Dalam banyak kasus, penderita
obesitas yang berhasil menurunkan berat badan secara drastis kerap mengalami
efek yoyo sindrome yang membuat berat badannya kembali naik. Namun dengan bedah
bariatric dan gastric placation, berat badan penderita obesitas bisa diturunkan
35-45 kg pada tahun pertama. Pasalnya, dua teknik terbaru ini mampu memperkecil
ukuran lambung dan berimbas pada penurunan berat badan. Benarkah?
Banyaknya kalori yang masuk ke dalam
tubuh serta kurangnya aktivitas fisik membuat lemak bertumpuk dalam tubuh.
Ditambah lagi Anda tetap rajin mengonsumsi makanan kaya kalori seperti cokelat,
snack, dan minumlah manis kemasan. Dan, sayangnya tetap tidak diimbangi dengan
aktivitas fisik. Lemak tubuh dipastikan akan semakin menumpuk, dan akumulasi dari
tumpukan lemak tersebut akan membuat Anda kelebihan berat badan alias obesitas.
Masalah obesitas sebenarnya telah
dianggap sebagai masalah global selama satu dekade terakhir. Betapa tidak,
tahun 2005 saja, sekitar 1,6 miliar orang dewasa di atas usia 15 + telah
positif menderita obesitas. Bahkan, para ahli percaya jika kecenderungan ini
akan terus berlangsung hingga tahun 2015. Pada tahun ini sekitar 2,3 miliar
orang dewasa akan kelebihan berat badan dan lebih dari 700 juta diperkirakan
akan bermasalah dengan obesitas.
Bedah Bariatric.
Dalam banyak kasus penderita obesitas kerap bermasalah dengan yoyo sindrome
yaitu berat badan yang awalnya turun drastis kembali naik melebihi berat badan
awal. Namun Anda tak perlu khawatir lagi, seiring dengan kemajuan teknologi
kedokteran, sekarang terdapat dua cara terbaru dalam menurunkan berat badan,
yaitu bedah bariatric dan gastric placation.
Operasi bariatric merupakan salah
satu cara terbaru untuk menurunkan berat badan penderita obesitas yang sangat
populer di Amerika dan Eropa. Penurunan berat badan lewat metode ini dilakukan
dengan cara mengurangi ukuran lambung dengan perangkat medis implan (gastric
banding) atau melalui penghapusan sebagian lambung (gastrektomi), pengalihan
usus dua belas jari atau pun dengan oparasi bypass lambung.
Karena target utamanya adalah
mengecilkan ukuran lambung penderita obesitas, maka setelah menjalani operasi
ini makanan yang dikonsumsi penderita obesitas akan berkurang dibandingkan
dengan porsi makan sebelumnya. Tak hanya itu saja, mengecilnya ukuran lambung
ini diharapkan akan membuat penderita obesitas merasa cepat kenyang saat makan.
Alhasil dengan cara ini, lama-kelamaan berat badan pun akan turun.
Agar hasilnya lebih maksimal,
pasca melakukan bedah bariatric, Anda dianjurkan untuk melakukan diet cairan
bening. Diet ini sendiri dilakukan dengan mengonsumsi makanan seperti kaldu dan
jus buah yang terlalu encer serta makanan penutup yang mengandung gelatin. Diet
ini sebaiknya dilakukan sampai organ lambung Anda pulih setelah menjalani
operasi. Setelah pulih, Anda dianjurkan untuk melakukan diet bebas gula,
Sebagai gantinya Anda disarankan untuk mengonsumsi bubur seperti skim, krim
susu gandum, tepukan kecil margarin, minuman protein, sup krim, bubur buah
hingga kentang tumbuk dengan saus. Diet ini sebaiknya dilakukan selama kurang
lebih dua minggu.
Meskipun bedah bariatric cukup
ampuh dijadikan sebagai salah satu solusi menurunkan berat badan bagi penderita
obesitas, namun menurut dr. Sidik Setiamiharja, SpB, SpBR dokter spesialis
bedah plastik setiap pasien yang hendak melakukan tindakan inflansi atau yang
disebut juga tindakan yang melukai tubuh (pembedahan) akan memiliki risiko yang
cukup besar, mulai dari pendarahan, komplikasi pascaoperasi hingga kematian.
Karena itu, sebelum dilakukan tindakan sebaiknya pasien menanyakan semua proses
dan cara dari tindakan pembedahan tersebut kepada dokter. Hal ini dilakukan
untuk meminimalisasikan risiko berbahaya pascaoperasi berlangsung.
Gastric Placation.
Sedikit berbeda dengan. bedah bariatric, menurut dr. Diani Andriana, SpGK,
dokter spesialis gizi klinik, gastric placation merupakan suatu tindakan yang
dianjurkan bagi para penderita obesitas yang susah untuk menurunkan berat
badan. Gastric Placation biasanya dilakukan dengan cara memasangkan ring atau
cincin (berbentuk silikon yang dapat menyaring makanan) pada lambung dengan
tujuan menekan ruang lambung atau mengecilkan lambung. Menariknya, cara ini
mampu membuat pasien mengalami penurunan berat badan yang drastis antara 35-45
kilogram pada tahun pertama dan mempertahankannya hingga tujuh tahun kemudian.
Selain memilih menjalani tindakan
gastric placation, penderita obesitas yang ingin menurunkan berat badannya juga
bisa melakukan penurunan berat badan dengan cara yang aman seperti mengurangi
pola makan yang disertai dengan olahraga yang cukup, Untuk pola makannya
sebaiknya mengurangi porsi nasi sebanyak 75 gr saja dengan lauk tahu dan tempe
serta daging ayam fillet ditambah sayur hijau bening 1-2 mangkuk.
Agar hasilnya lebih maksimal
tentu saja pola makan ini harus diimbangi dengan aktivitas fisik atau olahraga.
Untuk yang satu ini, Anda bisa memilih olahraga aerob (olahraga yang
membutuhkan oksigen) seperti senam aerobik, renang, lari, dan treadmill.
Berhubung olahraga aerob ini membutuhkan oksigen, maka masuknya oksigen secara
teratur ke dalam tubuh diharapkan akan membuat pembakaran lemak pada tubuh
menjadi lebih baik. Pembakaran lemak yang baik biasanya berkisar sekitar 1500
kalori (penurunan sekitar 1,5 kg per minggunya). Namun dalam beberapa kasus
mereka yang bisa membakar kalorinya hingga 4000 kalori atau 4 kg dalam sehari
biasanya menurunkan berat badannya lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang
hanya bisa membakar lemak tubuhnya sebanyak 1500 kalori. Agar hasilnya lebih
sempurna, tak ada salahnya jika Anda menambah aktivitas fisik sehari-hari
seperti berjalan kaki.
0 komentar:
Post a Comment