Maag seringkali dapat membuat aktivitas
seseorang menjadi terganggu. Nyeri pada ulu hati menjadi salah satu gejala yang
ditimbulkan dari sakit maag. Permasalahan dalam sistem pencernaan tentu tidak
boleh diabaikan. Tanaman-tanaman herbal seperti pegagan, lidah buaya, temulawak
hingga jahe memiliki zat-zat yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit maag.
Bagaimana memanfaatkannya?
Sakit maag, yang dalam dunia
medis dikenal dengan istilah gastritis atau dyspepsia adalah penyakit yang
dapat menyerang siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Penyakit maag ini
tidak mengenal usia, rata-rata penderita berusia di antara 10 hingga 50 tanun.
Maag menyerang pada bagian lambung yang terdapat enzim-enzim pencernaan seperti
pepsin, asam lambung, serta mukosa untuk melindungi dinding lambung. Pada
penderita maag, produksi asam lambung yang terlalu berlebihan dan ditambah
dengan sedikitnya makanan yang diproses dapat membuat asam mengikis dinding
lambung.
Gejala penyakit maag bervariasi,
mulai dari ringan hingga berat. Gejala ringan yang umum dialami adalah rasa
perih atau terbakar di ulu hati, mual, cepat merasa kenyang, dan perut terasa
penuh atau kembung. Sedangkan yang paling berat gejalanya bisa berupa
pendarahan yang ditandai oleh muntah darah atau muntah hitam seperti kopi.
Tidak hanya itu buang air besarnya pun bisa cair dan berwarna hitam seperti
aspal. Ada beberapa hal yang dapat memperparah kondisi maag seseorang, di
antaranya apabila makan makanan yang terlalu pedas atau asam, memiliki waktu
makan yang tidak teratur, kualitas makanan yang kurang baik, dan konsumsi obat
antiradang (obat rematik) yang berlebihan.
Bahan Alami. Penyakit maag tentu tidak boleh diabaikan begitu saja,
Jika tidak segera disembuhkan, maag yang disebabkan infeksi bakteri
Helicobacter Pylorii dapat menyebabkan pendarahan atau bahkan kanker lambung.
Dijelaskan olen dr. Zizi Tamara, M.Si, herbalis, ada beberapa alternatif
tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat maag, di antaranya pegagan, lidah
buaya, temulawak, dan jahe.
1. Pegagan
Tanaman yang memiliki nama latin
Centella asiatica (L.) Urban ini dapat berkhasiat sebagai anti infeksi, peluruh
kencing batu atau diuretik ringan, mempercepat penyembuhan luka dan melebarkan
pembuluh darah tepi. Selain itu pegagan juga dapat digunakan untuk membantu
mengatasi tukak lambung. Pegagan mengandung asam triterpen, asam madekasat,
asam terminolat, madekasosida, indosentelosida, brahmosida, brahminosida,
tankunisida, isotankunisida, kuersetin, kaempferol, dan stigmasterol.
Cara mengolah pegagan cukup
mudah. Cuci sebanyak 30-60 gr pegagan, lalu rebus dengan menggunakan 3 gelas
air hingga tersisa menjadi satu gelas. Cara lain bisa dengan menggiling daun
pegagan hingga halus kemudian seduh bubuk tersebut dengan air hangat. Setelah
dingin dapat disaring atau bisa diminum sekaligus. Ibu hamil dan anak-anak
sebaiknya tidak minum ramuan ini. Penggunaan ekstrak pegagan dalam dosis besar
dapat memberikan efek mengantuk.
2. Lidah Buaya
Lidah buaya biasa dikenal orang
sebagai tanaman hias atau penyubur rambut, ternyata juga bisa bermanfaat untuk
menyembuhkan maag. Tanaman yang memiliki nama latin Aloe Vera dapat
menghilangkan panas hati, merelaksasi usus besar agar bisa buang air besar,
anti radang, peluruh haid, dan parastisida. Kandungan utama dalam lidah buaya
dikenal sebagai barbaloin (15-40%). Kandungan lainnya yaitu polisakarida dapat
bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi reaksi peradangan.
Cara membuat ramuan untuk
mengobati sakit maag, dengan mengambil gel segar dari 1/2 lembar daun lidah
buaya. Gel tersebut dapat diminum sebanyak 2 kali dalam diminum sebanyak 2 kali
dalam sehari. Untuk membuat rasa gel menjadi lebih enak dapat ditambahkan
dengan madu. Penggunaan lidah buaya secara berlebihan dapat menimbulkan gejala
mual dan diare hebat. Sebaiknya lidah buaya juga tidak dikonsumsi oleh mereka
yang menderita maag kronis dan anak-anak di bawah usia 10 tahun. Wanita yang
menyusui juga tidak dianjurkan mengonsumsi lidah buaya kecuali dalam pengawasan
medis.
3. Temulawak
Temulawak merupakan tanaman asli
Indonesia yang sering dijadikan sebagai bahan baku obat tradisional. Selain
untuk bahan tradisional, temulawak iuga dapat dijadikan bahan baku kosmetik
atau makanan dan minuman segar. Tanaman yang memiliki nama latin Curcuma
xanthorriza Roxb ini memiliki bau aromatik tajam, memiliki rasa pahit dan agak
pedas. Bagian tanaman yang digunakan adalah bagian rimpangnya.
Cara mengolahnya, cuci 1 ruas
temulawak hingga bersih, lalu kupas kulitnya dan iris tipis-tipis dengan
ketebalan 7-8 mm. Selanjutnya keringkan di tempat yang terlindung dari panas
matahari selama tujuh jam. Temulawak kering dapat ditumbuk hingga menjadi
serbuk. Lalu serbuk direbus menggunakan 3 gelas air, rebus selama 15 menit.
Setelah dingin airnya disaring. Air saringan temulawak diminum 2-3 kali sehari
di antara waktu makan. Temulawak tidak memberikan efek samping setelah diminum.
Namun, keluhan pada lambung dapat terjadi jika digunakan dalam dosis yang
terlalu banyak.
4. Jahe
Tentu masyarakat Indonesia sudah
tidak asing lagi dengan tanaman jahe. Tanaman yang bernama latin Zingiber
officinale Rosc selain biasa digunakan untuk menambah aroma rasa pada makanan
juga dapat berfungsi untuk obat maag, muntah, diare, hingga gangguan pencernaan
lainnya. Jahe mengandung minyak atsiri seperti bisabolene, cineol,
phellandrene, citral, borneol, citronellol, geranial, linalool, limonene,
zingiberol, zingiberene, camphene, oleoresin, gingerol, shogaol. Jahe juga
mengandung fenol (gingeol, zingerone), enzim proteolitik (zingibain), vitamin
B6, vitamin C, kalsium, magnesium, fosfor, kalium, asam linoleat, serta
gingerol (golongan alkohol pada oleoresin).
Cara membuat ramuan dari tanaman
yang memiliki nama latin Zingiber officinale Rosc ini cukup mudah. Ambil 5 gr
rimpang segar lalu rebus dengan 3-4 gelas air selama 30 menit hingga menjadi 1
gelas. Setelan itu disaring dan diminum. Namun saat ini banyak yang sudah
tersedia dalam serbuk jahe. Untuk yang serbuk bisa meminum 2-4 gr per hari. Air
jahe ini dapat di minum 2-3 Kali sehari baik sebelum atau sesudah makan. Namun
jika Anda sedang menjalani terapi obat antikoagulan (pengencer darah) sebaiknya
menghindari pemakaian jahe dalam dosis besar. Niken Wulandari (Info Kecantikan)
0 komentar:
Post a Comment