Sunday, January 5, 2014

Komplikasi Kehamilan Berisiko Lahirkan Bayi Prematur

Adakalanya ketika hamil timbul berbagai komplikasi kehamilan, misalnya timbul berbagai penyakit hipertensi ataupun diabetes melitus Untuk itu sebaiknya ibu hamil rutin memeriksakan kandungan. Pasalnya, jika komplikasi kehamilan tidak dideteksi sejak awal bisa menimbulkan risiko bayi lahir prematur. Seperti apa?

Kehamilan merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan. Ketika diketahui hamil, biasanya dilakukan pemeriksaan dokter spesialis kandungan ataupun bidan secara rutin. Tentu diharapkan bayi lahir sehat dan tidak prematur. Namun kadang Kala bayi dilahirkan prematur atau tidak sesuai dengan lahir normal, karena terjadi komplikasi kehamilan.

Dijelaskan oleh Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG (K), dokter spesialis kandungan dan kebidanan divisi konsultan fetomaternal, bayi dikatakan prematur jika kelahirannya kurang dari 37 minggu, sekitar 28-34 minggu, serta berat badannya di bawah 2.500 gr. Untuk mencegah timbulnya komplikasi kehamilan yang berujung pada kelahiran prematur, sebaiknya dilakukan pemeriksaan dini. Deteksi dini dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan umum dan pemeriksaan laboratorium. Anamnesa merupakan tanya jawab antara pasien dengan dokter. Dari hasil anamnesa itu akan diketahui keterangan untuk menegakkan diagnosis kehamilan. Deteksi dini selanjutnya adalah pemeriksaan umum yang meliputi tinggi badan, berat badan, tanda-tanda vital, pemeriksaan kepala, leher, payudara dan sebagainya.

Tes lain yang sebaiknya dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa golongan darah, protein urin, hemoglobin (Hb) dan glukosa urin. Pemeriksaan urin pada awal kehamilan dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi kehamilan. Namun pemeriksaan urin selanjutnya setelah diketahui adanya kehamilan adalah untuk mengetahui kadar protein urin dan glukosa urin. Protein urin merupakan hasil kontaminasi dari vagina atau infeksi saluran kemih atau penyakit ginjal. Ketika kadar protein dalam urin tinggi, disertai dengan hipertensi maka akan menjadi tanda serius dari tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Sementara glukosa urin berhubungan dengan penyakit diabetes.

Penyebab Kelahiran Prematur. Ada beberapa penyebab bayi lahir prematur, di antaranya:
  1. Kelahiran Kembar. Kelahiran kembar bisa menyebabkan kelahiran prematur karena di dalam rahim ada dua janin dan rahim tidak dapat menyimpan ruang cukup.
  2. Ketuban Pecah Dini. Ketuban pecah dini sebabkan prematur karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau keduanya.
  3. Perdarahan Antepartum. Perdarahan artepartum menyebabkan kelahiran prematur karena terjadinya perdarahan setelah kehamilan 28 minggu.
  4. lnfeksi pada Vagina. Kelahiran prematur yang disebabkan infeksi pada vagina dapat mengakibatkan vaginosis bakterial yang membuat bakteri dapat naik ke atas janin, sehingga mengakibatkan ketuban gampang pecah dan bayi lahir cepat.
  5. Inkompetensia Serviks. Inkompetensia serviks menyebabkan kelahiran prematur karena adanya kelainan pada otot-otot mulut rahim (serviks) yang terlalu lunak atau lemah sehingga sedikit membuka pada tengah-tengah kehamilan, karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
  6. Fetal Growth Retardation atau Pertumbuhan Janin Terhambat. Fetal growth retardation dapat menyebabkan kelahiran prematur karena kegagalan dalam perkembangan bayi atau masalah perkembangan kandungan tergolong lambat sehingga janin harus segera dikeluarkan.

Biasanya penyebab terbanyak kelahiran prematur adalah infeksi pada vagina yang disebabkan kurang dapat memenej dengan baik. Pasalnya, setiap orang memiliki bakat tumbuhnya infeksi pada vagina jika tidak dapat menjaga kebersihan vagina dengan baik. Penyebabnya adalah pemakaian celana dalam yang terlalu ketat, minum pil kontrasepsi yang berlebihan, kekebalan tubuh yang rendah, sakit diabetes, minum antibiotik yang berlebihan dan lain-lain. Begitu pula dengan, stres sebaiknya dimenej dengan baik saat hamil. Ibu hamil tidak boleh kelelahan dan terlalu banyak pikiran yang berujung pada stres karena akan mengakibatkan komplikasi pada janin.

