Tahukah Anda ternyata setiap
tahunnya jumlah anak-anak yang terkena kanker semakin meningkat. Angka ini akan
terus bertambah jika kanker ini telah dideteksi sejak awal yang menyebabkan
semakin sulit untuk diatasi.
Dari tahun 2006 hingga 2013,
jumlah pasien penderita kanker usia anak-anak semakin meningkat. Seperti yang
disampaikan oleh dr. Kanya Ayu Paramastri dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
diprediksi setiap tahun ada 100 penderita baru dari 100 ribu penduduk dan 2%
penderita kanker tersebut adalah penderita anak-anak.
Jumlah ini semakin diketahui
karena adanya gerakan pencanangan deteksi dini kanker pada anak yang semakin
disadari oleh para orang tua. Dengan gerakan ini, semakin banyak kasus
penderita kanker pada anak yang terungkap.
Meski sudah banyak orang tua yang
sadar dengan deteksi dini, namun masih ada juga yang belum menyadari hal ini.
Seperti dicontohkan oleh dr. Kanya bahwa ada orang tua yang datang memeriksakan
anaknya saat si anak sudah mengalami kanker darah stadium lanjut.
"Mereka tidak sadar kalau
anaknya pucat itu karena sakit. Karena sering bertemu, perubahan pucat itu
tidak disadari. Namun setelah diingat-ingat, ternyata ada perubahan-perubahan
lain yang menyertai," terang dr. Kanya ketika dijumpai di FX Sudirman,
Sabtu, 1 November 2014.
Kanker darah atau Leukimia
merupakan salah satu jenis kanker yang sering dijumpai pada anak. Selain itu
ada juga Limfoma atau kanker kelenjar getah bening, Osteosarkoma atau kanker
tulang, Rabdomiosarkoma atau kanker otot, Neuroblastoma atau kanker syaraf dan
Retinoblastoma atau kanker retina.
Kanker Atau Tumor?
Mungkin banyak di antara kita
yang masih belum bisa membedakan antara tumor dan kanker. Secara lebih lanjut
dr. Kanya mendefinisikan tumor sebagai
benjolan yang nantinya akan diperiksa di laboratorium, apakah tergolong tumor
jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas disebut kanker dengan pengobatan
melalui operasi, kemoterapi atau radioterapi. Dokter lulusan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia ini menambahkan, jika benjolan tersebut jinak,
ada kapsul atau kulit yang melapisi dan menjaga benjolan tersebut sehingga tidak
menyebar ke mana-mana. Sedangkan jika benjolan itu ganas karena tidak berkapsul
yang menyebabkan begitu mudah menyebar
ke semua organ, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
”Ketika sel normal menjadi sel
ganas, sel tersebut akan berkembang biak lebih cepat dan lebih banyak daripada
sel yang normal. Selanjutnya akan terjadi penumpukan dan karena tidak berkapsul
maka sel tersebut bisa menyebar lewat pembuluh darah atau kelenjar getah bening
di mana keduanya ada di seluruh tubuh kita. Proses ini disebut dengan istilah
metastasis," jelas dokter yang sedang menyelesaikan pendidikan spesialis
anak ini.
Disebutkan pula contoh yang
terjadi pada kasus kanker retina yang hanya terdapat di mata. Jika kanker ini
sudah mencapai stadium 4, maka penyebarannya bisa sampai ke otak. Atau pada
kanker tulang di paha yang penyebarannya bisa hingga ke paru-paru.
4 FAKTOR PENYEBAB
Jika penyebab kanker pada orang
dewasa didominasi faktor lingkungan seperti terpapar berbagai zat penyebab
kanker kalau pada anak penyebabnya bisa terdiri dari empat faktor berikut ini:
- Faktor genetik Seseorang bisa terkena kanker jika dalam satu garis keturunan ada yang pernah terkena kanker Kemungkinan terkena kanker ini sangat besar walau belum tentu jenis kankernya sama.
- Radiasi yang bisa diperoleh dari proses rontgen, CT Scan atau MRI. dr. Kanya menyarankan sebaiknya menghindari tindakan-tindakan tersebut di atas jika tidak terlalu diperlukan. "Orang tua kadang takut berlebihan jika anaknya batuk biasa atau kepalanya terbentur minta di CT Scan, kalau memang tidak perlu sebaiknya dihindari karena menimbulkan radiasi yang efeknya mengerikan, tambahnya. Selain itu hindarkan juga anak dari paparan sinar matahari secara langsung. Mungkin kita senang melihat anak aktif bermain di luar rumah, tapi sebaiknya larang mereka bermain di bawah terik matahari setelah pukul 9 pagi. Jika terpaksa, lindungi anak dengan menggunakan sunblock khusus untuk anak-anak.
