Diet tinggi protein diyakini
dapat mengurangi kegemukan, sekaligus membentuk tubuh. Tapi diet ini perlu
dibatasi. Mengapa Demikian?
Tentu tidak ada orang yang ingin
mengalami kegemukan. Wajar saja, tubuh yang kegemukan berisiko lebih besar
terkena berbagai penyakit. Bentuk tubuh pun jadi tampak kurang indah.
Karena itu, berbagai diet pun
dilakoni untuk mengatasi kegemukan. Salah satunya diet tinggi protein.
Membangun Otot
Diet tinggi protein dapat
membangun otot dan meningkatkan massa otot. Hal itu membuat metabolisrne
meningkat, sehingga kalori terbakar lebih banyak. Karena inilah kegemukan bisa
dikurangi. Selain itu, diet tinggi protein juga dapat membakar lemak lebih
banyak. ltu karena diet ini disertai pengurangan asupan karbohidrat dan gula,
sehingga energi dihasilkan dari membakar lemak.
Tak hanya itu, diet tinggi
protein juga bermanfaat untuk pembentukan tubuh. Massa otot yang meningkat
membuat tubuh tampak padat berisi.
Butuh Protein Hewani dan Nabati
Untuk mendapatkan manfaat diet
tinggi protein, tentu perlu dikonsumsi banyak bahan makanan yang mengandung
protein hewani dan nabati. Protein hewani mengandung asam amino esensial lebih
lengkap ketimbang protein nabati, namun tubuh tidak bisa memproduksinya.
Karena itu, asam amino esensial
tersebut hanya bisa didapatkan dengan cara mengonsumsi bahan makanan yang
mengandung protein hewani seperti daging, ikan laut, susu, keju, dan telur.
Sedangkan protein nabati
mengandung asam amino non-esensial. Senyawa ini bisa diproduksi tubuh sendiri,
juga dari bahan makanan. Seperti biji-bijian dan kacang-kacangan beserta
olahannya berupa tempe, tahu, dan tauco.
Bisa Ganggu Kesehatan
Meski diyakini bisa mengurangi
kegemukan dan membuat bentuk tubuh lebih padat, tapi diet tinggi protein juga
bisa mengganggu kesehatan. ltu terjadi bila mengonsumsi bahan makanan yang
mengandung tinggi protein secara terus-menerus. Berikut gangguan kesehatan yang
bisa muncul.
- Membebani Ginjal dan Hati
Ginjal dan hati bertugas
menguraikan dan mengeluarkan protein melalui urin. Bila kadar protein dalam
tubuh berlebih, hal itu bisa memperberat kerja ginjal dan hati.
- Osteoporosis
Tingginya protein dalam tubuh
membuat tubuh kelebihan asam amino. Hal tersebut membuat darah menjadi asam,
sehingga butuh kalsium untuk menetralisir.
Kondisi ini menyebabkan kalsium
yang diserap tubuh kurang, sehingga terjadi pengeroposan tulang yang bisa
memicu osteoporosis.
Selain itu, pengeroposan tulang
juga bisa terjadi akibat tingginya fosfor. Senyawa ini berasal dari daging
sebagai sumber protein hewani.
Kadar fosfor dan kalsium dalam
darah seharusnya seimbang. Namun tingginya protein meningkatkan kadar fosfor
dalam darah. Makin tinggi kadar fosfor dalam tubuh, dibutuhkan kalsium yang
juga tinggi.
Kombinasi keduanya menghasilkan
kalsium fosfat. Senyawa ini tidak bisa diserap tubuh dan harus dikeluarkan,
sehingga kalsium yang seharusnya diserap tubuh menjadi terbuang sia-sia.
Akibatnya tubuh menjadi
kekurangan kalsium, sehingga terjadi pengeroposan tulang. Hal itu memicu
osteoporosis.
- Asam Urat
Sumber protein banyak yang
mengandung tinggi purin. Senyawa ini bisa menyebabkan asam urat.
- Kekurangan Energi
Tingginya protein dalam tubuh
membuat tubuh tidak bisa menyerap semua protein tersebut. Protein yang tidak
diserap berubah menjadi toksin (racun), yang harus dikeluarkan. Pengeluaran
toksin itu membutuhkan energi, sehingga tubuh bisa kekurangan energi.
