Lingkungan sosial tak akan pernah
lepas dari kehidupan siapa pun. Setelah seorang anak dilahirkan dan berkembang,
ia tak hanya berhadapan dengan lingkungan keluarga, tetapi akan menghadapi
lingkungan yang lebih besar yaitu lingkungan masyarakat. Untuk menghadapi
kondisi tersebut tentu dibutuhkan kemampuan anak untuk bersosialisasi demi
menunjang perkembangan di masa dewasa. Bagaimana caranya?
Seperti ungkapan yang mengatakan
bahwa kesuksesan seseorang dipengaruhi oleh kemampuan untuk bersosialisasi,
maka sebaiknya anak-anak sudah diperkenalkan pada lingkungan sosial sejak usia
dini. Setelah dilahirkan dan tumbuh berkembang, idealnya anak akan
diperkenalkan pada lingkungan terkecil dalam kehidupan yaitu keluarga. Keluarga
khususnya ayah dan ibu akan menjadi fondasi utama seorang anak untuk
diperkenalkan pada lingkungan sosial.
Menurut Seto Mulyadi, psikolog
anak, sebelum memperkenalkan anak pada lingkungan sosial dan mengajarkan
sosialisasi, di dalam rumah anak harus dihargai apa adanya. Hindari
diskriminasi terhadap anak. Jika ada anak yang aktif, orangtua bisa menganggap
sebagai anak kreatif. Sebaliknya, jika ada anak yang menarik diri atau pendiam,
jangan mengatakan anak sebagai anak pengecut, tetapi dekati dengan cara yang
hangat dan bersahabat. Dengan kepedulian orangtua terhadap sifat yang dimiliki
anak, secara tidak langsung anak merasa diterima dan menjadi siap untuk terjun
ke dunia luar. Anak akan merasa aman dengan adanya pendampingan orangtua meski
tidak secara langsung.
Sulit Bersosialisasi. Meskipun mendapat dukungan penuh dari
orangtua, ada anak yang tetap mengalami kesulitan dalam berinteraksi. Menurut
Katarina Ira Puspita, S.Psi, M.Psi, psikolog, sesungguhnya banyak faktor yang
menyebabkan hal itu terjadi. Ada anak yang memang memiliki sifat pemalu dan
orangtua harus membantu meyakinkan. Ada anak yang belum berhasil menghadapi
konflik yang terjadi di dalam pertemanan. Akhirnya, ketika anak menghadapi
konflik, anak memilih untuk mundur dan diam di rumah daripada bermain bersama
teman-teman. Untuk itu, orangtua harus mendorong anak untuk bertemu orang lain
dan mempelajari berbagai karakter orang. Dengan mengenal berbagai karakter,
anak akan belajar memecahkan masalah.
Ketika anak harus menghadapi
konfiik, orangtua jangan terlibat secara langsung. Anak harus diajarkan untuk
menyelesaikan masalah sendiri Apabila orangtua terlalu banyak membantu,
kemampuan anak untuk menyelesaikan masalah menjadi tidak terlatih. Padahal
salah satu penunjang kemampuan bersosialisasi anak di lingkungan masyarakat
adalah kemampuan untuk menyelesaikan konflik atau masalah.
Tips. Bagaimanapun mengenalkan anak pada lingkungan sosial dan
mengajarkan anak untuk bersosialisasi memerlukan pengalaman secara langsung.
Jadi kembali lagi pada kepribadian anak atau tahapan perkembangannya. Orangtua
tetap memiliki peran besar untuk mendorong dan membantu anak-anak agar memiliki
kemampuan bersosialisasi dan kenal dengan lingkungan sosial masyarakat.
Beberapa tindakan konkret yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mengenalkan
anak pada llngkungan sosial dl antaranya:
1. Ajak anak ke tempat-tempat
baru di mana terdapat anak seusianya untuk bermain. Jangan biarkan anak merasa
nyaman di lingkungan sendiri. Perkenalkan anak pada dunia luar minimal tetangga
rumah untuk memulai lnteraksi sosial secara sederhana.
2. Tingkatkan kemampuan
komunikasi anak. Komunikasi merupakan salah satu modal utama untuk bersosialisasi.
Orangtua dapat membantu anak untuk berkomunikasi dengan baik. berkomunikasi
dengan baik. Caranya, tingkatkan komunikasi orangtua dan anak setiap hari.
Luangkan waktu setiap hari untuk saling mengobrol satu sama lain.
3. Dorong dan dukung anak untuk
melakukan kegiatan berkelompok misalnya ikut les tambahan atau klub olahraga
ringan. Tujuan kegiatan tersebut untuk mengembangkan kemampuan berinteraksi
dengan orang lain. Dengan banyak berinteraksi, anak semakin mengenal karakter
banyak orang. Mulai dari sana, secara tidak langsung anak akan belajar
beradaptasi dan memahami karakter llngkungan secara luas.
4. Kenalkan anak untuk
berkompetisi dengan cara mengikuti festival atau lomba. Tujuannya bukan hanya
mengejar juara, tetapi menekankan pada psikososial anak terhadap lingkungan.
5. Berikan pengetahuan mengenai
aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungan. Contohnya, apabila melakukan
kesalahan harus memlnta maaf. Jika ingin meminjam barang oranglain, harus
meminta izin. Aturan tersebut dapat diajarkan kepada anak melalui cerita atau
film. Tetapi, orangtua dapat menjadi role model anak untuk mempelajari
aturan-aturan sederhana yang biasanya dilakukan sehari-hari.
6. Berikan kesempatan anak untuk
bergaul di luar lingkungan rumah. Saat ini lingkungan rumah cenderung privat
dan tertutup. Tidak menutup kemungkinan ada orangtua yang melarang anak untuk
bergaul di luar lingkungan rumah. Padahal membiarkan anak untuk bergaul dan
mengenal berbagai macam lingkungan dapat memperkaya wawasan anak dalam
bersosialisasi. Namun, sebagai orangtua tetap harus memberikan bekal pemahaman
kepada anak mengenai lingkungan yang positif dan negatif. Selain meningkatkan
kemampuan sosialisasi pada anak, hal ini juga bermanfaat untuk melatih empati
dan kepekaan sosial.
Ketika anak sudah mengenal
lingkungan sosial dan memiliki kemampuan bersosialisasi secara penuh terhadap
lingkungan, maka anak dapat dengan mudah beradaptasi di setiap situasi yang
berbeda, Kemampuan sosialisasi yang dimiliki di usia dini pastinya akan menjadi
bekal positif yang sangat besar ketika ia menginjak usia remaja dan dewasa.
Karena apa yang dibentuk di usia balita atau di awal dasar kehidupan pasti akan
berpengaruh pada kesiapan di masa yang akan datang.
Peran serta orangtua untuk
mengenalkan anak pada lingkungan sosial atau mengajarkan sosialisasi dapat
dilakukan sejak usia dini. Tepatnya, ketika anak sudah mulai berjalan dan
bereksplorasi, hal tersebut lebih mudah diajarkan. Di sisi lain, orangtua harus
mempunyai rule atau aturan yang berlaku ketika anak bersosialisasi pada
lingkungan sosial. Tujuannya agar anak tetap terarah dan tidak kebablasan.
Ketika waktu untuk pulang dan belajar, anak menyadari akan tanggung jawab yang
harus dilakukan dan mematuhinya. Sehingga pertumbuhan anak dapat berkembang
secara seimbang antara kecerdasan intelektual, kemampuan beradaptasi dan
lingkungan sosial. Widi (Info Kecantikan)
0 komentar:
Post a Comment