Rutinitas pekerjaan yang tinggi,
membuat seseorang terkadang kurang istirahat dan makan tidak teratur. Akibatnya trombosit menurun
yang menyebabkan letih, lemah dan lesu atau biasa disebut anemia. Banyak cara
yang dilakukan untuk mengatasi masalah anemia, salah satunya dengan melinjo. Selain
dapat diolah sebagai menu makanan yang
enak, ternyata melinjo dapat berkhasiat untuk kesehatan. Tanaman yang biasa
dijadikan kerupuk emping dipercaya mengandungzat-zat yang dapat menyembuhkan
anemia. Seperti apa?
Meski dianggap sepele namun
anemia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Anemia adalah berkurangnya sel
darah merah atau jumlah sel hemoglobin dalam sel darah merah yang mengakibatkan
darah tidak mampu membawa oksigen dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Anemia adalah kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) atau jumlah
eritrosit rendah. Kadar Hb normal pada wanita adalah 12-16 mg/dL, sedangkan
pada pria kadar Hb normalnya adalah 14-18 mg/dL.
Rendahnya kadar Hb dalam darah
dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti growth factor (eritropoetin), vitamin
seperti asam folat dan vitamin B1 2/cyanocobalamin), serta mineral seperti zat
besi/Fe. Karena itulah penderita anemia akan mengalami penurunan kondisi tubuh
seperti cepat lelah, kurang bergairah, konsentrasi lemah, menurunnya selera
makan, pusing, sesak napas, mudah kesemutan, serta jantung berdebar-debar.
Biasanya penderita anemia
dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan penambah darah berdasarkan resep
dokter. Namun ternyata belum banyak yang tahu bahan alami seperti melinjo dapat
dijadikan “obat” untuk menambah kadar sel darah di dalam tubuh penderita
anemia.
Kandungan. Melinjo dapat menangkal radikal bebas yang menjadi
penyebab berbagai macam penyakit dan menghasilkan antioksidan. Melinjo atau
tangkil (tanaman berbiji terbuka/Gymnospermae), menurut Etty Bachetta, SH,
pakar herbal dan kecantikan, mengandung purin. Namun terlalu banyak makan
kandungan purin dapat menyebabkan gangguan pengeluaran asam urat oleh ginjal
(hiperurisemia). Selain mengandung purin, melinjo juga mengandung protein,
lemak, energi, kalsium, karbohidrat, Vitamin A, B1, C, zat besi dan fosfor.
Oleh karena itu melinjo berkhasiat mampu mengobati anemia, melancarkan air
seni, mata dan busung lapar.
Ditambahkan oleh Yashmin Sheiff,
SH, MBA, Aesth, Dipl, herbalis, saat ini memang belum banyak penelitian
praklinis yang menguji aktivitas antianemia di dalam melinjo. Namun,
berdasarkan berbagai uji mengenai melinjo mampu membantu mengatasi penyakit
anemia. Melinjo mengandung antioksidan tinggi dan bahkan pada biji melinjo
mengandung 9-10 persen antioksidan, pada kulit buahnya terdapat 2,6 mg zat
besi, asam tolat pada daun melinjo menoapai 45,5 ug/g, serta vitamin C pada
biji melinjo mencapai 100 mg.
Senyawa antioksidan berperan
sebagai penangkal radikal bebas yang dapat memunculkan berbagai penyakit termasuk
anemia. Rendahnya kadar eritrosit (sel darah merah) dapat terjadi karena
kegagalan respons tubuh terhadap eritropoetin. Diketahui bahwa usia eritrosit
adalah 120 hari. Setelah itu eritrosit akan rusak dan tubuh akan memproduksi
eritrosit baru. Saat kadar eritrosit rendah maka tubuh akan memerintahkan organ
ginjal untuk mensekresikan eritropoetin, yang kemudian akan memerintahkan
sumsum tulang untuk memproduksi eritrosit. Radikal bebas dalam tubuh dapat
mengacaukan proses tersebut sehingga terjadilah anemia.
