Kanker para menempati urutan
paling atas penyebab kematian di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir
ini jumlah kasus baru kanker para meningkat sampai 30%. Para perempuan lebih
halus dibanding para pria sehingga berkemungkinan dua kali lebih besar
mengembangkannya. Kabar baiknya para ahli menemukan strategi yang dapat
membantu menurunkan risiko.
Showing posts with label Kanker. Show all posts
Showing posts with label Kanker. Show all posts
Tuesday, July 2, 2013
Sunday, October 28, 2012
Pemanis Buatan (aspartame) Bisa Sebabkan Kanker
Pemanis buatan
(aspartame) yang banyak terdapat dalam makanan dan minuman instan jika
dikonsumsi secara terus-menerus bisa menyebabkan berbagai penyakit. Migrain,
kejang otot, kegemukan, depresi, kebutaan, jantung berdebar hingga pengerasan
otak dan sumsum tulang belakang adalah penyakit yang di picu aspartame.
Bagaimana mengatasinya?
Wednesday, October 17, 2012
Sebuah Mangga Sehari Kanker pun Pergi
Aslinya mangga berasal dari Himalaya, India. Sebagai negara yang ikut
menjadi tempat penyebaran, tanah Indonesia kini memiliki aneka jenis mangga
yang bisa dinyatakan sebagai produk lokal. Sebut saja mangga arumanis, gedong
gincu, manalagi, budiraja, golek, indramayu, lalijiwa, madu, kopyor, kuweni,
dan banyak lagi lainnya.
Tak hanya enak, mangga juga kaya akan gizi, yang salah satunya termasuk
zat antikanker.
Sunday, October 7, 2012
Diabetes Berkaitan Dengan Kanker Payudara
Obesitas
sudah diketahui meningkatkan risiko terkena diabetes melitus. Baru-baru ini
para ahli mengatakan bahwa obesitas ternyata tak hanya berhubungan dengan
diabetes, tetapi juga kanker payudara. Para ahli mengatakan, perempuan
menopause dengan diabetes tipe-2 memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker
payudara.
Penelitian
mengenai hubungan antara diabetes dan kanker payudara dilakukan oleh tim
internasional dan diterbitkan dalam British Journal of Cancer. Studi meneliti
40 riset berbeda yang mencermati kaitan potensial antara kanker payudara dan
diabetes. Selama ini obesitas dikaitkan dengan risiko terkena diabetes tipe-2
yang lebih besar. Namun, ahli penyakit kanker mengatakan bahwa mungkin ada
hubungan antara kanker dan obesitas.
Hal
ini terungkap setelah para ahli meneliti lebih dari 56 ribu perempuan dengan
kanker payudara. Dari penelitian itu mereka menemukan bahwa perempuan post
menopause dengan diabetes tipe-2. memiliki peningkatan risiko kanker payudara
sebesar 27 persen.
Studi
itu juga mengungkapkan, tidak ada hubungan antara kondisi menopause dengan
diabetes tipe-1 Mereka yang punya indeks massa tubuh tinggi yang sering dihubungkan
dengan diabetes justru memiliki faktor penyumbang terjadinya kanker
payudara.
Aktivitas Hormon
“Terus
terang, kami belum tahu mekanisme mengapa diabetes tipe-2 mungkin meningkatkan
risiko kanker payudara,’ kata Prof. Peter Boyle, Presiden International
Prevention Research Institute, yang memimpin penelitian.
Di
sisi lain, ada pemikiran bahwa penyebab kelebihan berat badan yang terkait
dengan diabetes tipe-2 dan dampaknya ada pada aktivitas hormon yang sebagian
bertanggung jawab atas proses penyebab pertumbuhan kanker.“Tetapi, jangan
menyingkirkan beberapa faktor terkait dengan diabetes yang mungkin terlibat
dalam proses ini," imbuh Boyle.
Martin
Ledwick, kepala informasi Keperawatan di Cancer Research UK, mengatakan,
"Dari studi ini belum jelas adakah hubungan sebab akibat antara diabetes
dan risiko kanker payudara pada perempuan post menopause. Namun, karena kita
tahu bahwa indeks massa tubuh yang tinggi bisa menyebabkan peningkatan risiko
diabetes tipe-2 dan kanker payudara, rnasuk akal buat perempuan agar terus
menjaga berat badan normal.’
