Penyakit jantung tidak hanya terjadi pada saat usia lanjut, kini dapat
menyerang Anda di usia berapa pun. Menjaga jantung sama dengan menyelamatkan
hidup Anda. Bisa dimulai dengan memperhatikan asupan makanan yang baik dan
benar.
Kekuatan jantung memang luar biasa. Setiap harinya, jantung berdenyut
10.000 kali dan sekiranya seumur hidup berdenyut, maka bisa lebih dari dua
miliar kali. Untuk mempertahankan proses kerjanya itu, jantung memerlukan
oksigen.
Ketika jantung menerima oksigen, bagian kanan jantung akan memompa darah ke
paru-paru. Darah yang menerima oksigen ini akan mengalir kembali ke bagian jantung
sebelah kiri yang kekuatannya lebih besar dan lebih kuat. Lalu, melalui jantung
sebelah kiri, darah akan dialirkan ke seluruh organ tubuh. Setelah organ tubuh
menggunakan oksigen yang ada pada darah, darah dialirkan kembali ke jantung
sebelah kanan. Proses awal pengaliran darah pun dimulai kembali.
Sekilas, proses kerja jantung terdengar cukup rumit. Bisa Anda bayangkan
apabila organ jantung tidak dapat berfungsi, otomatis organ tubuh lainnya tidak
akan berfungsi. Belum lagi bahaya penyakit jantung, seperti serangan jantung,
gagal jantung, atau komplikasi jantung dan paru-paru.
Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Ali Khomsan
menyebutkan bahwa pria rentan terhadap penyakit jantung di usia 40-an karena
umumnya pria mengalami obesitas. Sedangkan wanita rentan di usia 50-an karena
menopause akibat berkurangnya hormon estrogen, sehingga memicu penyakit
jantung.
Namun kali ini, banyak usia produktif yang sudah terkena penyakit jantung.
Kesibukan masyarakat kota yang lupa akan pentingnya asupan makanan sehat
biasanya memilih makanan siap saji dan lebih mudah stres. Pola hidup yang tidak
sehat, seperti makanan berkolesterol tinggi (jeroan babat, usus, hati, dan
otak), merokok, atau kurang berolahraga juga bisa memicu penyakit jantung.
Kenali Protein Yang Baik
Melindungi jantung tidaklah sulit, asalkan Anda disiplin mengonsumsi
makanan berprotein yang tepat bagi jantung. Fungsi protein menjadi penting
karena berperan sebagai zat pertumbuhan untuk mengganti sel-sel yang aus.
”Wanita dewasa membutuhkan sekitar 0,9 g protein / kg berat badannya,” ungkap
Ali Khomsan.
Apa saja protein yang dibutuhkan itu? Sumber protein yang terbaik adalah
lauk-pauk, seperti daging, telur, ikan, tahu, dan tempe. Bagi seseorang yang
mengidap penyakit jantung, sumber protein yang berkhasiat baik adalah tempe.
”Tempe mengandung serat dan juga antioksidan yang bermanfaat untuk pengendalian
penyakit jantung,” ungkapnya.
Pemenuhan asupan protein juga perlu diperhatikan. Sayangnya, kebiasaan
masyarakat kota cenderung mengonsumsi sumber protein dengan ukuran besar,
seperti suka bersantap di restoran cepat saji.
Kebiasaan itulah yang dikhawatirkan dapat menjadi sumber lemak jahat,
sehingga memicu obesitas dan berakhir pada penyakit jantung. Oleh karena itu,
asupan yang baik seperti lauk-pauk sebaiknya dikonsumsi sebanyak 60 gram setiap
kali sarapan pagi, santap siang dan malam.
Menurut penelitian dalam Journal of The American College of Nutrition,
orang yang melakukan pola makan dengan sajian 24% protein memiliki tingkat
risiko penyakit jantung lebih rendah dibandingkan dengan sajian protein 15%
saja.
Sajikan menu Yang Tepat
Meski sudah berusaha mengonsumsi makanan berprotein, belum tentu sajian
makanan yang Anda santap sudah memenuhi kebutuhan protein. Ali Khomsan menegaskan
bahwa makanan segar adalah sajian pangan yang paling sehat. Namun, bukan
berarti membeli makanan instan itu buruk. Hal ini biasanya dilakukan oleh
mereka yang sibuk, sehingga memilih makanan instan di toko.
”Makanan instan diproses dengan pengawet, namun pada umumnya bila makanan
instan tersebut diproduksi oleh industri besar yang dipercaya, biasanya
pengawet yang digunakan aman. Justru produksi industri rumahanlah yang
menggunakan bahan pengawet yang kurang aman, sehingga makanan pun dicampur
dengan formalin atau boraks yang tidak memenuhi syarat,” paparnya.
Selain makanan instan dapat mengurangi kadar protein, yang perlu Anda
waspadai adalah proses pemasakan dengan menggunakan panas berlebih. Seperti
yang digoreng, dibakar, direbus atau dikukus. Akan tetapi, lebih baik
mengonsumsi makanan matang selama porsinya sesuai aturan daripada tersedia
makanan mentah namun tidak termakan. Terkecuali bagi penderita kolesterol
tinggi, ada baiknya mengonsumsi makanan yang direbus atau dikukus agar asupan
lemaknya tidak terlalu tinggi.
Pilah-Pilih Pangan Protein
Lezat dan Sehat !
- Putih telur ayam 0 mg koleterol
- Susu sapi tanpa lemak 0 mg kolesterol
- Daging ayam pilihan tanpa kulit 5 mg kolesterol
- Daging bebek pilihan tanpa kulit 5 mg koleserol
- Ikan sungai air tawar biasa 5,5 mg kolesterol
- Daging sapi pilihan tanpa lemak 6 mg kolesterol
- Daging kelinci 6,5 mg kolesterol
- Daging kambmg tanpa Iemak 7 mg kolesterol
- Ikan ekor kuning 8,5 mg kolesterol
Lezat Tapi Berbahaya !
- Santan Kelapa 18,5 mg kolesterol
- Susu sapi 25 mg kolesterol
- Susu sapi full cream 28 mg kolesterol
- Cokelat/kakao 29 mg kolesterol
- Mentega 30 mg kolesterol
- Jeroan sapi 38 mg kolesterol
- Kerang putih, tiram, 45 mg kolesterol
- Telur ayam 50 mg kolesterol
- Jeroan kambing 61 mg kolesterol
0 komentar:
Post a Comment