Saturday, December 7, 2013

Cotton Bud Bisa Picu Vertigo

Membersihkan telinga dengan cotton bud atau korek kuping merupakan hal biasa yang sering dilakukan banyak orang. Selain mudah, bila dilakukan terus menerus akan terasa menyenangkan. Walau mengasyikkan, ternyata korek kuping bisa menjadi petaka. Bila Tidak hati-hati, vertigo bisa timbul akibat pemakaian korek kuping ini. Bagaimana cara mengatasinya?

Korek kuping memang digunakan untuk membersihkan telinga. Semakin sering menggunakan korek kuping untuk membersihkan telinga, tentunya kebersihan kuping tetap terjaga. Bahkan ada saja orang untuk membersihkan telinga dalam sehari bisa mencapai dua kali. Banyak pula yang kurang paham, ternyata kotoran yang coba dikeluarkan dengan korek kuping, ada yang malah masuk ke daerah gendang telinga.

Iritasi dan Vertigo. Walaupun mudah membersihkan telinga, korek kuping bisa menyebabkan radang telinga. Kotoran-kotoran telinga terdorong masuk ke area gendang telinga, karena tidak semua ikut terangkat oleh korek kuping. Kotoran-kotoran itu beraneka ragam bentuk, mulai dari yang lunak, semi padat, hingga padat.

Selain kotoran-kotoran yang bisa menyebabkan radang telinga, dr. Selfiyanti Bimantara Mkes., SpTHT-KL dari RS Siloam Jakarta juga mengingatkan bahwa membersihkan telinga dengan korek kuping secara berlebihan dapat mengakibatkan iritasi pada telinga. “Penggunaan cotton bud yang terlalu sering pada liang telinga dapat mengakibatkan tertusuknya gendang telinga hingga menyebabkan kebocoran pada gendang telinga tersebut," jelas dr. Selfi.

Lebih lanjut dr. Selfiyanti menuturkan, adanya gesekan-gesekan korek kuping ketika membersihkan telinga, bisa saja membuat ujung kapas pada korek kuping terkelupas dan menyangkut di dalam liang telinga. Tekstur yang keras mengakibatkan telinga menjadi luka pada lubang telinga hingga robeknya gendang telinga. Hal-hal teknis seperti ini yang kurang dipedulikan banyak orang.

Jika terjadi, dalam telinga yang rusak akan timbul sel bernama kolesteatoma. Sel berbahaya yang mengandung zat khusus yang fungsinya menggerogoti tulang yang ada pada bagian telinga dalam hingga penderitanya mengalami penyakit lain seperti vertigo hingga gangguan saraf pada wajah.

Bakteri dan jamur juga akan mudah berkembang. Bila telinga infeksi, maka sel kolesteatoma akan tumbuh cepat pula. Sel ini akan mendesak dan menekan organ di sekitarnya dan menimbulkan nekrosis pada tulang. Yang disebut proses nekrosis muncul karena adanya reaksi asam dari bakteri yang membusuk.

Apakah kelainan ini bisa disembuhkan? Tentu saja bisa. Caranya dengan membersihkan telinga secara teratur. Bisa juga menggunakan obat tetes telinga dengan campuran alkohol dalam kurun seminggu tiga kali. Penanganan yang lebih serius bisa melakukan bedan telinga dengan melakukan tandur jaringan ke bawah kulit. Selain efek pada organ telinga sendiri, kelainan pada telinga ini dapat menimbulkan penyakit serius lain seperti demam dan kepala pusing hingga berkurangnya nafsu makan. Penderita merasa malas makan karena saat mengunyah makanan ada rasa sakit pada telinga.

Tips. Lalu bagaimana membersihkan telinga yang tepat menggunakan korek kuping agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pada dasarnya liang telinga terdiri dari lapisan kulit yang mengandung kelenjar. Lapisan terluar kulit akan selalu mengalami pengelupasan. Serumen atau kotoran telinga merupakan campuran sekresi kelenjar di liang telinga yang berfungsi untuk membersihkan dan melindungi serta melumasi telinga.

Serumen yang menipis atau terdesak terlalu dalam bisa menyebabkan kondisi liang telinga luar menjadi basah. Hal ini nantinya menyebabkan jamur dapat tumbuh subur Oleh karena itu, hindari penggunaan sabun untuk membersihkan telinga dan cegah membersihkan liang telinga sendiri dengan korek kuping karena dapat menyebabkan kotoran telinga makin terdesak ke dalam dan ada risiko iritasi pada telinga akibat mengorek terlalu keras dan dalam.

Di tempat yang berbeda dr. Kartika Dwiyani, SpTHT dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta juga menjelaskan tentang proses pembersihan telinga secara alamiah. “Terdapat suatu mekanisme self cleansing dari serumen, di mana serumen bergerak ke luar dari liang telinga dibantu dengan gerakan rahang saat mengunyah atau berbicara. Dengan adanya mekanisme tersebut kita sebenarnya tidak perlu terlalu sering membersihkah telinga bagian dalam karena bisa berbahaya,” tuturnya.

Maka untuk menjaga kebersihan telinga cukup melakukan pembersihan di liang telinga bagian luar saja. Apabila memiliki kelainan pada kulit telinga dan sempitnya ukuran lubang liang telinga akan menyulitkan kita untuk membersihkannya sendiri. Bila ingin aman dalam membersihkan telinga sebaiknya memerlukan bantuan dokter THT. Hendaknya 3-6 bulan sekali rutin melakukan pemeriksaan ke dokter THT.


“Pemakaian cotton bud, tisu dan kapas cukup dilakukan pada liang telinga bagian luar saja, atau lubang bagian liang telinga dan tidak untuk dimasukkan ke dalam liang telinga, pilihlah cotton bud dengan kualitas baik sehingga terhindar dari risiko lepasnya kapas dari tangkai,” 'tutup dr. Kartika. Pramita Hendra Nurcahyo (Femme)

0 komentar:

Post a Comment