Fase pertumbuhan gigi susu
merupakan periode yang sangat memengaruhi bentuk gigi tetap. Karena itu dalam
periode ini orang tua harus memerhatikan dengan teliti. Tidak hanya itu,
kebiasaan anak juga memengaruhi tampilan gigi kelak. Lalu langkah apa yang
harus dilakukan orangtua?
Gigi susu merupakan gigi yang
tumbuh pada usia 6 bulan hingga 2 tahun. Gigi susu terdiri atas 8 gigi seri, 4
gigi taring dan 8 gigi geraham (molar) sehingga totalnya ada 20 gigi. Gigi susu
itu mulai tanggal pada usia 6-12 tahun dan digantikan oleh gigi tetap.
Nah, di masa pertumbuhan gigi
susu hingga pergantian dengan gigi tetap merupakan periode penting yang harus
diperhatikan orangtua. Karena di masa inilah merupakan fase yang rawan. Jika
orangtua mengabaikan dan tidak merawat dengan baik maka bisa menyebabkan
susunan gigi tetap menjadi tidak rata, bertumpuk, bahkan tonggos.
Menurut drg. Tri Julianti, SpKGA,
dari RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat, gigi susu yang baik juga menentukan
kualitas gigi permanen yang akan tumbuh. Karena itu perawatan gigi susu tidak
boleh diremehkan. Gigi susu yang sehat membantu anak mengunyah dengan baik,
sehingga memaksimalkan penyerapan nutrisi.
Penyebab. Sementara itu, menurut drg. Bernadi C. Into, SpPros, dari
Rumah Sakit MRCCC Siloam Hospitals Semanggi Jakarta, kebanyakan kasus gigi yang
menumpuk dan tidak beraturan hingga tonggos terjadi akibat gigi susu yang
tanggal sebelum waktunya. Biasanya gigi susu yang tanggal akibat karies atau
dicabut akan membuyarkan petunjuk tumbuhnya gigi tetap. Rahang bekas tanggalnya
gigi susu akan menyebabkan rahang melengkung dan menyempit sehingga tidak cukup
menampung gigi dalam susunan yang teratur. Selain itu, anak yang mengonsumsi
makanan yang manis-manis dan gigi tidak dibersihkan dengan baik bisa mendorong
terjadi kerusakan. “Belum saatnya dia ganti gigi susu tapi sudah busuk atau
rusak seperti gigi jadi hitam dan akhirnya patah. Kerusakan ini biasanya
mengganggu kesehatan, pertumbuhannya juga terganggu. Atau anak yang ngedot
terlalu lama juga bisa mengakibatkan Tonggos. Karena saat ngempeng (isap jari),
rahang atas secara refleks akan maju ke depan. Sementara rahang bawah bergerak
ke arah sebaliknya,” ucap drg. Into.
Ditambahkan drg. Tri, khusus gigi
Tonggos bisa saja terjadi saat pergantian antara gigi susu dan gigi tetap. Gigi
Tonggos merupakan salah satu kelainan susunan gigi (maloklusi) yang dapat
disebabkan oleh faktor jarak gigi, antara gigi seri atas dan gigi seri bawah
melebihi dari batas normal (dental) maupun karena faktor posisi rahang atas
yang jauh lebih ke depan dlbanding rahang bawah (skeletal). Kondisi gigi
Tonggos merupakan salah satu kelainan maloklusi, yaitu kelainan susunan gigi
akibat dari faktor kebiasaan buruk. Misalnya kebiasaan menghisap jari tangan
atau ngempeng. “Kebiasaan mengisap jari ini bisa mengganggu pertumbuhan rahang
dan gusi. Selain itu, bentuk bibir juga kemungklnan besar mengalami perubahan
karena mengikuti rahang sehingga bibir menjadi sedikit lebih maju ke depan,
gigi atasnya terdorong keluar dan gigi bawahnya tertekan ke belakang. Tentu
saja kondisi ini akan semakin parah biia anak memiliki gigi maju,” tutur drg.
Tri.
Dijelaskan oleh drg. Tri, selain
kebiasaan ngempeng, hal lain yang sering dilakukan balita adalah
menggigit-gigit kuku, bibir, hingga bertopang dagu. Hal-hal inilah yang
menyebabkan gigi anak menjadi Tonggos. Di sinilah peran orangtua untuk
menghentikan kebiasaan buruk anak tersebut.
Pencegahan
Mendapatkan gigi yang bagus
perawatan gigi merupakan hal penting Ada beberapa hai yang harus dilakukan
orangtua
- Pertama, gigi susu yang tumbuh pada usia 6 bulan, orangtua harus rajin membersihkan dengan cotton bud atau kasa yang dibasahi air matang. Gigi dibersihkan satu per satu dengan air bersuhu biasa. Jangan lupa bersihkan lidah. Karena sisa susu yang menempel menjadi makanan bakteri sehingga bisa menyebabkan gigi anak bolong. Jadi gigi dibersihkan setiap kali anak usai minum susu.
- Kedua, saat anak sudah menginjak usia 2-3 tahun, orangtua harus mulai mengajarkan cara menggosok gigi secara benar dan teratur dengan sikat gigi khusus anak dapat menjadi solusi mencegah kerusakan gigi sejak dini. Jika anak sudah mulai bisa berkumur gunakan pasta gigi berfluoride khusus untuk anak.
- Ketiga, Membawa anak secara rutin ke dokter gigi, enam bulan sekali dapat membantu orangtua mengawasi pertumbuhan gigi susu anak. Muhriji Sn. (Femme)
0 komentar:
Post a Comment