Batasi Lemak dan Energi
Tinggi
Fahma
Sunarja, ahli gizi senior dari Parkway Cancer Center Singapore, punya
rekomendasi untuk mengurangi risiko kanker. ”Rekomendasi ini terkait lemak
tubuh, aktivitas fisik, makanan kaya energi, makanan dari tumbuhan dan hewani,
minuman beralkohol, suplemen diet, dan makanan awetan,”ujar ahli gizi asal
Indonesia ini.
Pembatasan
konsumsi lemak diperlukan untuk mencegah kanker payudara. Para ahli percaya
bahwa penurunan konsumsi lemak dapat memperlambat perkembangan kanker ini.
Kurangnya konsumsi lemak membatasi kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tumor.
Lemak
tubuh bukan hanya didapat dari konsumsi makanan berminyak. "Kelebihan
konsumsi karbohidrat akan disimpan oleh tubuh menjadi lemak,” kata Fahma.
Karena
itu, kita perlu memperhatikan konsumsi karbohidrat harian. Sering tanpa
disadari kita mengasup banyak nasi, gula, mi, dan tepung-tepungan.
Untuk
mencegah kanker payudara, makanan kaya energi harus dibatasi. Makanan ini hanya
memberi energi secara instan, tetapi miskin gizi. Kalau kebanyakan, badan jadi
mudah gemuk.
"Jenisnya
berupa makanan kaya gula dan lemak seperti yang ada di restoran fast food. Juga
makanan berminyak yang digoreng secara deep fried,” ujarnya. Jenisnya seperti
kentang goreng, tempe mendoan, atau tahu goreng.
Saturday, October 6, 2012
5 Tanda Minor Kanker Payudara
Lima tanda berikut
memang tidak sejelas yang namanya benjolan di payudara, sebagai tanda utama
kanker payudara. Lagipula, bukannya tidak ada, tanda-tanda minor tersebut
sering diabaikan, dianggap sebagai bukan tanda untuk kanker payudara. Benjolan diyakini sebagai tanda kanker
payudara. Padahal, menurut Andrew Putnam, direktur Palliative Care Program di
Lombardi Comprehensive Cancer Center dan Universitas Georgetown, kadang
benjolan itu tenggelam dl dalam jaringan lemak, sehingga sulit untuk diraba.
Karena itu, perempuan juga harus tahu tanda-tanda lain yang menunjukkan adanya
kanker di payudara. Jika telah mengetahui semua tanda-tanda minor, Anda dapat
segera melakukan pemeriksaan. Semakin dini diketahui, hasil pengobatan semakin
maksimal.
Kulit
yang terasa panas ketika disentuh dan perih adalah salah satu tanda peradangan
kanker payudara. Peradangan menyebabkan payudara membengkak dan iritasi. Kulit
berwarna kemerahan dan tampak seperti memar. Kulit bersisik atau seperti kulit
jeruk adalah tanda dalam beberapa kasus peradangan kanker payudara.
”Tiba-tiba
saya seperti memiliki selulit di payudara demikian deskripsi salah satu pasien,
ketika tekstur kulitnya tiba-tiba berubah. Pada peradangan kanker payudara,
yang merupakan tiga persen dari semua kasus kanker,payudara,sel kanker yang
bertumbuh dengan cepat akan menghambat pembuluh, darah yang memberi makan
kulit. Kadang, warna kemerahan, gatal, dan kulit yang terasa panas sering
dianggap sebagai infeksi pada kelenjar susu di sekitar puting
2.
Sakit punggung bagian atas
Walau
tidak biasa, ahli tulang punggung memeriksa "kehadiran" tumor di
punggung. Beberapa perempuan mengalami Sakit punggung sebelum tanda lain kanker
payudara muncul, Rasa sakit biasanya terjadi di antara bahu belakang, sering
dianggap sebagai otot pegal, atau otot tertarik, atau osteoartritis pada tulang
punggung.