Di samping penyebab-penyebab yang dijelaskan, ada dua jenis komplikasi kehamilan yang bisa berujung kelahiran prematur, yaitu komplikasi obstetrik dan komplikasi kronis:
  • Komplikasi Obstetrik. Adalah penyebab tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu semasa hamil, seperti kasus plasenta previa dan kehamilan ektopik. Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya tidak normal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Sementara kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berkembang di luar rahim seperti di dalam tuba falopi. Penyebabnya karena minum alkohol dan obat-obatan secara berlebihan, zat kimia pada makanan yang berlebihan, serta tidak memeriksakan secara rutin ke dokter kandungan.
  • Komplikasi Kronis. Merupakan komplikasi akibat penyakit kronis seperti diabetes pada kehamilan dan preeklamsia pada kehamilan. Diabetes adalah penyakit turunan yang dapat diturunkan pada janin sehingga dapat menyebabkan komplikasi kronis. Preekslamsia adalah keracunan kehamilan yang memiliki gejala oedeme atau pembengkakan, terutama pada tungkai dan wajah (bagian mata), serta disertai oleh hipertensi.

Komplikasi kehamilan, selain menyebabkan kelahiran prematur, juga dapat menyebabkan risiko jangka pendek dan jangka panjang lainnya. Risiko jangka pendek yang dialami bayi prematur adalah sindrom gagal napas pada paru-paru, intoleransi makanan, defisiensi imun, perdarahan intraventikai pada saraf, retinopati prematuritas pada mata, hipertensi pulmonal pada kardiovaskuier, gangguan keseimbangan asam basa pada ginjal, kebutuhan untuk transfusi anemia pada prematuritas, rendahnya hormon tiroksin (tiroksin) pada endokrin dan sebagainya. Masalah-masalah tersebut terjadi karena organ-organ belum terbentuk secara sempurna.

Sedangkan risiko jangka panjang yang terjadi pada kelahiran prematur adalah penyakit paru reaktif, kolestasis pada bagian gastrointestinal bronkiolitis, keterlambatan perkembangan saraf, kebutaan, hipertensi pada usia dewasa, dan peningkatan resistensi insulin. Kondisi tersebut terjadi karena bayi yang lahir prematur tidak mendapatkan perawatan yang sempurna.

Di samping faktor penyebab, ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan terjadinya proses kelahiran prematur. Misalnya, riwayat keguguran, merokok, keputihan, infeksi gigi atau peridontal seperti gigi berlubang, usia diatas 35 tahun, perdarahan penvaginam trimester satu, beban kerja berdiri selama 40 jam selama satu minggu, kelainan uterus, riwayat ketuban pecah, riwayat persalinan prematur dalam jangka waktu delapan bulan dan sebagainya.

Mencegah. Faktor risiko persalinan prematur dapat dicegah dengan mengurangi faktor risikonya. Di antaranya adalah dengan istirahat yang cukup. Ibu hamil pada usia 20 tahunan memiliki total jam tidur hingga 10 jam, dengan durasi tidur siang selama 2-3 jam. Pencegahan lainnya adalah dengan pemberian tokolitik, antibiotik profilaksis dan pemberian suplemen progesteron.

Tokolitik adalah obat yang digunakan untuk menekan kontraksi uterus sehingga dapat menunda persalinan hingga tujuh hari sejak diterapi. Sedangkan antibiotik profilaksis adalah tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi setelah operasi. Suplemental progesteron adalah obat atau suplemen Untuk meningkatkan hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita dan mendukung proses kehamilan.

Sementara untuk mencegah timbulnya komplikasi kehamilan yang menyebabkan bayi lahir prematur, biasanya dokter memberikan vaksin pada tubuh dan minum vitamin, serta menganjurkan pasien menghindari alkohol dan rokok. Di samping itu, sebaiknya ibu hamil juga menyesuaikan berat badan dengan usia kehamilan, menjaga kebersihan mulut dan gigi, serta minum air putih delapan gelas per hari.

Selain itu, sebaiknya juga rutin memeriksakan kandungan minimal sebulan sekali dan semakin bertambah usia kandungan maka pemeriksaan kandungan dilakukan lebih sering lagi. Pemeriksaan kandungan yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan umum dan pemeriksaan dalam kandungan. Sebelum diperiksa sebaiknya kosongkan kandung kemih, lalu ketika akan diperiksa ibu hamil diminta berbaring dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan.

Pemeriksaan kandungan dilakukan berulang-ulang, yaitu pemeriksaan pertama kali ketika haidnya terlambat satu bulan, lalu diperiksa sebulan sekali sampai kehamilan tujuh bulan. Kemudian setelah itu diperiksa dua kali sebulan hingga kehamilan sembilan bulan. Selanjutnya pada kehamilan sembilan bulan diperiksa ulang setiap minggu dan diperiksa khusus bila ada keluhan setiap bulan.


Di samping rutin memeriksakan kandungan, selama kehamilan sebaiknya ibu hamil juga memenuhi kebutuhan nutrisi dengan gizi seimbang dan melakukan olahraga. Olahraga yang dapat dilakukan seperti senam hamil untuk menormalkan posisi janin sehingga bisa melahirkan secara normal. Selain itu, olahraga yang aman untuk ibu hamil adalah jalan kaki, yoga dan pilates. Olahraga dapat dilakukan seminggu sekali dengan durasi 30-45 menit. Sementara olahraga yang tidak dianjurkan dilakukan ibu hamil adalah aerobik, gym dan fitnes karena bisa mencederai punggung. Anita Permatasari, Koes Anindya (Info Kecantikan)

0 komentar:

Post a Comment