Kita telah
mengadopsi beragam jenis gula dalam diet sehari-hari. Sadar atau tidak, gula
memang dibutuhkan dalam kondisi tertentu. Sayangnya, pemanis yang mengandung
energi atau kalori ini tidak semuanya menyehatkan untuk dikonsumsi. Ini
berarti kita perlu waspada terhadap jenis gula berlebih yang sering ditambahkan
ke dalam berbagai jenis makanan dan minuman.
Menurut pakar
gizi dari Departemen Ilmu Gizi FKUI/RSCM DR dr Fiastuti Witjaksono, MSC, MS,
SpGK, makanan atau minuman yang kandungan gula tambahannya banyak, tak ada
manfaatnya. Gula hanya merupakan jenis karbohidrat sederhana yang tidak
mengandung zat gizi lain. ”Jika kita mengonsumsinya secara berlebihan, maka
akan menumpuk di bawah kulit hingga menimbulkan berbagai penyakit degeneratif,”
ujarnya ketika ditemui KARTINI di sela-sela acara edukasi Fonterra beberapa
Waktu lalu di Jakarta.
Gula Alami VS
Gula Tambahan
Gula Alami (intrinsik) Gula terdapat secara alami
di dalam makanan yang belum mengalami proses apa pun. Gula alami ini dijumpai
pada buah yang mengandung fruktosa dan susu yang mengandung laktosa.
Gula Tambahan (ekstrinsik) ini merupakan jenis gula yang sengaja
ditambahkan pada makanan dan minuman, baik pada saat produksi, saat persiapan
pemasakannya, atau ditambahkan secara langsung oleh individu yang akan
mengonsumsinya. Gula tambahan telah diklaim sebagai salah satu penyebab utama
meningkatnya angka penderita diabetes dan obesitas, serta gangguan kesehatan
lainnya. Gula merah, sirup jagung padat, sirup glukosa padat, jus konsentrat,
maltosa, sukrosa, molase, bahkan madu merupakan sumber-sumber gula tambahan
yang sering dijumpai sehari-hari.
Gula Darah Bisa Meningkat
Ada beragam
jenis gula yang biasa kita konsumsi sehari-hari, baik monosakarida maupun
disakarida. Semakin sederhana struktur suatu jenis gula, maka semakin mudah
diserap oleh tubuh, sehingga lebih cepat menaikkan kadar gula dalam darah. Bagi
pengidap diabetes (terutama tipe 2) yang sulit mengolah gula, kondisi ini
sangat berbahaya karena dapat memicu berbagai komplikasi, termasuk gangguan
jantung dan stroke.
Pakar
endokrinologi dari University of California, Dr Robert Lustig menyatakan bahwa gula
dalam bentuk apa pun sebenarnya tetap berbahaya jika dikonsumsi
berlebihan. Konsumsinya tidak boleh melebihi 8 sendok teh dalam sehari.
Berbagai jenis penyakit degeneratif yang banyak terjadi rata-rata karena penderita mengonsumsi gula
empat kali lebih banyak dari jumlah yang dianjurkan.
Hasil penelitian
yang dimuat dalam Dietary Guidelines (2010) di Amerika menyebutkan bahwa biasanya
gula tambahan ditemukan dalam makanan yang mengandung lemak
padat. Keduanya ’menguasai’ 35% dari total kalori yang dibutuhkan tubuh dalam
satu hari. Para pakar gizi tersebut menganjurkan hanya 5-15% gula tambahan dan
lemak padat saja yang boleh dikonsumsi dari total kalori harian. Sementara
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan asupan gula tambahan tidak boleh
melebihi 10% dari total kalori yang dikonsumsi untuk menghindari kelebihan
energi dalam tubuh.
Apa yang terjadi jika Anda tidak mematuhi anjuran ini? Gula tambahan yang
berlebihan dikonsumsi akan segera meningkatkan kepadatan energi, mengurangi
nilai gizi makanan, serta cenderung meningkatkan beban glikemik dan insulin.
Tingginya kadar gula di dalam darah akan memicu pelepasan insulin dan pada waktu
bersamaan mengurangi sekresi glukagon.
Jika keadaan ini tidak disiasati dan diantisipasi, maka pengidap diabetes
pun dapat berisiko stroke. Banyak faktor yang dapat memengaruhi respon gula
darah terhadap makanan. Di antaranya komposisi (lemak, protein, gula, zat
tepung, dan kandungan serat), metode persiapan dan pemrosesan pangan, kombinasi
ragam makanan yang dikonsumsi, dan faktor fisik individu termasuk usia dan
bobot tubuh.