3. Perubahan pada puting
Menurut
situs Healthy Living MSN, salah satu lokasi paling umum munculnya kanker pada
payudara adalah di bawah puting, yang menyebabkan perubahan bentuk dan
penampilan puting. Perubahan pada puting juga menjadi tanda utama kanker
payudara pada pria. Puting tampak rata. Pada perempuan, ketika puting
disentuh, tidak lagi terlalu sensitif ketika sedang berhubungan intim Perubahan
lain adalah keluarnya cairan. Entah cairan itu seperti air atau seperti darah.
Kadang mirip susu, walau Anda tidak sedang menyusui. Kulit puting menjadi
kasar, bersisik, atau panas ketika disentuh.
4. Perubahan ukuran atau bentuk salah satu payudara
Berlawanan
dengan kepercayaan popular, tidak semua tumor payudara menyebabkan benjolan
yang dengan mudah diraba. Bisa saja bentuk salah sisi payudara berubah,
misalnya menjadi lebih lonjong dibandingkan dengan sisi yang lain. Cara terbaik
untuk memeriksa bentuk payudara adalah duduk di depan cermin dan mempelajari
bentuk dan ukurannya. Angkat kedua lengan, kemudian cermati payudara dari
samping, periksa juga dari masing-masing sisi. Apakah payudara berbentuk sama,
atau adakah perbedaan ukuran dan bentuk? Kadang, perubahan bentuk dan ukuran
payudara bisa dirasakan saat mengenakan bra. Jika memang ada perubahan pada
salah satu payudara, biasanya bra akan terasa lebih sempit di sisi tertentu.
5. Rasa sakit atau bengkak di ketiak
Ketika
Anda sedang flu, biasanya nodus llmfatik di leher dan tenggorokan akan
membengkak. Itu juga terjadi di ketiak, sebab ke sanalah sel kanker payudara
menyebar terlebih dahulu. Nodus limfatik yang terpengaruh akan bengkak atau
terasa lembek ketika disentuh atau timbul benjolan. Semuanya terjadi sebelum benjolan
di payudara membesar. Jika terasa ada yang sakit di ketiak, rabalah dengan
hati-hati menggunakan jari. Benjolan akan terasa keras dan tidak bergerak ketika disentuh Atau juga benjolan akan menebal dan padat, dibandingkan dengan bagian
lain ketiak.
Waspada ! Bila Puting Tertarik Ke dalam
Kanker payudara
pada pria jarang terjadi. Akibatnya banyak pasien berobat dalam stadium lanjut.
Bila memiliki faktor, pria sebaiknya melakukan pemeriksaan teratur agar bila
terdeteksi dini dapat ditangani lebih baik.
Dalam situs Breast
Cancer, dijelaskan bahwa sangat penting bagi pria untuk memahami faktor risiko
kanker payudara. Terutama karena pria tidak secara rutin melakukan skrining
payudara.
Faktor-faktor yang
dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada pria adalah usia tua (60-70 tahun),
kadar estrogen tinggi (akibat konsumsi obat hormonal atau kelebihan berat
badan), berpenyakit hati, riwayat kanker payudara dalam keluarga, paparan
radiasi, dan sindrom klinefelter (pria dengan ekstra kromosom perempuan).
Jika sudah
mengetahui faktor risiko, lebih baik bila melakukan pemeriksaan dini. Segera
hubungi dokter jika merasakan adanya perubahan pada payudara. Beberapa tanda
yang bisa diwaspadai, yakni muncul benjolan, puting tertarik ke arah dalam, ada
luka pada puting dan areola (lingkaran kecil berwarna di sekeliling puting),
dan pembesaran node limpa di bawah lengan.
Pria yang di diagnosis
kanker payudara harus menjalani beberapa jenis perawatan untuk mengatasinya.
Rangkaian pengobatan bergantung sejumlah faktor, termasuk ukuran dan lokasi
tumor payudara, stadium kanker, dan hasil tes laboratorium. Terapi yang
dilakukan, seperti disebutkan dalam Cancer Research UK, bisa mencakup
pembedahan, radiasi, kemoterapi, hormon, atau terapi biologis.
Diagnosis lebih
dini penting karena akan membuat banyak perbedaan dalam menyelamatkan jiwa.
Pria bisa mulai belajar banyak seperti perempuan, mereka perlu segera ke dokter
bila mendeteksi adanya perubahan menetap pada payudara.
