Sebelum digandrungi wanita
Jepang, terapi kayu cedar dan cemara sudah digunakan bangsawan China sebagai
terapi kecantikan. Kandungan polifenol, saponin dan mangan dalam kayu cedar dan
cemara dapat mengangkat sel-sel kulit mati sehingga kulit pun menjadi lebih
cerah. Jika dilakukan secara rutin setiap hari maka dalam waktu tiga bulan
kulit akan semakin kinclong. Benarkah?
Mungkin sebagian besar masyarakat
Indonesia, terapi menggunakan kayu cedar (pinus) dan cemara belum begitu
familier. Tetapi terapi ini sudah digunakan sejak 3.000 tahun lalu oleh
bangsawan China sebagai terapi kecantikan. Kedua kayu ini diolah dengan cara
direbus dengan air selama 30 menit. Selanjutnya air rebusan kayu cedar dan
cemara didinginkan, dan setelah dingin airnya diminum Meminum rebusan kayu
cedar dan cemara dipercaya oleh para bangsawan China dapat membuat kulit mereka
menjadi bersih, lembab, lembut, dan cerah.
Masyarakat China memanfaatkan
terapi kayu cedar dan cemara hingga saat ini. Melihat fakta yang ada di
masyarakat, ahli Traditional Medicine China (TCM) melakukan penelitian mengenai
khasiat kayu cedar yang bersifat kering dan panas, serta kayu cemara yang memiliki
rasa pahit serta bersifat dingin atau sejuk. Setelah melakukan penelitian, baru
penggunaan kayu cedar dan cemara semakin meluas ke berbagai negara. Bahkan saat
ini terapi kayu cedar dan cemara lebih populer di Jepang dibandingkan di China.
Sel Kulit Mati. Menurut Hendar
Sutisna, herbalis, rasa pahit serta sifat panas dari kayu cedar dan sifat
dingin dari kayu cemara berfungsi untuk melancarkan peredaran darah, sehingga
berdampak pada kulit yang menjadi cerah, bersih dan kencang. Kayu cedar dan cemara
mengandung bahan-bahan yang bagus untuk kulit seperti saponin, polifenol dan
mangan.
Ditambahkan Drs. Alamsyah Agus,
MM, herbalis, jika kayu cedar dan cemara dioleskan pada kulit maka kandungan
zat yang ada di dalamnya akan bersifat karosif yaitu mengangkat sel-sel kulit
mati yang ada pada kulit. Kandungan zat polifenol, saponin dan mangan pada kayu
cedar dan cemara juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki jaringan di bawah
kulit. Dengan demikian kayu cedar dan cemara dapat membantu menghilangkan vlek
hitam, menghaluskan kulit yang kasar, melembutkan kulit, melembabkan kulit
kering, serta mencerahkan kulit yang kusam.
Namun manfaat kayu cedar dan
cemara tidak akan bekerja maksimal jika terapi yang dilakukan tidak sesuai
dengan jenis kulit. Pasalnya, keberhasilan suatu terapi kecantikan adalah
karena sifat dari media terapi yang digunakan, serta cocok atau tidaknya media
terapi tersebut dengan jenis kulit. Karena kayu cedar bersifat kering dan panas
maka lebih cocok digunakan oleh mereka yang memiliki kulit berminyak. Sementara
karena kayu cemara bersifat dingin atau sejuk maka cocok digunakan pada jenis
kulit normal. Jika jenis kulitnya kering, maka sebaiknya mencampurkan antara
kayu cedar dan kayu cemara sebagai media terapi. Perpaduan sifat panas dan
dingin dari kedua kayu tersebut akan membuat kulit kering terlihat lembab,
lembut dan cerah.
Kombinasi Bahan Lain. Tidak hanya harus sesuai dengan jenis kulit,
tetapi terapi kayu cedar dan cemara ini sebaiknya dicampurkan dengan minyak
esensial seperti minyak zaitun, minyak nilam Serta minyak aromaterapi green
tea, yang berfungsi sebagai pengencer. Dengan menggunakan minyak pengencer tersebut maka fungsi dari kayu
cedar dan cemara akan bekerja maksimal karena bahan pengencer akan lebih mudah
melarutkan olahan kayu cedar dan cemara. Namun, campuran bahan pengencer tidak
begitu saja dicampurkan dalam hasil olahan kayu cedar dan kayu cemara.
Komposisi dari kayu cedar dan kayu cemara tersebut haruslah disesuaikan dengan
tipe kulit. Untuk kulit kering dan normal, digunakan 40 persen bahan (2 sdt)
bahan pengencer, yang menggunakan dua jenis minyak esensial, seperti minyak
zaitun, minyak nilam atau minyak green tea. Satu jenis minyak esensial
masing-masing 1 sdt atau 20 persen.
