Rasa buah yang asam, membuat banyak orang kurang menyukai belimbing
wuluh. Bahkan, buah berbentuk lonjong kecil ini umumnya hanya dimanfaatkan
sebagai perasa asam di dalam masakan berkuah. Padahal, belimbing wuluh memiliki
segudang manfaat yang baik untuk kesehatan. Kandungan senyawa dan mineral di
dalamnya bersifat diuretik atau meluruhkan kencing, yang dapat membantu proses
sekresi afau pelepasan substansi kimiawi dalam tubuh. Tidak hanya itu,
belimbing wuluh juga dipercaya dapat membantu menurunkan tekanan darah atau
hipertensi. Apa saja kandungannya?
Umumnya Hipertensi atau biasa dikenal dengan tekanan darah tinggi
terjadi pada mereka yang sudah berusia lanjut, namun tidak menutup kemungkinan
usia muda pun bisa terkena hipertensi. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,
seperti tekanan standar hidup yang tinggi, aktivitas yang padat, kurang
berolahraga, asupan makanan kurang sehat, dan kurangnya kesadaran untuk
memeriksakan kesehatan meski tidak ada tanda-tanda sakit yang dirasa.
Menurut dr. Eka Ginanjar, SpPD, tekanan darah di atas normal ditunjukkan
oleh angka systolic (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah). Hipertensi
merupakan salah satu faktor penyebab penyakit jantung koroner dan pembuluh
darah. Sering kali hipertensi tidak menunjukkan gejala yang pasti sehingga baru
diketahui setelah terjadi gangguan fungsi organ. Oleh karena itu penyakit ini
memiliki julukan Silent Killer (pembunuh diam-diam).
Ada dua jenis hipertensi, yaitu hipertensi esensial dan sekunder. Faktor
pemicu hipertensi esensial tidak bisa dispesitikasi, namun biasanya disebabkan
karena elastisitas pembuluh darah berkurang Sehingga menyebabkan tekanan darah
meningkat. Faktor lain seperti usia, pola hidup, tingginya kadar garam dalam
darah dan faktor genetik juga bisa jadi penyulut hipertensi esensial. Secara
genetik antara orang tua dan anak memiliki struktur tubuh yang sama sehingga
lebih berisiko mewarisi hipertensi. Meski demikian tidak berarti penyakit ini
menurun secara langsung.
Sedangkan pemicu hipertensi sekunder adalah oleh penyakit tertentu
seperti gagal ginjal, penyempitan pembuluh darah dari arteri menuju ginjal atau
ketidakseimbangan hormonal.
Belimbing Wuluh. Memanfaatkan alam sekitar bisa jadi alternatit
paling mudah sekaligus murah dalam menurunkan tekanan darah tinggi. Belum
banyak yang mengetahui ternyata belimbing wuluh mampu mengatasi hipertensi.
Memiliki nama latin Averrhoa bilimbi, belimbing wuluh dipercaya
berkhasiat sebagai anti piretik, intlamasi, dan hipertensi. Tanaman yang cukup
terkenal di Indonesia ini mengandung banyak mineral, seperti kalsium oksalat,
asam format, saponin dan perosidase. Ada juga protein, serat, zat besi, vitamin
C, fosfor, niacin dan masih banyak lagi. Tiap 100 gr belimbing wuluh mengandung
32 kalori energi, 7 gr karbohidrat, 0.4 gr protein, 52 mg vitamin C, 10 mg
kalsium, 10 mg fostor dan 1,0 mg zat besi.
Ditambahkan oleh ahli tanaman obat lr. Lukas Tersono Adi, belimbing
wuluh memuat senyawa aktif yang memberikan efek diuretikal sehingga dapat
membantu melancarkan sistem kemih atau buang air kecil. Proses ini terjadi
dengan cara menyaring darah dari zat-zat yang tidak digunakan dalam tubuh dan
menyerap zat-zat yang tidak diperlukan. Zat-zat yang tidak diperlukan dalam
tubuh larut dan dikeluarkan melalui urin dan keringat.
Buah berwarna hijau berbentuk lonjong ini memang memiliki rasa asam yang
kuat. Membuat banyak orang terutama pengidap maag enggan mengonsumsi belimbing
wuluh karena khawatir maagnya kambuh. Padahal, rasa asam itu justru membantu
menurunkan asam lambung jika dikonsumsi secara teratur di pagi dan sore hari
setelah makan.
Untuk mengatasi hipertensi, saran mengonsumsi belimbing wuluh ini sangat
mudah. Bila Anda menyukai rasa asam bisa mengonsumsinya dalam keadaan segar.
Sebaiknya pilih belimbing wuluh yang tidak terlalu muda tapi juga tidak terlalu matang. Namun bagi yang tidak kuat atau
kurang menyukai rasa asam bisa memanfaatkan daun belimbing wuluh yang juga berfungsi
menurunkan tekanan darah tinggi.
Menurut lr. Lukas Tersono Adi, berbeda dengan buahnya, daun belimbing
wuluh dapat dikonsumsi setelah dikeringkan hingga layu, supaya stomata atau
mulut daun tertutup. Jika ingin bertahan lebih lama, daun belimbing wuluh bisa
dikeringkan. Caranya, cuci daun belimbing wuluh hingga bersih lalu dikeringkan
dalam oven panas suhu 40 0C selama 4 jam. Kemudian ambil 60 gr daun belimbing
wuluh layu atau 30 gr daun kering, lalu campur dengan 5 gelas air dan rebus di
atas api kecil hingga air tersisa separuhnya. Air rebusan daun belimbing wuluh
dapat diminum tiga kali sehari. Selama mengonsumsi ramuan daun belimbing wuluh
ini disarankan lebih banyak mengonsumsi air putih untuk membantu proses
diuretik.
Tanaman Tambahan. Agar kinerja buah atau daun belimbing wuluh bisa lebih
efektif mengatasi hipertensi, ramuan yang dibuat bisa ditambahkan tanaman lain
seperti sambiloto dan pegagan. Dari segi diuretikal sambiloto bersrfat
fasodilatasi yaitu memperbesar dan melancarkan pembuluh darah. Sedangkan
pegagan dapat merevitalisasi sel-sel yang rusak.
Perlu diketahui, sambiloto dan pegagan juga bersifat metabolik, sehingga
sangatlah penting memerhatikan komposisinya, Sehingga tidak mengganggu proses
pencernaan. Mengonsumsi belimbing wuluh segara atau ramuan daun belimbing
wuluh, dengan atau tanpa tambahan sambiloto dan pegagan juga harus
diperhatikan. Karena Jika dikonsumsi secara berlebihan justru dapat
mengakibatkan tekanan darah turun drastis. Untuk itu, saat mengonsumsi tanaman
obat ini pastikan rajin mengecek tensi darah setiap hari.
Apabila kadar tekanan darah telah mencapai batas normal, konsumsi
belimbing wuluh bisa tetap dijalankan seperti biasa, namun dengan mengurangi
dosisnya. Ditambah lebih memperbanyak aktivitas fisik seperti olahraga,
mengeliminasi makanan yang tidak baik, dan mengonsumsi makanan sehat yang
menunjang kesehatan. Enny Khurniasari (Info Kecantikan)
0 komentar:
Post a Comment