Setelah memutuskan masuk ke dunia
kerja, setiap orang dewasa sudah mengetahui segala bentuk aturan yang ada di
dalamnya.Tak hanya berharap mendapat gaji setiap bulan, memiliki rasa tanggung
jawab terhadap pekerjaan perlu dilakukan setiap pekerja. Karena itu, diperlukan
kemampuan berkompetisi secara sehat di dalam diri untuk mencetak prestasi
gemilang sepanjang karier. Bagaimana caranya?
Persaingan di lingkungan kerja
memang tak mudah. Banyak pengorbanan yang harus dilakukan agar tetap bersaing
dan bertahan. Jika tak mampu bersaing dan mengoptimalkan kemampuan, Anda akan
tertinggal dan karier jalan di tempat. Ada dua pemahaman tentang motivasi kerja
yaitu pekerja menyadari seluruh bakat yang dimiliki dan memiliki keinginan
untuk bekerja serta membangun karier. Kedua, pekerja yang hanya bekerja demi
memenuhi kebutuhan hidup setiap bulan. Di samping dua pemahaman di atas, tak
sedikit dunia kerja yang dipenuhi intrik dan situasi negatif yang mampu
mengurungkan semangat positif para pekerja. Menghadapi situasi tersebut,
diperlukan kemampuan dan strategi positif untuk bersaing secara sehat di dunia
kerja.
Kriteria Bersaing. Menurut Ita D. Azly, dari Work&Family Life
Consultant SAUH Psychological Services, untuk bersaing di dunia kerja
dibutuhkan beberapa kriteria.
Pertama, dibutuhkan self
awareness untuk menyadari apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan diri.
Pekerja memiliki keyakinan diri bahwa ia memiliki modal untuk menunjukkan pada
lingkungan bahwa ia mampu dan bisa bersaing dengan segala kemampuan yang
dimiliki.
Kedua, self empowerment atau
kemampuan untuk memberdayakan diri dengan segala bakat yang dimiliki.
Ketiga, setelah pekerja terus
berupaya memaksimalkan atau mengaktualisasikan potensi diri, maka yang keempat
ia dapat membangun kemampuan untuk manajemen diri atau self management.
Kemampuan ini diperlukan agar ia mampu mengelola antara personal dan pekerjaan
sehingga dapat bersikap profesional. Sikap profesional patut dijunjung tinggi
di dalam segala aspek kehidupan sebagai tenaga kerja baik saat bertutur maupun
bertindak. Sebagai contoh, ketika ada masalah pribadi sebaiknya tidak dibawa ke
kantor karena akan berimbas terhadap performa pada pekerjaan. Sebaliknya, jika
memiliki masalah di kantor, sebaiknya diselesaikan terlebih dulu dan jangan
dibawa pulang ke rumah.
Kelima, self relationship agar
dapat terus mengenali dan mencari tahu bakat dan kemampuan untuk dikembangkan.
Selain poin di atas, jika ingin bersaing secara sehat diperlukan kemauan kuat
untuk belajar, membuka wawasan, mengeksplorasi dan mengembangkan diri.
Keinginan untuk senantiasa belajar dari orang lain atau dari lingkungan kerja
merupakan modal yang baik untuk bersaing dalam dunia kerja. Semakin banyak
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, maka individu akan semakin siap
untuk bersaing di dunia kerja.
Target dan Tujuan.
Ditambahkan Henny E. Wirawan,
M.Hum., Psikoterapis., Psi., CGA., CGI., QIA., CRNIP dari Universitas
Tarumanagara, salah satu yang mendukung kemampuan untuk bersaing secara sehat
adalah target dan tujuan yang jelas untuk dicapai. Tiap divisi dapat menetapkan
target sehingga tiap individu dalam divisi itu juga boleh memiliki target
pribadi. Dengan patokan yang jelas, masing-masing dapat bersaing dengan
prestasi sendiri dan prestasi orang lain. Berikutnya, sebagai pekerja tetap
menjunjung tinggi visi dan misi perusahaan. Dengan demikian, usaha apapun yang
dikerjakan dalam rangka bersaing dan berkompetisi setidaknya tidak menyimpang
dari visi dan misi yang sudah disepakati bersama.