- Kekurangan Serat
Diet tinggi protein bisa
menyebabkan kekurangan serat, sehingga sulit buang air besar atau terjadi
sembelit. Itu karena diet ini membatasi asupan karbohidrat, sedangkan serat ada
dalam karbohidrat tersebut.
- Kolesterol
Diet tinggi protein disertai
asupan tinggi lemak, yang berasal dari protein hewani. Kalau yang dipilih lemak
jenuh, itu bisa memicu kolesterol.
Atur Konsumsinya Agar tidak
mengganggu kesehatan, konsumsi protein perlu diatur. Caranya adalah sebagai
berikut:
- Selektif Memilih Bila menjalani diet tinggi protein, pilih sumber protein yang bisa meminimaikan risiko gangguan kesehatan. Seperti ikan, ayam tanpa kulit, atau daging tanpa lemak. Bahan makanan itu bisa mengurangi risiko kolesterol. Khusus untuk penderita asam urat, pilih sumber protein yang rendah purin. Seperti tuna, salmon, roti gandum utuh, dan produk olahan susu rendah lemak. Jangan lupa juga konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau roti gandum, serta sayuran dan buah-buahan. Itu bisa mencegah tubuh kekurangan energi dan serat.
- Batasi Rentang Waktunya Berbagai gangguan kesehatan akibat diet tinggi protein bisa muncul, jika diet tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus. Karena itu, batasi rentang waktunya. Idealnya, diet ini dijalani maksimal 6 bulan. Atau agar aman, konsultasikan dengan ahli nutrisi atau dokter.
- Sesuai Kebutuhan Diet tinggi protein seharusnya terukur, yaitu sesuai kebutuhan yang berbeda pada tiap orang. Hal itu dipengaruhi usia, jenis kelamin, berat badan, dan aktivitas. Usia balita butuh protein lebih banyak untuk pertumbuhan dan pembentukan otot. Sedang usia lanjut (di atas 55 tahun) butuh protein lebih banyak untuk mengganti sel-sel yang rusak. Untuk jenis kelamin, rata-rata laki-laki membutuhkan protein lebih banyak ketimbang perempuan. Tapi remaja perempuan butuh protein lebih banyak, karena perempuan mengalami masa pertumbuhan lebih dulu ketimbang laki-laki. Terkait berat badan, semakin berat semakin tinggi kebutuhan proteinnya. Atau gunakan rumus berat badan dikalikan 1,5. Hasilnya adalah kebutuhan protein harian dalam satuan gram. Jumlah protein harian tersebut dikalikan 4, karena 1 gram protein setara dengan 4 kalori. Hasilnya adalah jumlah kebutuhan kalori harian.
Kebutuhan protein juga lebih
tinggi, bila aktifitasnya tinggi. Itu karena aktifitas tinggi memerlukan lebih
banyak energi, yang dihasilkan dari protein.
Perlu Olahraga
Kalau tujuan diet tinggi protein
mengurangi kegemukan, maka olahraga tidak boleh dilupakan. Olahraga rutin dapat
membantu membakar lemak, membangun massa otot, dan membuat tubuh tetap
berenergi.
Untuk pemilihan jenis, frekuensi,
dan intensitas olahraga, perlu dikonsultasikan dengan personal trainer atau
dokter agar tidak membahayakan kesehatan.
Tapi secara umum, orang yang
mengalami kegemukan tidak disarankan latihan yang membebani lutut. Semisal
lari. Sedang yang disarankan adalah bersepeda, berenang, dan latihan beban
untuk membentuk otot.
Yang Tidak Dianjurkan
Diet tinggi protein tidak
dianjurkan untuk kondisi tertentu. Seperti penderita asam urat, serta gangguan
ginjal dan hati terlebih yang kronis. Tinggi protein justru memperparah
gangguan yang diderita. Selain itu, protein juga menghasilkan NH3 atau amoniak.
Jika kadar amoniak terlalu banyak, sedangkan ginjal atau hati sedang
bermasalah, tubuh bisa keracunan amoniak. Hal itu bisa merusak sistem
metabolisme, bahkan menyebabkan koma. (Selera)
0 komentar:
Post a Comment