Tidak Semua Benjolan Bersifat Kanker
Kanker payudara adalah jaringan yang tumbuh tak terkendali di
payudara. Sel-sel agresif itu juga bisa jalan-jalan ke bagian lain tubuh.
Namun, tak Semua benjolan jaringan di payudara sifatnya ganas. Untuk mengetahui
apakah sebuah jaringan bersifat kanker atau tidak, perlu pemeriksaan biopsi
kanker belum tentu menyebabkan kematian bila di deteksi dini.
Tubuh terdiri atas triliunan sel-sel hidup. Sel yang normal tumbuh
membelah diri dan mati dengan teratur. Dalam tahap kehidupan awal manusia,
sel-sel normal membelah diri lebih cepat untuk pertumbuhannya. Namun, setelah
manusia dewasa, sebagian sel membelah diri hanya untuk menggantikan sel yang
rusak atau mati. Kanker terjadi ketika sel-sel di bagian tubuh tertentu mulai
membelah diri dan tak terkontrol. Pertumbuhan sel kanker berbeda dengan
pertumbuhan sel normal. Bukannya mati, sel kanker terus berkembang dan
membentuk benjolan Sel-sel kanker.
Biopsi Diikuti
Operasi
Sel-sel agresif tersebut tumbuh dan menyerang jaringan lain, sesuatu yang tak bisa dilakukan
sel normal. Sel yang tumbuh tak terkontrol dan menyerang jaringan lain
menjadikan sel tersebut sel kanker.
Kanker payudara
adalah kanker yang bermula di sel-sel payudara. Umumnya kanker payudara ditemukan pada wanita. Meski begitu, pria juga bisa mengalami kanker payudara.
Tidak semua
benjolan di payudara sifatnya ganas.Tumor payudara jinak merupakan pertumbuhan tak normal yang tidak menyebar ke bagian lain tubuh. Tumor jinak itu tidak
menyebabkan kematian. Kendati demikian, benjolan payudara jinak bisa meningkatkan risiko seorang perempuan terkena kanker payudara.
Untuk membedakan
benjolan payudara itu ganas atau tidak, perlu pemeriksaan biopsi dari dokter.
Tumor ganaslah yang harus diwaspadai ketika berhasil ditemukan lewat biopsi.
"Kadang biopsi
langsung diikuti oleh operasi kalau diketahui banyak jaringan tersebut memang
positif kanker ujar Dr. See Ti Hui, konsultan senior onkologi medis dari
Parkway Cancer Center Singapura.
Mutasi Positif
Dr. Noorwati
Sutandyo dari Sub bagian Hematologie Onkologi Medik, FKUI/RSUP Cipto Mangunkusumo
Jakarta, membagi risiko kanker payudara menjadi empat, yaitu genetik, hormon,
diet, dan lingkungan. "Pada faktor genetik, ada titik luka DNA yang
diturunkan dari orangtua kepada anaknya," katanya.
Seseorang yang
memiliki keluarga terutama ibu atau saudara perempuan yang pernah terkena
kanker payudara atau indung telur, risikonya lebih tinggi.
Di samping itu,
peluang perempuan atau lelaki kena kanker payudara semakin tinggi jika terbukti
positif ada mutasi gen BRCA1 atau BRCA2
pada pemeriksaan genetik dan darah. Menurut The American Cancer Society (ACS),
mereka yang terbukti positif ada mutasi genetik memiliki peluang 80 persen kena
kanker payudara.
”Risiko akan lebih
tinggi lagi ketika kanker payudara dialami anggota keluarga langsung seperti
ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan. Apalagi jika kanker tersebut menyerang saat mereka berusia di bawah 50 tahun,"ungkap Dr. Noorwati.
Tingkat harapan
hidup pasien kanker payudara menjadi semakin tinggi ketika kanker ditemukan
sedini mungkin. Sebisa mungkin kanker ditemukan sebelum mulai menimbulkan gejala-gejala. Buat dokter yang merawat pasien kanker, menemukan kanker sedini
mungkin bisa menyelamatkan nyawa.
