Tuesday, September 10, 2013

Obesitas Saat Hamil Bisa Membuat Bayi Lahir Cacat

Saat Anda hamil, pasti akan mengalami kenaikan berat badan. Itu merupakan hal normal. Namun, jika barat badan meningkat drastis sehingga mengarah pada obesitas, ini yang perlu diperhatikan dengan cermat. Mengapa, karena ibu hamil yang memiliki kelebihan berat badan akan sulit melahirkan normal. Tidak hanya itu, Ibu pun bisa memiliki bayi yang cacat. Lalu, apa saja langkah untuk mengantisipasinya?

Saat hamil memang seorang ibu dianjurkan untuk mengonsumsi banyak makanan. Karena konsumsi ibu tersebut tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk janin yang dikandungnya. Walaupun demikian, bukan berarti semua makanan bisa disantap. Adapun makanan-makanan yang bergizi yang dianjurkan untuk ibu hamil antara lain: sayur, ikan dan buah-buahan.

Jaga Berat Badan. Dr. Karmini Srimastuti, Sp.OG, dokter kandungan dari Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, mengungkapkan obesitas adalah kecenderungan seseorang yang memiliki kelebihan berat badan dari berat badan ideal. Memang obesitas bisa menyerang siapa saja termasuk seorang ibu hamil. Obesitas pada ibu hamil muncul akibat adanya kelebihan makanan yang dikonsumsi sang ibu ketika mengandung namun mengalami gangguan. “Makanan lebih banyak tertimbun di badan dan tidak dikeluarkan sehingga ibu hamil bisa mengalami gangguan pada hormon,” ucap dr. Karmini.

Obesitas juga dapat muncul akibat faktor genetik si ibu sejak ia masih anak-anak. Di awal trimester pertama kehamilan (1-3 bulan) ada kondisi ibu tidak terlihat gemuk bahkan cenderung kurus karena makanan yang dikonsumsi si ibu banyak yang keluar karena fase itu mayoritas ibu sedang ngidam dan muntah-muntah.

Nah, menurut dr. Karmini, Seorang ibu hamil dipastikan menderita obesitas atau tidak ketika kandungan memasuki usia 4 bulan. Kenapa 4 bulan? Karena kecenderungan ketika kandungannya berusia 4 bulan kondisi tubuhnya sudah stabil dan tidak mengalami muntah-muntah sehingga makanan yang sudah ia konsumsi tak lagi keluar.

Seorang ibu hamil yang perlu dicermati bukan berapa berat badan ketika mengandung tetapi berapa penambahan berat yang ia alami sebelum, sedang mengandung sampai proses melahirkan. Normalnya Seorang ibu hamil mengalami penambahan berat badan sekitar 10-14 kilogram, tetapi kalau berat badannya tiba-tiba melonjak naik hingga menembus angka 20 kilogram bisa dipastikan ibu tersebut mengalami obesitas.

Hal senada dikatakan dr. R. Dina Garniasih, Sp.A,M. Kes, dokter anak dari Rumah Sakit MRCCC Siloam Jakarta bahwa obesitas pada ibu hamil berdampak buruk bagi kesehatan si ibu dan janin yang dikandung. Ketika berat badan ibu melonjak naik drastis diiringi dengan risiko penyakit yang buruk menyerang kesehatan ibu dan janin. “Obesitas dapat mengganggu pertumbuhan janin, misalnya bayi jadi cacat, ungkap dr. Dina singkat. Karena obesitas mengganggu aktivitas metabolik maupun hormonal di mana jaringan lemak si ibu mengeluarkan apa yang disebut zat inflamasi yang memengaruhi pembentukan paru-paru dan janin.

Sulit Melahirkan Normal. Lalu apa saja dampak-dampak yang bisa terjadi ketika ibu hamil menderita obesitas? Menurut dr. Karmini, dampak obesitas menyerang ibu dan bayinya. Salah satunya terjadi preeklampsia atau gejala tekanan darah tinggi pada urin si ibu bilamana kadar proteinnya tinggi dan menyerang jantung si ibu.

Sementara dr. Dina menerangkan, obesitas berdampak terhadap jabang bayi karena pertumbuhan janin akan terhambat dan menyebabkan bayi lahir cacat. “Kalau kondisi hamil kecil bisa keguguran, kalau sudah lanjut pertumbuhan bayinya tidak normal karena tidak ada sirkulasi kalori yang masuk kepada janin karena diserap oleh ibunya saja,” papar dr. Dina.

Selain berdampak pada kesehatan jabang bayi, ternyata obesitas membuat pupus keinginan ibu untuk melahirkan melalui proses persalinan normal. Hal ini bukan karena kondisi kesehatan ibu yang buruk, tetapi akibat kegemukan dan lemak-lemak yang tertimbun menutup bagian jalan lahir bayi keluar dari rahim. Bila tertutup rapat maka sulit tubuh bayi bisa melewati jalan lahir sehingga proses kelahiran melalui proses Caesar.

Ubah Pola Hidup. Sebenarnya obesitas bisa dicegah justru sebelum si ibu memutuskan untuk hamil. Ada baiknya ia mengatur bobot badannya terlebih dahulu, kalau memang beratnya masih berlebihan sebaiknya segera diturunkan menjadi bobot yang normal. Sebaiknya menurut dr. Karmini, perempuan tidak memiliki bobot lebih dari 70 kilogram agar tidak menjadi momok sehingga bisa mengidap penyakit dan komplikasi lainnya.

“Sebelum hamil seorang ibu harus terlebih dahulu ke dokter gizi. Saat hamil agar mengontrol ke dokter gizi juga ke dokter kebidanan secara bersamaan. Jadi mengecek bayinya ke dokter kandungan dan mengontrol berat badan agar tidak berlebihan. Dan, kemudian bila sudah terjadi komplikasi maka penanganannya sesuai dengan penyakit yang dihadapi,” ungkap dr. Karmini.

Bila si ibu sudah terkena obesitas bisa perlahan disembuhkan dengan mengatur pola hidup dan pola makan. Makanan yang dimakan harus sesuai dengan aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan. Bila sehabis melakukan pekerjaan berat maka makanan yang dibutuhkan tubuh akan banyak.

Ibu hamil membutuhkan olahraga seperti jalan kaki atau senam hamil, baik dilakukan untuk membakar kalori yang ada dalam tubuh sehingga bisa mencegah kegemukan. Sebab dengan olahraga rutin perlahan menurunkan berat badan si ibu menjadi ideal. Bila berat ideal, akan baik pula untuk meningkatkan kualitas janin yang ada dalam rahim.

“Selain itu ibu hamil harus memilih makanan yang sehat dan segar dengan perbanyak sayuran dan buah, yang banyak mengandung serat dan vitamin. Tidak lupa makan makanan rendah lemak seperti karbohidrat dan protein,” tutup dr.Dina. Muhriji Sn (Femme)  

0 komentar:

Post a Comment