Menyiasati rasa
lapar bagi pengidap diabetes tidak mudah. Untuk sekadar mengudap, mereka
dihadapkan pada sederet makanan yang tidak boleh dikonsumsi, apalagi untuk
memilih makanan pokok berupa karbohidrat.
Salah satu
bagian penting dari penanganan diabetes dalam rangka mencapai kontrol gula
darah yang terkendali adalah manajemen gizi.
Hal ini harus dipahami oleh penderita, sehingga mereka bisa melakukan kontrol diet secara mandiri. Salah satu hal yang penting dalam manajemen diet ini adalah pengetahuan bagaimana memilih makanan yang cocok untuk kontrol gula darah, termasuk jenis karbohidrat.
Hal ini harus dipahami oleh penderita, sehingga mereka bisa melakukan kontrol diet secara mandiri. Salah satu hal yang penting dalam manajemen diet ini adalah pengetahuan bagaimana memilih makanan yang cocok untuk kontrol gula darah, termasuk jenis karbohidrat.
Menilik Jenis Karbohidrat
Sebagai Salah
satu zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi dalam bentuk
kalori yang digunakan tubuh menjalankan berbagai fungsinya, seperti bernafas,
kontraksi jantung dan otot, serta menjalankan aktivitas fisik. Berdasarkan
jenisnya, karbohidrat dibedakan:
» Karbohidrat Sederhana
Kandungan gula,
seperti monosakarida dan disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa.
Terkandung dalam madu, buah, dan susu, mudah dicerna dan diserap.
» Karbohidrat Kompleks
Makanan tinggi
zat pati ini glukosa yang mengandung polisakarida, sering disebut makanan
’sehat’ dengan kandungan serat tinggi. Struktur kimia panjang dan rumit, lebih
lambat dicerna. Terdapat dalam nasi,
kentang, jagung, pasta, roti, dan sebagainya.
» Karhohidrat Olahan
Dapat memicu
tingginya respon indeks glikemik, karena menghasilkan kadar gula
darah yang tinggi. Kaya zat pati tetapi minim nutrisi, sehingga meningkatkan risiko kegemukan.
Terdapat pada sirup jagung, fruktosa, tepung maizena, Serta maltodekstrin.
Pilih Yang Berindeks Glikemik Rendah
Indeks glikemik
(IG) merupakan angka yang menunjukkan potensi atau respon peningkatan gula
darah dari karbohidrat yang tersedia pada Suatu pangan. Sedangkan ’beban
glikemik adalah sistem peringkat untuk kandungan karbohidrat dalam porsi
makanan berdasarkan indeks glikemik dan ukuran porsi. Indeks glikemik berguna
untuk menentukan respon glukosa darah terhadap jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi.
Batasan indeks
glikemik dan contoh pada beberapa makanan
Klasifikasi
|
Indeks Glikemik (IG)
|
Contoh Pangan
|
IG rendah
|
< 55
|
apel
|
IG sedang
|
56 - 69
|
Pisang, mangga
|
IG tinggi
|
> 70
|
nasi, mi, roti kasar
|
Indeks glikemik
bahan makanan berbeda-beda, tergantung dari fisiologi, bukan pada kandungan
bahan makanan. Diketahui, respon gula darah akan terjadi dalam jangka waktu 2
jam setelah mengonsumsi makanan yang mengandung 50 gram karbohidrat pada
makanan tertentu dibandingkan makanan standar pada orang yang sama.
Ragam Indeks Glikemik Gula
Karbohidrat
memiliki efek yang berbeda-beda terhadap respon glukosa pada tubuh. Oleh karena
itu, indeks glikemik yang didapat pun berbeda-beda. Nilai indeks glikemik
fruktosa memang lebih rendah, tetapi bukan karena gula yang dicerna dan diserap
lebih lambat dari glukosa, tetapi menunjukkan bahwa fruktosa secara tidak
langsung memengaruhi kadar gula darah.
Nutrien
|
Indeks Glikemik (IG)
|
Ketegori IG
|
Glukosa
|
103 + 3
|
tinggi
|
Fruktosa
|
15
|
rendah
|
Laktosa
|
46 + 2
|
rendah
|
Sukrosa
|
61 + 4
|
sedang
|
Madu
|
61 + 3
|
sedang
|
Roti tawar
|
100
|
tinggi
|
Fruktosa diserap
hati dan diproses untuk menghasilkan energi dan diubah menjadi glikogen,
Sehingga dapat memengaruhi kadar glukosa dalam darah. Fruktosa melepaskan
insulin dari pankreas yang sama sebagai glukosa. Galaktosa dari hidrolisis
laktosa sedikit menghasilkan glukosa darah. Salah satu faktor yang memengaruhi
indeks glikemik: konsumsi karbohidrat olahan.
Cegah Kebiasaan Makan Berlebihan
Jika Anda masih
mengonsumsi karbohidrat berindeks glikemik rendah dalam jumlah besar, sama
artinya mengonsumsi karbohidrat berindeks glikemik tinggi dalam jumlah kecil.
Akan memberi efek sama, mengingat kualitas dan kuantitas karbohidrat
menunjukkan respon glikemik untuk porsi yang sebenarnya dari makanan.
Untuk beberapa
makanan, kandungan karbohidrat dalam porsi normal adalah rendah, sedangkan pada
makanan dengan porsi yang besar diperlukan untuk mengukur respon glukosa pada
uji indeks glikemik standar. Sementara beban glikemik berguna untuk menunjukkan
perbandingan yang cukup signifikan terhadap porsi makan yang secara langsung
mengarahkan konsumen kepada pilihan makanan yang sehat dengan meminimalkan
dampak gula darah bagi tubuh.
Makanan dengan
indeks glikemik berlebih akan memicu kebiasaan makan berlebihan dan penambahan
berat badan yang tidak sehat. Berdampak buruk terutama bagi si diabetes karena
kadar gula darah akan melonjak tajam.
Bagi mereka yang
semula sehat, jika kebiasaan ini diteruskan akan menimbulkan kurangnya
toleransi terhadap glukosa. Sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes tipe
2 di masa depan, selain merusak kualitas tidur. (K)
0 komentar:
Post a Comment