakan korek kuping agar terhindar dari hal-hal yang
tidak diinginkan. Pada dasarnya liang telinga terdiri dari lapisan kulit yang
mengandung kelenjar. Lapisan terluar kulit akan selalu mengalami pengelupasan.
Serumen atau kotoran telinga merupakan campuran sekresi kelenjar di liang
telinga yang berfungsi untuk membersihkan dan melindungi serta melumasi
telinga.
Serumen yang menipis atau
terdesak terlalu dalam bisa menyebabkan kondisi liang telinga luar menjadi
basah. Hal ini nantinya menyebabkan jamur dapat tumbuh subur Oleh karena itu,
hindari penggunaan sabun untuk membersihkan telinga dan cegah membersihkan
liang telinga sendiri dengan korek kuping karena dapat menyebabkan kotoran
telinga makin terdesak ke dalam dan ada risiko iritasi pada telinga akibat
mengorek terlalu keras dan dalam.
Di tempat yang berbeda dr.
Kartika Dwiyani, SpTHT dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta juga menjelaskan
tentang proses pembersihan telinga secara alamiah. “Terdapat suatu mekanisme
self cleansing dari serumen, di mana serumen bergerak ke luar dari liang
telinga dibantu dengan gerakan rahang saat mengunyah atau berbicara. Dengan
adanya mekanisme tersebut kita sebenarnya tidak perlu terlalu sering
membersihkah telinga bagian dalam karena bisa berbahaya,” tuturnya.
Maka untuk menjaga kebersihan
telinga cukup melakukan pembersihan di liang telinga bagian luar saja. Apabila
memiliki kelainan pada kulit telinga dan sempitnya ukuran lubang liang telinga
akan menyulitkan kita untuk membersihkannya sendiri. Bila ingin aman dalam
membersihkan telinga sebaiknya memerlukan bantuan dokter THT. Hendaknya 3-6
bulan sekali rutin melakukan pemeriksaan ke dokter THT.
“Pemakaian cotton bud, tisu dan
kapas cukup dilakukan pada liang telinga bagian luar saja, atau lubang bagian
liang telinga dan tidak untuk dimasukkan ke dalam liang telinga, pilihlah
cotton bud dengan kualitas baik sehingga terhindar dari risiko lepasnya kapas
dari tangkai,” 'tutup dr. Kartika. Pramita Hendra Nurcahyo (Femme)
0 komentar:
Post a Comment