Selain minyak esensial, minyak klentik
atau minyak kelapa yang bersifat normal. Minyak klentik sebaiknya digunakan
oleh mereka yang jenis kulitnya normal dan kering. Pasalnya, minyak klentik
bersifat dingin. Sebanyak 1-2 sdt minyak klentik dicampurkan ke dalam olahan
kayu cedar dan cemara.
Sebelum menjalani terapi kayu
cedar dan cemara, sebaiknya Anda mengetahui tipe kulit yaitu kering, berminyak,
normal atau sensitif.
Setelah itu, Anda harus memahami
riwayat alergi yang pernah Anda alami pada area kulit. Lalu sebelum menjalani
terapi ini Anda harus terbebas dari luka di area kulit. Untuk menghindari efek
samping seperti iritasi dan rasa gatal, maka sebelum dioleskan ke area kulit,
sebaiknya campuran serbuk kayu cedar, cemara dan minyak esensial tersebut
dioleskan terlebih dahulu ke area kulit tangan untuk mengetahui reaksi yang
ditimbulkan dari serbuk cedar dan cemara. Jika timbul rasa gatal ketika
dioleskan maka tidak dianjurkan untuk melanjutkan terapi.
Jika terapi dilakukan dengan
taat, biasanya hasilnya langsung terlihat setelah menjalani 1-2 Kali terapi.
Namun untuk memperoleh efek maksimal, untuk tahap awal terapi tersebut
sebaiknya dilakukan dua kali sehari (sehabis mandi pagi atau mandi sore, dan
menjelang tidur malam) selama dua minggu. Setelah hasilnya dirasa baik, terapi
ini cukup dilakukan 2-3 kali dalam seminggu.
Meskipun hasilnya cukup cerah,
namun terapi kayu cedar dan cemara tersebut tidak akan menyulap kulit Anda
menjadi lebih putih. Hasil dari terapi ini akan terlihat lebih optimal saat
dilakukan pada usia 25 tahun ke atas. Pasalnya, jika terapi tersebut dilakukan
saat Anda masih berusia remaja ditakutkan hasilnya tidak terlalu kentara.
Bentuk Terapi. Bentuk dari terapi
kayu cedar (pinus) dan kayu cemara ini pun bermacam- macam, yaitu ada yang
diolah menjadi serbuk, masker dan lulur. Berikut dua bentuk terapi kayu cedar
dan cemara:
Serbuk Ketika mengolah kayu cedar dan kayu cemara menjadi serbuk,
ketahui dulu jenis kulit Anda. Berikutnya, ambil kayu cedar dan cemara yang
sudah diolah menjadi serbuk. Komposisi banyaknya kayu cedar dan cemara,
disesuaikan dengan jenis kuli. Jika kulit berminyak maka gunakan 40 persen (2
sdt) kayu cedar dan 20 persen (1 sdt) kayu cemara. Bahan itu lalu dicampurkan,
lalu ditambah 20 persen (1 sdt) campuran minyak zaitun atau minyak nilam, lalu
20 persen minyak green tea.
Jika tipe kulit Anda berminyak
ataupun kering, komposisi yang pas serbuk kayu cemara harus mencapai 40 persen
(2 sdt), dan serbuk kayu cedar 20% (1 sdt). Setelah dicampurkan, kedua serbuk
tersebut kemudian ditambahkan dengan 1 sdt minyak zaitun serta 2 sdt minyak
nilam atau minyak green tea.
Setelah komposisinya sesuai,
kombinasi serbuk kayu cedar, serbuk cemara dan minyak esensial tersebut lalu
langsung dioleskan ke area kulit yang ingin dicerahkan. Untuk memperoleh hasil
maksimal, sebaiknya terapi tersebut dilakukan setelah mandi pagi, sehabis mandi
sore ataupun menjelang tidur.
Masker atau Lulur. Terapi kayu cedar dan cemara ini juga bisa
dilakukan dalam bentuk masker atau lulur. Untuk mengolahnya menjadi masker
atau luluran, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan mengambil
kayu cedar dan kayu cemara secukupnya, lalu dicuci dengan air bersih dan
ditumbuk. Kemudian blender kayu tersebut sampai halus. Campurkan dengan air
biasa agar kental atau bisa juga dicampurkan dengan 1 sdt minyak zaitun atau
madu. Setelah menjadi agak kental, barulah kayu cedar dan kayu cemara tersebut
dioleskan ke area kulit wajah atau tubuh yang telah dibersihkan 5-10 menit.
Masker atau lulur kayu cedar dan
cemara ini sebaiknya dilakukan rutin setiap hari menjelang tidur malam. Hasil
nyata akan terlihat tiga bulan kemudian dan untuk maintenance cukup dilakukan
2-3 kali seminggu. Diah, Anita, Indri, Amrikh (Info Kecantikan)
0 komentar:
Post a Comment