Selanjutnya diperlukan kematangan
emosi dan sosial dari tiap individu yang bekerja agar mereka tidak mudah
tersinggung atau merasa iri hati dan cemburu dalam kegiatan kerja, tetap
bersemangat untuk melaksanakan tugas di posisinya masing-masing. Selain itu,
kecerdasan intelektual tetap diperlukan agar tiap individu yang bekerja dapat
mengolah informasi dengan cermat dan tidak membuat kesimpulan yang salah dalam
pekerjaan. Tujuannya, agar kualitas kerja dalam persaingan kerja tetap dapat
dipertanggungjawabkan.
Setelah individu memiliki
kemampuan dan strategi bersaing secara sehat di dunia kerja, bukan hal yang
tidak mungkin pada pelaksanaannya para pekerja dihadapkan pada lingkungan yang
tidak mendukung. Lingkungan yang tidak mendukung berarti situasi yang dapat
memicu rasa ketidaknyamanan pada pekerja Seperti manajemen kantor yang timpang,
situasi kerja yang penuh penggosip dan ketidaktegasan peraturan perusahaan.
Jika menghadapi kondisi yang sama setiap hari pasti akan mengalami kejenuhan.
Lambat laun tidak menutup kemungkinan akan terjadi kemunduran kinerja dan
merosotnya daya juang.
Menghadapi hal tersebut, pekerja
sedapat mungkin dapat memberikan masukan kepada manajemen dari dua sisi. Sisi
positif dan negatif kondisi yang ada serta usulan yang dapat dipertimbangkan
pelaksanaannya. Bila Anda ada pada posisi pengambil keputusan meskipun bukan di
puncak jenjang kepemimpinan, sebaiknya dapat menjadi patokan bagi unit atau
divisi lain. Sebagai pekerja, tak ada salahnya untuk mengingatkan pentingnya
perubahan beberapa kali sambil tetap berjuang mempertahankan dan meningkatkan
kualitas kerja. Bila suasana kantor tidak kondusif, ada baiknya berpikir secara
matang dan mengupayakan untuk berpindah bidang kerja atau kantor.
Namun, usahakan jangan terlalu
cepat mengambil keputusan tanpa dipikir atau membuat keputusan atas dasar
emosi. Langkah pertama, Anda dapat mengusahakan mengambil cuti, berlibur atau
mencari cara menyenangkan untuk mengerjakan tugas. Sebelum mundur cobalah untuk
minta tour of duty, berpindah unit atau divisi, pindah kota atau Cabang jika
perusahaan memiliki beberapa cabang.
Sebagai pribadi dewasa yang
mempunyai kemampuan untuk mengolah emosi, sebelum memutuskan suatu keputusan,
pertimbangkan terlebih dulu dengan cara membuat list. Hal positif apa saja yang
akan didapatkan jika terus bertahan di sana. Jika tetap bertahan di sana, apa
saja yang menjadi harapan dan langkah positif apa yang dilakukan terhadap diri
sendiri untuk mendapatkan situasi kerja positif. Perlu dipikirkan agar kita
tidak menjadi egois untuk mengevaluasi perusahaan terus menerus, tetapi tetap
mengevaluasi diri sendiri. Bila memang sudah tidak dapat diatasi, berpindah
kerja merupakan cara yang lebih sehat dibanding menjadi orang yang tidak
produktif dan pada akhirnya akan berdampak buruk bagi kinerja secara
keseluruhan. Widi (Info Kecantikan)
terimaksih informaisnya gan..sanagt bermanfaat sekali gan..
ReplyDelete