Ketika hamil rasa nyeri dan pegal
dirasakan di sekujur tubuh, terutama punggung. Pasalnya punggung menopang berat
dari janin yang terkandung di dalam perut. Dengan melakukan pijat ibu hamil
setelah 12 minggu atau setelah trimester pertama dapat mengurangi dan
merelaksasi otot-otot punggung. Namun pijatan tidak dianjurkan di daerah perut
dan payudara. Mengapa?
Beban perut yang semakin besar
juga membuat beban punggung semakin berat. Pasalnya, otot-otot punggung
berfungsi untuk menopang berat janin yang terkandung di dalam perut, karena itu
jika beban perut semakin berat dan membesar membuat otot-otot punggung meregang.
Hal inilah yang membuat wanita hamil lebih sensitif dan mengeluh karena membawa
beban yang berat.
Untuk mengurangi pegal, maka
biasanya dilakukan pijat. Tetapi jika ingin melakukan pijat saat hamil
sebaiknya dilakukan setelah masa kehamilan 12 minggu atau setelah trimester
pertama hingga menjelang melahirkan. Pijat saat hamil juga harus dilakukan
sesuai dengan aturan pijat untuk wanita hamil serta dilakukan oleh terapis yang
berpengalaman dan pengawasan yang memadai.
Menurut dr. Alvin Setiawan, SpOG,
dokter spesialis kandungan dan kebidanan, jika pijat saat hamil dilakukan di
awal masa kehamilan yaitu kehamilan hingga 12 minggu maka bisa menyebabkan
keguguran Meski belum ada penelitian akurat, namun sebaiknya wanita hamil tidak
melakukan pijat di awal kehamilan.
Pijat saat hamil direkomendasikan
jika kondisi kehamilan semakin besar untuk merelaksasi otot-otot saat
melahirkan nanti. Tetapi wanita hamil yang pernah memiliki riwayat keguguran
pada kehamilan sebelumnya atau sedang menjalani program bayi tabung, sebaiknya
pijat saat hamil tidak dilakukan.
Manfaat Pijat. Pijatan yang boleh dilakukan adalah pijat relaksasi,
bukan pijat refleksi. Manfaatnya adalah menghilangkan stres akibat sendi yang
mendapat beban yang tinggi terutama di daerah punggung dan kaki, mengajarkan
wanita hamil untuk lebih relaks, serta membantu memaksimalkan kapasitas
pernapasan yang diperoleh saat melahirkan nanti. Pijat saat hamil juga dapat
melancarkan peredaran darah, relaksasi otot-otot, melepaskan zat dopamin (zat
yang memberikan rasa nyaman dan tenang pada tubuh) dan serotonin, serta
mengurangi zat stres seperti hormon konisol dan norepinephrin, membuat tidur
lebih nyenyak serta mengurangi nyeri pada punggung.
Icha Akrimah, brand manager
sebuah tempat pijat langganan artis dan istri pejabat, mengatakan pijat saat
hamil sebaiknya hanya dilakukan di area punggung, ujung tangan, kaki dan bagian
tubuh yang bergerak lainnya. Tetapi bagian perut dan payudara sebaiknya tidak
dipijat karena dapat menyebabkan tali plasenta terputus sehingga terjadi
kematian pada janin dan keguguran. Tetapi hal itu tidak akan terjadi jika
pemijatan dilakukan dengan teknik yang benar. Pasalnya, pada dasarnya perut
memiliki air ketuban yang berfungsi untuk melindungi bayi dalam perut dan
menahan goncangan dari luar, sehingga tidak akan ada tekanan secara langsung
terkena bayi.
Teknik Pemijatan. Teknik pemijatan untuk wanita hamil berbeda
dengan teknik pemijatan pada umumnya. Pada wanita hamil, teknik pemijatan harus
dilakukan secara hati-hati terutama di daerah perut karena terdapat rahim
sehingga pemijatan di daerah tersebut tidak boleh terlalu keras. Namun jika tidak
yakin pemijatan yang dilakukan aman pada perut, sebaiknya menghindari daerah
perut untuk dipijat. Pasalnya, jika memaksakan terlalu keras memijat pada perut
bisa menyebabkan tali plasenta terlepas.
Pemijatan pada wanita hamil
biasanya dilakukan pada ujung-ujung tangan dan kaki yang berfungsi untuk
mengembalikan dan mengurangi bengkak. Jika terjadi bengkak pada kaki atau
tungkai kaki, maka dilakukan teknik pemijatan yang benar yaitu pemijatan ke
arah atas supaya dapat mengembalikan aliran darah yang terjebak di bawah kaki
supaya mengalir kembali ke bagian atas tubuh. Begitu juga jika bagian tubuh
lain dipijat maka teknik pemijatannya ke atas untuk melancarkan peredaran
darah.
Ketika dipijat, posisi wanita
hamil tidak boleh tengkurap tetapi posisi yang dianjurkan adalah posisi tubuh
yang berbaring ke arah samping. Biasanya saat melakukan pijat, dikombinasikan
dengan scrub dan oil massage. Pijat hamil bisa dilakukan dua kali sebulan dan
dalam sekali treatment menghabiskan waktu selama 80 menit. Sebelum dipijat,
tubuh ditimbang dulu dan tekanan darah diperiksa.
Saat dipijat tekanan darah harus
normal, tidak boleh terlalu rendah ataupun tinggi. Jika wanita hamil dengan
tekanan darah tinggi dipijat, maka bisa memengaruhi aliran darah sehingga
plasenta janin bisa lepas. Bila wanita hamil dengan tekanan darah rendah
sebaiknya tidak dipijat karena penderita darah rendah itu sangat sensitif
sehingga jika dipaksakan akan merasakan mual-mual. Untuk menyiasatinya,
biasanya dianjurkan minum air putih dulu dan istirahat selama 15 menit, setelah
tekanan darahnya normal baru boleh dilakukan pijat hamil.
Selanjutnya dilakukan-footbath
yaitu merendam kaki menggunakan air hangat. Seianjutnya adalah dilakukan
treatment massage atau pijat wanita hamil. Setelah pijat hamil, wanita hamil
bisa mengombinasikannya dengan treatment creambath. Anita Permatasari (Info
Kecantikan)
0 komentar:
Post a Comment