Saturday, August 24, 2013

Penurunan Berat Badan yang Terlalu Cepat Membahayakan Tubuh

Banyak orang berpikir untuk menurunkan berat badan dengan cepat, maka harus dilakukan aktivitas fisik yang banyak. Mengenai Keinginan banyak orang untuk menurunkan berat badan dengan cepat melalui olahraga, menurut dr. Rika Haryono, SpKO, dokter spesialis kedokteran olahraga, menurunkan berat badan dengan cepat karena akan berbahaya bagi tubuh dan dapat merusak tubuh. Jadi yang dianjurkan adalah penurunan berat badan secara bertahap dan tetap mempertahankan kaidah-kaidah kesehatan. Penurunan berat secara berlebihan, misalnya dengan olahraga berlebihan dapat menyebabkan cidera otot.


Sementara diet yang tidak seimbang menyebabkan gangguan pencernaan, hingga minum obat-obatan pelangsing yang dapat menyebabkan gangguan di tubuh. Ada tiga syarat seseorang melakukan penurunan berat badan. Syarat pertama adalah memang terjadi kondisi peningkatan berat badan dan obesitas. Syarat kedua adalah melakukan diet dan olahraga secara baik dan benar. Sedangkan syarat ketiga adalah melakukan komitmen dan tanggung jawab terhadap diri sendiri agar tujuan tersebut dapat tercapai.

Ditambahkan oleh dr. Luciana, kecepatan penurunan berat badan ada fisiologi normalnya. Untuk membuang lemak yang terlanjur menempel di tubuh memerlukan waktu metabolisme pembakaran, yang memerlukan aktivitas fisik. Jika penurunan berat badan terlampau cepat, maka dikhawatirkan bukan lemak yang hilang, tetapi air atau komponen lain di dalam tubuh seperti cadangan glikogen atau otot.

Selain itu penurunan berat badan terlalu cepat akan membuat tubuh kaget. Akibatnya metabolisme menjadi lebih lambat dan penurunan berat badannya menjadi tidak baik. Jika program penurunan berat badannya dilakukan dengan benar maka tidak akan menimbulkan efek samping yang membahayakan tubuh. Tetapi jika dilakukan secara salah, misalnya tidak mengonsumsi cukup energi dan zat gizi lain maka bisa menyebabkan tubuh mengalami hipoglikemik atau kadar gula dalam darah turun di bawah normal. ini yang membuat tubuh lemas, gemetaran, bahkan pingsan.

Selain itu, jika mengonsumsi protein sangat tinggi, jika kondisi ginjal kurang sehat maka dapat berakibat tertimbunnya ureum (hasil akhir dari pembuangan protein) dalam tubuh sehingga bisa terjadi gangguan kesadaran. Penurunan berat badan yang tidak baik juga akan menyebabkan berat badannya akan stag atau tidak akan turun lagi. Penurunan berat badan yang terlampau cepat juga akan menyebabkan yoyo syndrome. Kondisi itu terjadi jika sudah terjadi penurunan berat badan, tetapi kemudian berat badan kembali ke semula, bahkan lebih berat dari berat badan semula Karena penurunan berat badan tidak boleh terlalu cepat, oleh karena itu menurut Herlin, penurunan berat badan yang baik adalah 0,5-1 kg per minggu atau 2-4 kg per bulan, dan semakin lama penurunannya akan semakin lambat.

Mengenai penurunan berat badan yang cepat, saat ini banyak berbagai diet yang dipilih wanita untuk melangsingkan tubuhnya dengan cepat seperti diet detoks, diet karbo dan diet golongan darah. Meski diet tersebut disebut-sebut dapat menurunkan berat badan dengan cepat, namun menurut Herlin, diet tersebut dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan tubuh, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.

Sebagai contoh diet detoks. Detoks adalah mengeluarkan racun-racun di dalam tubuh, karena itu selama menjalani program ini seseorang hanya makan sayur-sayuran dan buah-buahan, serta cairan. Diet detoks ini baik untuk menghilangkan racun-racun di dalam tubuh, namun jika dilakukan terlalu lama bisa membuat seseorang kekurangan gizi. Jika hanya makan sayuran dan buah-buahan maka kalori yang masuk Ke dalam tubuh sedikit selama menjalani diet detoks, maka seseorang menjadi mudah sakit, kekurangan gizi, kulit kering, serta rambut rontok dan tidak bercahaya. Karena itu, jika ingin melakukan diet detoks maka sebaiknya hanya makan sayur-sayuran dan buah-buahan saja selama 2-3 hari, tidak dianjurkan terlalu lama. Namun sebenarnya proses detoks sendiri bisa dilakukan secara alami oleh tubuh ketika seseorang beristirahat di malam hari.

Begitu pula dengan diet karbo, yang meniadakan sama Sekali asupan karbohidrat ke dalam tubuh. Ketika seseorang menjalani diet karbo, maka asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh hanya protein, lemak serta vitamin dan mineral. Tentu karena ada asupan yang kurang, maka dalam jangka pendek ataupun panjang, diet karbo ini akan membuat seseorang cepat lemah dan pusing karena asupan ke otaknya berkurang, konsentrasi berkurang, mudah sakit, serta lama-kelamaan produktivitasnya akan menurun. Pasalnya, kekurangan karbohidrat akan mengganggu kerja otak karena karbohidrat berfungsi untuk menyuplai kerja darah untuk otak. Lain halnya jika melakukan diet karbo, tetapi asupan nasi putih diganti dengan kentang, mie atau pasta, maka tidak makan nasi tidak apa-apa.

Hal yang sama dengan diet golongan darah, yang memilih makanan-makanan tertentu . berdasarkan golongan darahnya. Misalnya golongan darah A dibatasi untuk makan daging, sementara golongan darah B dianjurkan banyak makan daging. Jika tidak makan daging sama sekali bagi golongan darah A, karena daging adalah sumber protein dan banyak vitamin maka akan menyebabkan kurang gizi, yang akan terlihat pada saat tua dan detak jantungnya juga tidak akan berfungsi baik. Meski daging bisa diganti dengan sumber makanan lain, tetapi kebutuhannya tidak sesuai yang dibutuhkan tubuh Jadi, setiap orang membutuhkan semua jenis makanan, tetapi porsinya harus tepat. Kartika, Palupi, Suciati

Sumber: Tabloid Info Kecantikan

0 komentar:

Post a Comment