Memiliki tubuh mulus tanpa bekas
luka memang menjadi perhatian penting bagi setiap wanita. Tidak sedikit wanita
melakukan berbagai macam cara untuk memperoleh tubuh yang mulus. Salah satu
masalah yang menjadi perhatian serius adalah munculnya bekas luka yang menonjol
atau yang dinamakan keloid. Bagaimana cara mengatasinya?
Setiap wanita selalu ingin tampil
sempurna dengan tubuh yang indah, kulit yang halus, dan wajah yang cantik. Ini
adalah dambaan dan impian semua wanita. Namun ada beberapa faktor yang dapat
memberikan efek yang tidak nyaman saat berpenampilan atau memberikan rasa malu
ketika harus bersosialisasi dengan lawan bicara. Hal-hal yang dapat membuat
seorang wanita kurang percaya diri dan malu di antaranya, bentuk tubuh tidak
ideal (gemuk, kurus, tinggi badan kurang), wajah tidak menarik (hidung pesek,
tulang pipi tidak tirus), dan adanya bekas luka yang menjadi keloid pada tubuh
yang sangat mengganggu penampilan dan estetika.
Keloid adalah jaringan ikat yang
tumbuh berlebihan pada kulit bekas luka. Keloid tidak berbahaya, hanya saja
akan mengganggu penampilan dan menyebabkan rasa gatal. Keloid dapat menyebabkan
estetika kulit berkurang, terutama jika keloid tumbuh pada bagian tubuh yang
kelihatan, dan ini tentu saja akan sangat mengganggu penampilan.
Menurut dr. Kristin Indrati,
SpKK, di negara berkembang setiap tahun terdapat 100 juta orang mengalami
keluhan jaringan parut. Sekitar 55 juta kasus parut terjadi akibat luka
pembedahan atau operasi elektif yang direncanakan, dan 25 juta kasus parut
terjadi pada pembedahan kasus trauma. Diperkirakan di antaranya sebesar 11 juta
orang menderita jaringan parut Keloid, 4 juta akibat luka bakar, dan 70%
terjadi pada anak-anak. Penderita jaringan parut abnormal mempunyai konsekuensi
kelainan fisik, estetika, psikis, maupun dalam interaksi sosial.
Lebih lanjut dr. Kristin Indrati
SpKK menjelaskan, terdapat variasi terjadinya jaringan parut baik pada individu
yang sama maupun antar individu. Jaringan parut atrofi atau timbul lekukan yang
lebih rendah dibanding kulit normal, misalnya bekas jerawat dan varisela.
Jaringan parut kontraktur biasanya terjadi akibat luka bakar pada lekukan kulit
atau persendian. Jaringan parut hypertrophic scar yaitu jaringan parut yang
meninggi tetapi ukurannya masih di batas luka asal. Jaringan parut keloid
merupakan jaringan parut meninggi yang melebihi garis luka. Pada lokasi
tertentu akan lebih parah seperti pada daerah daun telinga akan berbentuk
benjolan besar, pada daerah lengan atas berbentuk memanjang, dan di daerah dada
akan berbentuk melebar.
Benjolan keloid terdiri atas
sejumlah besar firoblas padat dan fibril kolagen yang tidak teratur. Keloid
biasanya hanya terjadi pada manusia, meskipun keloid bisa terjadi pada semua
usia tetapi pada usia bayi dan orang tua jarang terjadi (kecuali bila dilakukan
tindakan operasi di daerah dada), biasanya insiden tertinggi yang mudah
menimbulkan keloid pada usia 10-30 tahun dan lebih tinggi terjadi pada wanita
dibandingkan pada pria.
Keloid biasanya bermasalah dari
segi kosmetik, namun beberapa keloid juga menimbulkan kontraktur yang
mengganggu fungsi organ tubuh jika terjadi di bagian persendian dan merusak
penampilan bila terjadi di wajah. Keloid juga akan memberikan rasa gatal dan
terkadang menimbulkan rasa nyeri, tentunya indikasi tersebut dapat berbeda-beda
pada setiap orang.
Diperjelas oleh dr. Kristin
Indrati, SpKK, Keloid juga bisa timbul dengan tidak memberikan gejala, tetapi
bisa terasa nyeri, gatal atau rasa terbakar. Kebanyakan orang mempersalahkan
keloid karena dari segi kosmetik. Bentuk dari keloid itu sendiri bisa lembut,
kenyal, dan keras.
