Ajak anak bicara
dari hati ke hati. Membentak membuat anak kurang percaya diri.
Menasihati anak
memang gampang-gampang susah. Tak semua anak juga menerima dinasihati orang
tua. Namun kadang kala cara menasehati
anak pun kurang tepat, dan membuat anak tidak nyaman bahkan malah membangkang.
Mau tahu cara tepat menasehati anak? Simak beberapa tips berikut.
Memberikan nasihat
pada anak merupakan cara orangtua memberikan pemahaman pada anak terkait
kesalahan yang telah diperbuatnya.
Namun tak jarang anak kurang merespons
bahkan menyadari apa yang disampaikan orangtua. Sebagai orangtua, jangan lantas
kesal dan marah atas respons balik yang disampaikan anak. Apakah, Anda sebagai
orangtua menyampaikan nasihat tanpa ego, nada keras, membentak bahkan memukul?
Jika Anda masih menasihati anak dengan cara demikian, jangan berharap anak-anak
menuruti apa yang Anda sampaikan.
Menurut Anggia
Chrisanti, S.Psi. psikolog dari Biro Konsultasi Psikologi Westaria, Bogon Jawa
Barat, menasihati anak dengan nada yang keras sangat salah besar dan tidak
dianjurkan. “Ini tidak ' tepat dan bisa memengaruhi mental anak. Dan, jangan
salahkan anak jika melihat orangtua sebagai sosok yang menakutkan. Dampak
lainnya bisa membuat anak lebih tertutup pada orangtua juga tidak percaya
diri,” ujar Anggia.
Hal senada juga
disampaikan Reynitta Poerwito, Bach.of Psych, M. Psi, Psikolog yang berpraktik
di Eka Hospital, BSD City, Tangerang Selatan. Menurutnya, menasihati anak
dengan cara nada tinggi (membentak) berdampak buruk pada mental anak. “Orangtua
yang terlalu keras mendidik anak seperti menasihati anak dengan menggunakan
kekerasan fisik berdampak buruk bagi perkembangan anak. Anak akan mengikuti
perilaku orangtua dan membuatnya low self-esteem atau kurang percaya diri,”
jelas psikolog lulusan dari Universitas ` Indonesia ini.
Bicara dari Hati ke Hati.
Setiap orangtua
wajib menasihati buah hatinya. Jika anak melakukan kesalahan sebaiknya orangtua
menasihatinya dengan cara memanggilnya dan memberi tahu apa yang dilakukannya kurang tepat.
Menasihati anak dengan mengajaknya bicara membuat anak nyaman dan mendengar apa
yang disampaikan orangtua. “Dengan mengajak anak bicara dari hati ke hati tanpa
memojokkan atas kesalahan yang dilakukannya membuat anak lebih nyaman dan
sangat efektif daripada memarahi anak yang bisa menimbulkan masalah baru,"
ungkap Anggia.
Menurut Ireyna,
setiap anak memiliki pola pikir dan kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang
bersikap keras, lembut bahkan ada juga anak yang bersikap tak peduli dengan
nasihat yang disampaikan oleh orangtua. Ini yang harus dipikirkan oleh para
orangtua saat memberikan nasihat kepada sang anak. “Tiap anak memiliki karakter
yang berbeda-beda. Maka dari itu, orangtua harus jeli dan tahu bagaimana cara
menyampaikan nasihat agar didengar dan dijalankan anak. Belum tentu dengan
membentak-bentak anak akan menuruti keinginan orangtua dan menyadari kesalahan
yang telah dilakukannya,” terang Ireyna.
Ditambahkan Ireyna,
ada tipe anak yang sangat takut berbuat kesalahan sehingga apapun yang
disampaikan orangtuanya akan diturutinya tanpa orangtua harus membentaknya. Ada
juga tipe anak yang suka menantang nasihat orangtuanya. “Menasihati dengan cara
membentak anak selama masih dalam batas wajar dan tujuannya untuk kebaikan,
sah-sah saja. Namun, orangtua harus sadar benar bahwa suara keras yang
dikeluarkan masih dapat dikontrol dengan baik, alias tidak emosi dan membuat
anak mengerti kenapa orangtua mengeluarkan nada keras,” jelasnya.
Waktu Tepat Menasihati Anak.
Sebagai orangtua juga harus mengerti waktu yang tepat menasihati anak. Misal
saja anak berulah saat bertamu ke rumah kerabat, kadang orangtua memarahi anak
saat itu juga. “Cara yang benar adalah memanggil anak dan memberi tahu anak apa
yang dilakukannya kurang tepat dan meminta anak agar berbuat sopan saat bertamu
di rumah orang tanpa harus membentak atau memarahi anak," jelas Anggia.
Memang tak ada
waktu khusus untuk menasihati anak. Hanya saja sebagai orangtua Anda juga harus
mengerti Waktu tepat menasihati anak. Misalnya saja saat anak sedang emosi,
sebaiknya orangtua juga mengerti kondisi anak dan memberikan ketenangan pada sebelum
membicarakan permasalahan yang terjadi. Memberikan batasan waktu ini agar anak
tenang dan juga bisa berpikir dan mendengar nasihat orangtua. “Sebetulnya tidak
ada waktu khusus saat orangtua menasihati anak. Akan tetapi orangtua bisa
melihat kondisi yang tepat baru
menasihati anak. Lihat suasana hati anak,” terang Ireyna.
Tips. Berikut beberapa tips yang
dapat dilakukan saat akan menasihati anak:
1. Pelajari tipe
kepribadian, sifat dan karakter anak sebelum memberikan nasihat. Pilih
kata-kata yang tepat saat menasihati, tidak memojokkan anak serta jangan memarahi
anak di depan banyak orang.
2. Ingatlah bahwa
kesalahan yang dibuat anak biasanya tidak sengaja. Besar kecilnya hukuman yang
akan diberikan sebaiknya tidak didasari oleh luapan emosi orangtua sehingga
anak mengerti maksud dan tujuan diberikannya hukuman tersebut. Orangtua pun
harus menyampaikan kesalahan anak sehingga ia harus menerima hukuman seperti
tidak mendapatkan uang jajan saat hari
libur. Sampaikan nasihat secara perlahan dan dalam suasana yang tenang sehingga
anak merasa tidak terancam atau ketakutan.
3. Orangtua adalah
teladan bagi anak. Sikap dan perilaku yang baik dari orangtua dapat berpengaruh
pembentukan karakter dan kepribadian anak. Maka berikan nasihat . sewajarnya
dengan bahasa yang mudah dipahami anak.
0 komentar:
Post a Comment