Saat Anda hamil, pasti akan
mengalami kenaikan berat badan. Itu merupakan hal normal. Namun, jika barat
badan meningkat drastis sehingga mengarah pada obesitas, ini yang perlu
diperhatikan dengan cermat. Mengapa, karena ibu hamil yang memiliki kelebihan
berat badan akan sulit melahirkan normal. Tidak hanya itu, Ibu pun bisa
memiliki bayi yang cacat. Lalu, apa saja langkah untuk mengantisipasinya?
Saat hamil memang seorang ibu
dianjurkan untuk mengonsumsi banyak makanan. Karena konsumsi ibu tersebut tidak
hanya untuk dirinya tapi juga untuk janin yang dikandungnya. Walaupun demikian,
bukan berarti semua makanan bisa disantap. Adapun makanan-makanan yang bergizi
yang dianjurkan untuk ibu hamil antara lain: sayur, ikan dan buah-buahan.
Jaga Berat Badan. Dr. Karmini Srimastuti, Sp.OG, dokter kandungan
dari Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, mengungkapkan obesitas adalah kecenderungan
seseorang yang memiliki kelebihan berat badan dari berat badan ideal. Memang
obesitas bisa menyerang siapa saja termasuk seorang ibu hamil. Obesitas pada
ibu hamil muncul akibat adanya kelebihan makanan yang dikonsumsi sang ibu
ketika mengandung namun mengalami gangguan. “Makanan lebih banyak tertimbun di
badan dan tidak dikeluarkan sehingga ibu hamil bisa mengalami gangguan pada
hormon,” ucap dr. Karmini.
Obesitas juga dapat muncul akibat
faktor genetik si ibu sejak ia masih anak-anak. Di awal trimester pertama
kehamilan (1-3 bulan) ada kondisi ibu tidak terlihat gemuk bahkan cenderung
kurus karena makanan yang dikonsumsi si ibu banyak yang keluar karena fase itu
mayoritas ibu sedang ngidam dan muntah-muntah.
Nah, menurut dr. Karmini, Seorang
ibu hamil dipastikan menderita obesitas atau tidak ketika kandungan memasuki
usia 4 bulan. Kenapa 4 bulan? Karena kecenderungan ketika kandungannya berusia
4 bulan kondisi tubuhnya sudah stabil dan tidak mengalami muntah-muntah
sehingga makanan yang sudah ia konsumsi tak lagi keluar.
Seorang ibu hamil yang perlu
dicermati bukan berapa berat badan ketika mengandung tetapi berapa penambahan
berat yang ia alami sebelum, sedang mengandung sampai proses melahirkan.
Normalnya Seorang ibu hamil mengalami penambahan berat badan sekitar 10-14
kilogram, tetapi kalau berat badannya tiba-tiba melonjak naik hingga menembus
angka 20 kilogram bisa dipastikan ibu tersebut mengalami obesitas.
Hal senada dikatakan dr. R. Dina
Garniasih, Sp.A,M. Kes, dokter anak dari Rumah Sakit MRCCC Siloam Jakarta bahwa
obesitas pada ibu hamil berdampak buruk bagi kesehatan si ibu dan janin yang
dikandung. Ketika berat badan ibu melonjak naik drastis diiringi dengan risiko
penyakit yang buruk menyerang kesehatan ibu dan janin. “Obesitas dapat mengganggu
pertumbuhan janin, misalnya bayi jadi cacat, ungkap dr. Dina singkat. Karena
obesitas mengganggu aktivitas metabolik maupun hormonal di mana jaringan lemak
si ibu mengeluarkan apa yang disebut zat inflamasi yang memengaruhi pembentukan
paru-paru dan janin.
Sulit Melahirkan Normal. Lalu apa saja dampak-dampak yang bisa
terjadi ketika ibu hamil menderita obesitas? Menurut dr. Karmini, dampak
obesitas menyerang ibu dan bayinya. Salah satunya terjadi preeklampsia atau
gejala tekanan darah tinggi pada urin si ibu bilamana kadar proteinnya tinggi
dan menyerang jantung si ibu.
Sementara dr. Dina menerangkan,
obesitas berdampak terhadap jabang bayi karena pertumbuhan janin akan terhambat
dan menyebabkan bayi lahir cacat. “Kalau kondisi hamil kecil bisa keguguran, kalau
sudah lanjut pertumbuhan bayinya tidak normal karena tidak ada sirkulasi kalori
yang masuk kepada janin karena diserap oleh ibunya saja,” papar dr. Dina.
Selain berdampak pada kesehatan
jabang bayi, ternyata obesitas membuat pupus keinginan ibu untuk melahirkan
melalui proses persalinan normal. Hal ini bukan karena kondisi kesehatan ibu
yang buruk, tetapi akibat kegemukan dan lemak-lemak yang tertimbun menutup
bagian jalan lahir bayi keluar dari rahim. Bila tertutup rapat maka sulit tubuh
bayi bisa melewati jalan lahir sehingga proses kelahiran melalui proses Caesar.
Ubah Pola Hidup. Sebenarnya obesitas bisa dicegah justru sebelum si
ibu memutuskan untuk hamil. Ada baiknya ia mengatur bobot badannya terlebih
dahulu, kalau memang beratnya masih berlebihan sebaiknya segera diturunkan
menjadi bobot yang normal. Sebaiknya menurut dr. Karmini, perempuan tidak
memiliki bobot lebih dari 70 kilogram agar tidak menjadi momok sehingga bisa
mengidap penyakit dan komplikasi lainnya.
“Sebelum hamil seorang ibu harus terlebih
dahulu ke dokter gizi. Saat hamil agar mengontrol ke dokter gizi juga ke dokter
kebidanan secara bersamaan. Jadi mengecek bayinya ke dokter kandungan dan
mengontrol berat badan agar tidak berlebihan. Dan, kemudian bila sudah terjadi
komplikasi maka penanganannya sesuai dengan penyakit yang dihadapi,” ungkap dr.
Karmini.
Bila si ibu sudah terkena
obesitas bisa perlahan disembuhkan dengan mengatur pola hidup dan pola makan.
Makanan yang dimakan harus sesuai dengan aktivitas atau pekerjaan yang
dilakukan. Bila sehabis melakukan pekerjaan berat maka makanan yang dibutuhkan
tubuh akan banyak.
Ibu hamil membutuhkan olahraga
seperti jalan kaki atau senam hamil, baik dilakukan untuk membakar kalori yang
ada dalam tubuh sehingga bisa mencegah kegemukan. Sebab dengan olahraga rutin
perlahan menurunkan berat badan si ibu menjadi ideal. Bila berat ideal, akan
baik pula untuk meningkatkan kualitas janin yang ada dalam rahim.
“Selain itu ibu hamil harus
memilih makanan yang sehat dan segar dengan perbanyak sayuran dan buah, yang
banyak mengandung serat dan vitamin. Tidak lupa makan makanan rendah lemak
seperti karbohidrat dan protein,” tutup dr.Dina. Muhriji Sn (Femme)
0 komentar:
Post a Comment