Saturday, September 20, 2014

Melinjo Dapat Atasi Anemia

Melinjo Dapat Atasi Anemia
Rutinitas pekerjaan yang tinggi, membuat seseorang terkadang kurang istirahat dan makan  tidak teratur. Akibatnya trombosit menurun yang menyebabkan letih, lemah dan lesu atau biasa disebut anemia. Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah anemia, salah satunya dengan melinjo. Selain dapat diolah sebagai menu  makanan yang enak, ternyata melinjo dapat berkhasiat untuk kesehatan. Tanaman yang biasa dijadikan kerupuk emping dipercaya mengandungzat-zat yang dapat menyembuhkan anemia. Seperti apa?

Meski dianggap sepele namun anemia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Anemia adalah berkurangnya sel darah merah atau jumlah sel hemoglobin dalam sel darah merah yang mengakibatkan darah tidak mampu membawa oksigen dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh. Anemia adalah kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) atau jumlah eritrosit rendah. Kadar Hb normal pada wanita adalah 12-16 mg/dL, sedangkan pada pria kadar Hb normalnya adalah 14-18 mg/dL.

Rendahnya kadar Hb dalam darah dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti growth factor (eritropoetin), vitamin seperti asam folat dan vitamin B1 2/cyanocobalamin), serta mineral seperti zat besi/Fe. Karena itulah penderita anemia akan mengalami penurunan kondisi tubuh seperti cepat lelah, kurang bergairah, konsentrasi lemah, menurunnya selera makan, pusing, sesak napas, mudah kesemutan, serta jantung berdebar-debar.

Biasanya penderita anemia dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan penambah darah berdasarkan resep dokter. Namun ternyata belum banyak yang tahu bahan alami seperti melinjo dapat dijadikan “obat” untuk menambah kadar sel darah di dalam tubuh penderita anemia.

Kandungan. Melinjo dapat menangkal radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit dan menghasilkan antioksidan. Melinjo atau tangkil (tanaman berbiji terbuka/Gymnospermae), menurut Etty Bachetta, SH, pakar herbal dan kecantikan, mengandung purin. Namun terlalu banyak makan kandungan purin dapat menyebabkan gangguan pengeluaran asam urat oleh ginjal (hiperurisemia). Selain mengandung purin, melinjo juga mengandung protein, lemak, energi, kalsium, karbohidrat, Vitamin A, B1, C, zat besi dan fosfor. Oleh karena itu melinjo berkhasiat mampu mengobati anemia, melancarkan air seni, mata dan busung lapar.

Ditambahkan oleh Yashmin Sheiff, SH, MBA, Aesth, Dipl, herbalis, saat ini memang belum banyak penelitian praklinis yang menguji aktivitas antianemia di dalam melinjo. Namun, berdasarkan berbagai uji mengenai melinjo mampu membantu mengatasi penyakit anemia. Melinjo mengandung antioksidan tinggi dan bahkan pada biji melinjo mengandung 9-10 persen antioksidan, pada kulit buahnya terdapat 2,6 mg zat besi, asam tolat pada daun melinjo menoapai 45,5 ug/g, serta vitamin C pada biji melinjo mencapai 100 mg.

Senyawa antioksidan berperan sebagai penangkal radikal bebas yang dapat memunculkan berbagai penyakit termasuk anemia. Rendahnya kadar eritrosit (sel darah merah) dapat terjadi karena kegagalan respons tubuh terhadap eritropoetin. Diketahui bahwa usia eritrosit adalah 120 hari. Setelah itu eritrosit akan rusak dan tubuh akan memproduksi eritrosit baru. Saat kadar eritrosit rendah maka tubuh akan memerintahkan organ ginjal untuk mensekresikan eritropoetin, yang kemudian akan memerintahkan sumsum tulang untuk memproduksi eritrosit. Radikal bebas dalam tubuh dapat mengacaukan proses tersebut sehingga terjadilah anemia.

Sementara zat besi (Fe) merupakan unsur penting dalam pembentukan eritrosit. Penyebab anemia terbanyak adalah rendahnya zat besi dalam tubuh sebagai penyusun eritrosit. Kulit melinjo yang Kaya akan zat besi dapat membantu mengatasi anemia. Asam folat merupakan senyawa yang berperan penting dalam pembentukan eritrosit dalam tubuh. Asam folat merupakan senyawa katalisator dalam pembentukan eritrosit (mempercepat pembentukan eritrosit). Vitamin C merupakan senyawa yang memiliki peran penting. Resorpsi zat besi dalam usus sangat dibantu dengan adanya vitamin C dan asam lambung (HCl).

Cara Mengolah. Agar mendapatkan manfaat melinjo untuk mengatasi anemia, maka perlu diolah dengan baik. Cara mengolah melinjo untuk mengatasi anemia sebenarnya cukup mudah yaitu dengan dijadikan salah satu bahan dalam sayur untuk dikonsumsi sehari-hari. Yang perlu diperhatikan adalah senyawa asam folat dalam melinjo rentan dalam pemanasan yang lama. Dengan demikian dalam pengolahannya sebaiknya tidak menggunakan pemanasan yang terlalu lama. Selain itu, ketika memasak tidak menggunakan nyala api yang terlalu besar dan proses pemasakannya tidak terlalu lama.

Menurut Etty, cukup ambil 50 gr melinjo beserta daunnya, lalu kukus selama 30 menit. Setelah dikukus melinjo bisa langsung diolah lagi dalam bentuk masakan sesuai selera, seperti dicampur dengan hati sapi atau hati ayam, dalam bentuk masakan sayuran ataupun balado. Ditambahkan oleh Yasmin, konsumsi melinjo juga bisa dengan daun katuk karena daun katuk mampu meningkatkan kadar hemoglobin dan hematokrit, serta meningkatkan absorbsi nutrisi pada saluran pencernaan sehingga dapat menekan nutrisi yang terbuang.

Melinjo dapat dikonsumsi hingga kadar Hb penderita anemia normal kembali. Namun sebaiknya tidak terlalu banyak. Untuk mengonsumsi melinjo dalam sehari cukup 50 gr di pagi hari dan sore hari selama satu minggu ningga kondisi darah merah normal kembali. Setelan normal, melinjo tetap dikonsumsi seminggu tiga kali agar tidak mengalami anemia lagi. Namun sebaiknya penderita asam urat tidak makan melinjo karena kaya akan purin yang merupakan bahan baku pembentuk asam urat. Jika melinjo dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih akan menimbulkan penyakit asam urat, tetapi jika dimakan di dalam sayur saja relatif aman bagi tubuh.


Selain makan melinjo, agar tubuh tidak mudah mengalami anemia sebaiknya tidak terlalu lelah dalam beraktivitas, tidur yang cukup, minum air putih dua liter sehari dan penuhi asupan gula. Diperlukan juga mengonsumsi asupan makanan yang bergizi, kaya zat besi, asam folat, dan vitamin terutama vitamin C dan vitamin B12. Terutama untuk wanita hamil, melahirkan, dan menstruasi sebaiknya memperhatikan asupan nutrisi, menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat memacu anemia seperti kloramfenikol, sulfonamide, fenitoin, dan fenilbutazon serta yang dapat mengganggu absorbsi asam folat dan Vitamin B12. Hindari juga obat-obatan seperti karbimazol, sitostatistika (busulfan dan doxorubisin), insektisida yang secara langsung mampu merusak sumsum tulang sebagai tempat pembentukan eritrosit Nailul Iffah (Info Kecantikan)

0 komentar:

Post a Comment