Sementara zat besi (Fe) merupakan
unsur penting dalam pembentukan eritrosit. Penyebab anemia terbanyak adalah
rendahnya zat besi dalam tubuh sebagai penyusun eritrosit. Kulit melinjo yang Kaya
akan zat besi dapat membantu mengatasi anemia. Asam folat merupakan senyawa
yang berperan penting dalam pembentukan eritrosit dalam tubuh. Asam folat
merupakan senyawa katalisator dalam pembentukan eritrosit (mempercepat
pembentukan eritrosit). Vitamin C merupakan senyawa yang memiliki peran
penting. Resorpsi zat besi dalam usus sangat dibantu dengan adanya vitamin C
dan asam lambung (HCl).
Cara Mengolah. Agar mendapatkan manfaat melinjo untuk mengatasi
anemia, maka perlu diolah dengan baik. Cara mengolah melinjo untuk mengatasi
anemia sebenarnya cukup mudah yaitu dengan dijadikan salah satu bahan dalam
sayur untuk dikonsumsi sehari-hari. Yang perlu diperhatikan adalah senyawa asam
folat dalam melinjo rentan dalam pemanasan yang lama. Dengan demikian dalam
pengolahannya sebaiknya tidak menggunakan pemanasan yang terlalu lama. Selain
itu, ketika memasak tidak menggunakan nyala api yang terlalu besar dan proses
pemasakannya tidak terlalu lama.
Menurut Etty, cukup ambil 50 gr
melinjo beserta daunnya, lalu kukus selama 30 menit. Setelah dikukus melinjo
bisa langsung diolah lagi dalam bentuk masakan sesuai selera, seperti dicampur
dengan hati sapi atau hati ayam, dalam bentuk masakan sayuran ataupun balado.
Ditambahkan oleh Yasmin, konsumsi melinjo juga bisa dengan daun katuk karena
daun katuk mampu meningkatkan kadar hemoglobin dan hematokrit, serta
meningkatkan absorbsi nutrisi pada saluran pencernaan sehingga dapat menekan
nutrisi yang terbuang.
Melinjo dapat dikonsumsi hingga
kadar Hb penderita anemia normal kembali. Namun sebaiknya tidak terlalu banyak.
Untuk mengonsumsi melinjo dalam sehari cukup 50 gr di pagi hari dan sore hari
selama satu minggu ningga kondisi darah merah normal kembali. Setelan normal,
melinjo tetap dikonsumsi seminggu tiga kali agar tidak mengalami anemia lagi.
Namun sebaiknya penderita asam urat tidak makan melinjo karena kaya akan purin
yang merupakan bahan baku pembentuk asam urat. Jika melinjo dikonsumsi dalam
jumlah yang berlebih akan menimbulkan penyakit asam urat, tetapi jika dimakan
di dalam sayur saja relatif aman bagi tubuh.
Selain makan melinjo, agar tubuh
tidak mudah mengalami anemia sebaiknya tidak terlalu lelah dalam beraktivitas,
tidur yang cukup, minum air putih dua liter sehari dan penuhi asupan gula.
Diperlukan juga mengonsumsi asupan makanan yang bergizi, kaya zat besi, asam folat,
dan vitamin terutama vitamin C dan vitamin B12. Terutama untuk wanita hamil,
melahirkan, dan menstruasi sebaiknya memperhatikan asupan nutrisi, menghindari
konsumsi obat-obatan yang dapat memacu anemia seperti kloramfenikol,
sulfonamide, fenitoin, dan fenilbutazon serta yang dapat mengganggu absorbsi
asam folat dan Vitamin B12. Hindari juga obat-obatan seperti karbimazol,
sitostatistika (busulfan dan doxorubisin), insektisida yang secara langsung
mampu merusak sumsum tulang sebagai tempat pembentukan eritrosit Nailul Iffah
(Info Kecantikan)
0 komentar:
Post a Comment