- Perhatikan juga zat-zat kimia berbahaya yang terdapat pada makanan dan bisa menyebabkan kanker. Oleh karena itu perhatikan dengan baik ketika anak jajan sembarangan, belum tentu makanan yang ia konsumsi sehat. Hindari juga makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak atau makanan yang dibakar seperti sate atau olahan lainnya. Jika memang ingin mengonsumsi berbagai hidangan bakar, hindari bagian yang menghitam terkena arang karena bisa jadi pencetus kanker.
- Virus, ada beberapa infeksi virus di mana nantinya bisa menjadi bibit timbulnya kanker namun bisa dicegah dengan vaksinasi. Semua penyebab di atas disebut onkogen atau memiliki gen yang menyebabkan perkembangbiakan sel tidak terkendali dan bertransformasi ke arah ganas. Ini dapat menyebabkan satu sel yang sebelumnya normal menjadi onkogen yang bisa berkembang biak dan cepat menjadi banyak karena terkena empat penyebab kanker sel tersebut.
"jadi sebenarnya semua orang
punya bakat onkogen atau sel yang dapat berkembang biak dengan cepat. Hanya
saja onkogen itu sedang 'tidur’. Ibarat macan lagi tidur jangan dibangunkan,
jadi biarkan tidur karena sebenarnya kita semua memiliki bakat ini,” ungkap dr.
Kanya lagi.
Deteksi Dini
Untuk mendeteksi dini kanker pada
anak, orang tua harus waspada dan terus memperhatikan perubahan yang terjadi
pada anak mereka.
Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya pada kasus Leukimia, orang tua harus bisa membedakan antara pucat
dan putih pada anak.
Penyebab anak pucat karena sel
darah merahnya sedikit atau cara lainnya lihat telapak tangan anak dengan orang
tua, apakah sama merahnya atau lebih putih. Cara lain bisa juga dengan
memeriksa konjungtiva atau bagian putih pada mata anak yang dibandingkan dengan
orang tua. Waspada juga bila anak sering demam tapi anak terlihat baik-baik
saja dan tidak ada infeksi lain yang terjadi. Selain itu, perlu diwaspadai jika
ada benjolan yang walaupun kecil, tetap harus diwaspadai.
”Prinsipnya anggap semua benjolan
sebagai tumor curigai dulu di mana pun tempatnya dan kalau menemukan benjolan
jangan ditekan-tekan, kalau benar itu tumor yang ternyata ganas bisa menyebar.
Kalau curiga, ya langsung bawa ke dokter” dr. Kanya menekankan.
Sedangkan untuk benjolan yang
tidak teraba langsung misalnya di paru-paru, otak atau perut biasanya ada
gejala yang menyertai. Misalnya di paru-paru anak sering sesak. Kalau di otak
misalnya anak muntah menyemprot, sakit kepala, gangguan keseimbangan seperti
sering jatuh saat berjalan bahkan lumpuh.
Untuk memperoleh diagnosis, darah
anak akan diambil untuk dilihat. Kemungkinan juga akan diambil cairan otak dari
saraf yang berada di tulang punggung, untuk dilihat apakah ada sel ganas yang
sudah sampai ke otak karena terapinya nanti berbeda jika hal tersebut terjadi.
Bagaimana Jika Hasil Positif?
“Bisa diterapi dengan kemoterapi
untuk mematikan sel tumor atau sel kanker dengan obat-obatan kimia yang kita
harapkan efeknya seminimal mungkin bagi sel yang normal karena ada efeknya bagi
sel yang normal jadi akan dipantau ketat. Protokol pengobatannya dilakukan
setiap minggu selama 2 tahun bila tidak ada faktor penyulit,” jelas dr. Kanya.
Upaya kesembuhan bisa dilakukan
asal ditemukan sejak dini, setelah menjalani kemoterapi 2 tahun maka penderita
akan dievaluasi sampai 5 tahun yang jika anak sehat lalu bisa dikatakan sembuh.
Namun, dr. Kanya mengingatkan kanker tersebut bisa kambuh lagi walaupun telah
selesai dievaluasif jika hal itu terjadi, kemoterapi dimulai lagi dari nol
sampai 2 tahun.
harus lebih perhatikan lagi kondisi anak2 kita,nice info
ReplyDelete