Penyebab pasti terjadinya Keloid
sampai sekarang masih diteliti lebih lanjut, tidak ada gen spesifik yang dapat
teridentifikasi. Tetapi, dengan adanya peningkatan prevalensi Keloid dengan
makin gelapnya warna kulit diduga ada faktor genetik yang mendasari, trauma
pada kulit seperti tindik, bedan, jerawat, cacar air adalah penyebab utama yang
sering menyebabkan timbulnya keioid. Pencegahan memang lebin penting, namun
cara yang terbaik untuk menghilangkan keloid masih cenderung membutuhkan
bantuan ahii medis. Seiring dengan majunya teknologi kesehatan yang digabungkan
dengan treatment kecantikan.
Para penderita keloid tidak perlu
khawatir dan merasa terganggu karena keloid sudah bisa dihilangkan dengan
proses yang mudah. Cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan Keloid yaitu:
1. Occlusive dressing. Teknik
perawatan luka dengan cara menutup luka seperti diplester dan plesternya
mengandung cairan nutrisi dan antiseptik dengan drip selama 24 jam terus
menerus dilakukan selama 1 tahun.
2. Suntik kortikosteroid interelasi.
Metode ini aman dan tidak terlalu menyakitkan. Diberikan sekali dalam sebulan
atau sekali dalam seminggu, sampai hasil yang diinginkan tercapai. Aman karena
hanya sedikit dari konsentrasi steroid yang masuk ke dalam peredaran darah.
Efek yang didapat adalah membuat keloid rata dengan kulit dengan cara
menstimulasi munculnya kapiler darah baru di permukaan. Namun warna keloidnya
tidak dapat benar-benar hilang.
3. Terapi interferon. Interferon
adalah protein yang dihasilkan oleh sistem imunologi tubuh yang berguna untuk
melawan virus, bakteri, dan lainnya. Hasil penelitian terakhir ternyata dapat
dipakai untuk mengurangi ukuran keloid, namun tidak diketahui apakah efeknya
bertahan lama atau tidak.
Sementara itu, dr. Teuku
Adifitrian, SpBP menambahkan, ada satu hal mengenai keloid yang harus
diperhatikan, yaitu keloid itu ada daerah predilepsinya. Dalam arti, hanya
area-area tertentu di tubuh bisa timbul keloid. Misalnya saja pada daerah wajah
hampir tidak pernah, bukannya tidak mungkin. Karena kalau seseorang sedang
berjerawat, maka bekas jerawatnya bisa jadi keloid. Untuk menghilangkan keloid
dengan melakukan penyuntikan pada kasus yang ringan cukup membantu tetapi
dilakukan secara berulang.
Dr. Teuku tidak menganjurkan
laser sebagai salah satu modalitas untuk mengatasi keloid. Justru harus
berhati-hati karena laser itu akan dapat memberikan trauma baru sehingga
pembuluh darah yang muda-muda itu pecah dan terbentuk luka awal lagi yang akan
menyebabkan ketebalan pada keloid.
Karena itu, salah satu cara yang
dianjurkan menghilangkan keloid dengan bedah plastik. Cara yang paling
sederhana dari eksisi (operasi pengangkatan jaringan) bertahap untuk mengatasi
keloid. Pertama, keloid dibuang tengahnya, lalu dijahit. Setelah sekian lama
dibuang lalu dibuang lagi pinggir daerah keloid dan dijahit kembali. Pembuangan
atau pembedahan keloid dilakukan secara pelan-pelan tergantung besar kecilnya
ukuran keloid. Kedua, dengan cara membuang semua keloid sekaligus lalu diganti
dengan skin graf. Namun tetap harus mempertimbangkan secara bijak sebelum
melakukan itu. Misalnya ada pasien yang keloidnya sudah dikerjakan oleh dokter
yang kompeten tetapi bekasnya masih tetap tidak bagus, ternyata pasien itu
memang reaktif sekali. Kalau sudah seperti itu harus berhati-hati dan pilih
jalan yang paling tidak melukai agar tidak memberikan parut yang baru.
Intensive care setelah melakukan pembedahan tidak ada. Tetapi pada semua pasien
yang setelah melakukan pembedahan dan dijahit itu harus rajin check up dua
minggu sekali. Bisa juga dibantu dengan pemakaian Silicone sheets, dan
pengolesan krim untuk mempercepat proses matangnya parut. Rini Listia (Info
Kecantikan)
0 komentar:
Post a Comment