Awas ‘Perangkap Gula Tambahan’
Membatasi atau mengurangi asupan gula perlu dilakukan dengan cara tepat.
Anda bisa saja mengurangi konsumsi gula tambahan dan mematuhi anjuran WHO.
Namun, jika Anda tidak membatasi asupan makanan atau minuman yang mengandung
gula tambahan, maka ini sama saja Anda tetap mengonsumsi gula berlebihan tanpa
Anda sadari.
Tim investigasi nutrisi dari University of Vermont menyebutkan bahwa ada
lima jenis makanan dan minuman yang sebenarnya menyehatkan, namun jenis sajian
ini ternyata menyumbangkan asupan gula tambahan secara tersembunyi ke dalam
tubuh ketika Anda menyantapnya. Berikut lima jenis makanan dan minuman yang
perlu Anda perhatikan dan seimbangkan dengan asupan gula harian:
Sereal dan biskuit gandum
Jenis makanan ini sebenarnya bermanfaat untuk tubuh Anda karena kandungan
gandumnya. Namun, jangan salah kaprah dalam memilihnya. Perhatikan daftar bahan
bakunya. Satu sereal gandum bisa mengandung 6 gram gula tambahan per satu
cangkir saji sereal. Sebaiknya, tambahkan saja buah-buahan saat Anda
mengonsumsi sereal gandum. Batasi juga konsumsi biskuit, karena jenis biskuit
gandum sekalipun bisa mengandung gula tambahan sekitar 4 gram atau 1 sendok teh
per saji.
Saus tomat untuk pasta
Sebenarnya saus tomat untuk pasta yang Anda buat sendiri di rumah
mengandung asupan sayuran yang sehat. Namun faktanya, setengah cangkir saus
tomat siap saji yang dijual di pasaran mengandung 15 gram gula tambahan atau
sekitar 4 sendok teh. Jika Anda makan pasta dengan saus tomat berlimpah, maka
bisa dibayangkan berapa banyak gula tambahan yang Anda asup secara tak langsung
dari hidangan ini. Bukan berarti Anda tak boleh menikmati pasta dengan saus
tomatnya. Hanya saja, batasi asupan saus tomat pasta siap saji atau
sesuaikanlah dengan asupan gula harian Anda jika sudah mengonsumsi pasta
beserta saus tomatnya dalam menu satu hari tersebut. Agar lebih aman, sebaiknya
buatlah sendiri saus tomat untuk pasta bukan dengan membelinya untuk alasan kepraktisan.
Jika pun Anda harus membeli saus tomat yang siap saji, maka pilihlah yang
mengandung sedikit gula tambahan, yaitu 3 gram gula tambahan per setengah
cangkir saus tomat (sekitar 12 kalori atau 3/4 sendok teh).
Saus barbekyu
Jika Anda gemar memasak dengan memanggangnya di atas api dan menggunakan
saus siap saji, maka tetaplah berhati-hati dengan asupan gula tambahan di
dalamnya jenis saus ini diketahui mengandung 12 gram gula tambahan atau 3
sendok teh gula tambahan per 2 sendok makan takaran saus barbekyu. Ingin lebih
sehat? Sebaiknya Anda pilih saus barbekyu yang mengandung sedikit gula tambahan
atau kalori. Selain itu, Anda pun dapat membuat sendiri saus barbekyu dengan
jumlah gula yang disesuaikan dengan kebutuhan harian.
Dressing salad bebas lemak
Jika Anda sudah memilih dressing salad bebas lemak dengan maksud menjaga
pola makan, maka pilihan ini sebenarnya tak salah. Namun, bisa bermasalah jika
konsumsinya tidak diseimbangkan dengan asupan gula harian. Dengan kata lain,
percuma saja Anda berdiet dengan memilih makanan bebas lemak, namun asupan gula
tambahannya masih berlebihan. Jenis sajian satu ini boleh jadi menyehatkan
karena sayuran dan buah di dalamnya, namun kandungan gula tambahan dan garamnya
patut diperhatikan. Cita rasa dengan penambahan gula dan garam dihindari saja.
Agar tetap sehat, sebaiknya pilih dressing yang mengandung minyak zaitun atau
kanola.
Smoothies
Hati-hati dengan smoothies, karena satu saji minuman ini bisa memuat gula
tambahan sebanyak 38 gram atau setara dengan 9,5 sendok teh dan 230 kalori.
Sebaiknya, ganti jenis minuman segar ini dengan susu skim senilai 80 kalori,
yoghurt rasa tawar tanpa lemak senilai 110 kalori, atau sirup maple senilai 16
kalori. (K)
0 komentar:
Post a Comment