Monday, October 14, 2013

Honeymoon Cystitis Bisa Sebabkan Keguguran

Anda baru saja menikah dan menikmati bulan madu? Itu pasti masa yang indah dan tak terlupakan. Namun, masa bahagia itu berganti menakutkan apabila sang pengantin mengalami honeymoon cystitis. Apa itu honeymoon cystitis dan bagaimana mengatasinya? 


Pasca-menikah biasanya pasutri memutuskan berbulan madu. Nah, saat bulan madu biasanya terjadi aktivitas hubungan seksual. Pada saat- hubungan seksual tersebut terjadi gesekan pada muara saluran kemih wanita yang berlebihan sehingga terjadi peradangan. Hal inilah yang disebut dengan honeymoon cystitis.
Cystitis adalah infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri yang berkembang biak dan masuk melalui saluran kencing serta ke kandung kemih. Hal ini karena terdapat endapan yang tidak ikut keluar bersama air seni sehingga menyebabkan peradangan di kandung kemih. Kondisi ini sering dialami waniia aktif seksual antara usia 20-50 tahun.

Dr. Kicen Lie, Sp.PD dari Rumah Sakit Pluit Jakarta Utara menjelaskan bahwa cystitis lebih sering dialami para wanita. “Pada umumnya lnfeksl saluran kemih pada wanlta ltu lebih rentan, karena pembuangan pada wanita itu leblh pendek dlbandingkan pria sehingga apabila ada faktor di sekitar pembuangan, misalnya adanya bakteri dan faktor hormonal, itu memudahkan bakteri di sekitar vagina masuk ke dalam saluran kemih," jelas dr. Kiecen.

Sementara itu, dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD, KGH dari RS Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa hubungan seks yang terlalu sering pada saat bulan madu dapat, menyebabkan honeymoon cystitis. “Saat honeymoon melakukan hubungan seks yang lebih sering dan ini yang menyebabkan honeymoon cystitis. Pada dasarnya ini adalah infeksi pada kandung kemih yang sering terjadi pada pasangan yang baru saja menikah,” tuturnya menjelaskan.

Penyebab. Yang paling sering terjadi, sebelum ataupun sesudah melakukan hubungan seksual baik pria maupun wanita tidak membersihkan organ intim. Kebiasaan seperti ini bisa menyebabkan bakteri berkembang di dalam organ intim dan terjadi cystitis. Perilaku ini mendatangkan risiko infeksi lebih besar pada saat melakukan aktivitas seksual. Karena hubungan seksual mendorong bakteri masuk ke dalam uretra. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh menurun, sehingga bakteri yang ada di alat kelamin dan dubur pasangan Anda mudah akan masuk ke dalam saluran kemih.

Tidak hanya hubungan seksual, penggunaan kontrasepsi yang mengandung spermisida juga memicu infeksi saluran kemih, karena kontrasepsi ini dapat membunuh bakteri yang baik untuk vagina dan menyebabkan tumbuhnya bakteri penyebab penyakit pada vagina.

Umumnya wanita yang terkena cystitis tidak merasakan terkena cystitis. Tetapi apabila dilakukan pemeriksaan ditemukan banyak bakteri dalam saluran pembuangannya. Maka, wanita harus rutin melakukan pemeriksaan. “Memang tidak ada efek apapun selama wanita ini tidak hamil. Tetapi saat wanita hamil, dan terkena cystitis maka akan berbahaya bagi kandungannya, bahkan dapat menyebabkan keguguran, makanya walaupun tidak merasakan gejala tetapi ada infeksi, itu harus diobati pada wanita yang sedang hamil,” ungkap dr. Pringgo.

Infeksi saluran kemih saat hamil, bisa menyebabkan infeksi ginjal yang pada akhirnya berakibat keguguran atau bahkan kelahiran prematur. Karena infeksi saluran kemih yang berat dapat menyebabkan infeksi yang meluas atau sistemik yang dapat menyebabkan kelahiran prematur. Selain itu, infeksi saluran kemih akut juga sering memengaruhi infeksi pada dinding rongga amnion atau ketuban sehingga menyebabkan ketuban pecah dini, dan berakibat meningkatkan risiko infeksi pada janin.

Umumnya gejala cystitis muncul satu sampai dua hari setelah bakteri itu menyusup ke saluran kencing. Gejalanya tidak sampai demam, tetapi saat kencing disertai rasa sakit dan hanya sedikit mengeluarkan urin. Selaln itu, bagi penderita tidak dapat menahan saat buang air kecil. Bahkan kalau dilihat dari warna urin keruh dan terkadang mengeluarkan darah. Jika gejala ini telah Anda rasakan, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter. “Untuk mengetahui, diperlukan pemeriksaan urine apakah di dalam urine ada sel darah putih yang meningkat jumlahnya, dan itu menunjukkan adanya infeksi,” tegas dr. Kiecen.

Pencegahan. Walaupun bukan penyakit yang parah, jika cytitis dibiarkan terutama bagi wanita lanjut usia atau penderita diabetes maka bisa menyebabkan infeksi. Dan, ini bisa menyebar ke organ bagian atas dan dapat menyebabkan infeksi pada ginjal, dan ini ditandai dengan nyeri pinggang dan demam.


Karena itu, ada beberapa langkah pencegahan agar Anda tidak terkena penyakit cystitis seperti menjaga kebersihan di sekitar saluran kencing. Membersihkan saluran kencing yang benar adalah mengusap dari arah depan ke belakang, bukan dari belakang ke depan. Serta mengonsumsi air putih sebanyak 2-3 liter per hari, karena air putih akan mendorong bakteri untuk keluar. Dan, buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan intim untuk mengurangi bakteri yang menyebabkan infeksi. “Kebersihan pasangan pun harus dijaga, agar kebersihan organ intim wanita juga tetap terjaga. Dan, segeralah lakukan konsultasi ke dokter jika timbul adanya infeksi untuk mencegah penyebaran bakteri di dalam saluran kemih,” pungkas dr. Pringgo. Pramita Hendra Nurcahyo (Femme)

0 komentar:

Post a Comment