Pengobatan kanker
payudara membutuhkan kemoterapi. Kemoterapi dilakukan sebelum operasi sebagai
terapi adjuvant atau tambahan. Kemoterapi ini diperlukan untuk mengecilkan
tumor sebelum operasi
”Dengan demikian,
operasi yang dilakukan jadi operasi kecil, Tumor besar berarti operasi yang
lebih besar. Operasi rekonstruksi payudara pun jadi lebih mahal,' kata Dr. See.
Biopsi Lebih Banyak Manfaatnya
Tak hanya di
Indonesia, banyak orang di negara maju seperti AS juga mencemaskan bahwa biopsi
dapat menyebabkan kanker. Menurut para ahli, seperti dirilis situs Mayo Clinic,
itu hanya mitos belaka. Hingga saat ini belum ada bukti meyakinkan bahwa
prosedur biopsi menyebabkan Sel kanker menyebar.
Anggapan keliru
tentang biopsi itu pun coba di tepis oleh Dr. Dradjat Ryanto Suardi,
Sp.B(K)-Onk, spesialis bedah kanker dari RS Hasan Sadikin Bandung. Dijelaskan
bahwa Sel kanker itu hidup dan terus tumbuh. Tubuh kita tidak diam saja, tetapi
berusaha melawan pertumbuhan itu. ”Karenanya terbentuk area pertempuran di luar
kanker.
Tindakan biopsi bisa melukai area tersebut, tetapi karena diikuti pengobatan, biopsi tidak menimbulkan masalah,” kata Ketua Umum PP Perhimpunan Onkologi Indonesia ini. Peluang Sembuh Besar Lain halnya jika setelah biopsi lalu didiamkan saja. Apalagi kalau kankernya sudah besar lalu langsung di operasi, yang berarti benjolan beserta akar-akarnya akan dipotong, bisa saja kemudian terjadi penyebaran sel kanker.
Tujuan biopsi, tambahnya, untuk mengetahui sifat sel kanker lebih jauh. Setelah tahu seluk-beluk sel kanker, dokter akan lebih mudah menentukan Cara yang tepat untuk memeranginya. ”Kalau kita tahu musuh kita, sejatinya peluang untuk menang lebih besar Jadi kalau ditimbang, biopsi itu lebih tinggi manfaatnya daripada mudaratnya ujarnya.
Tindakan biopsi bisa melukai area tersebut, tetapi karena diikuti pengobatan, biopsi tidak menimbulkan masalah,” kata Ketua Umum PP Perhimpunan Onkologi Indonesia ini. Peluang Sembuh Besar Lain halnya jika setelah biopsi lalu didiamkan saja. Apalagi kalau kankernya sudah besar lalu langsung di operasi, yang berarti benjolan beserta akar-akarnya akan dipotong, bisa saja kemudian terjadi penyebaran sel kanker.
Tujuan biopsi, tambahnya, untuk mengetahui sifat sel kanker lebih jauh. Setelah tahu seluk-beluk sel kanker, dokter akan lebih mudah menentukan Cara yang tepat untuk memeranginya. ”Kalau kita tahu musuh kita, sejatinya peluang untuk menang lebih besar Jadi kalau ditimbang, biopsi itu lebih tinggi manfaatnya daripada mudaratnya ujarnya.
Diuraikan bahwa pada dasarnya biopsi ada dua macam. Biopsi insisional biasa
dilakukan pada tumor ukuran besar, dengan Cara mengambil sedikit jaringan.
"Ya, diameternya kira-kira 1-2 cm sehingga tumor yang terganggu hanya kecil
dan risiko untuk menyebar sangat sedikit,” katanya. Biopsi eksisional umumnya
diterapkan pada tumor kecii (ukuran 1-2 cm) kami akan mengangkat tumor beserta
jaringan sehat di sekitarnya lebih kurang 0,5 sampai 1 cm. Dengan teknik ini
kami tidak mengutak-atik akar” lanjut dokter yang suka guyon ini. Tindakan
selanjutnya setelah biopsi adalah pemeriksaan patologi, semua area yang
mengitari kanker diperiksa dengan cermat apakah bebas tumor atau tidak. ”kalau
bebas tumor, misalnya pada kanker payudara, berarti payudara tidak perlu
diangkat semua. Jadi bentuk payudaranya tetap dipertahankan. Bekas operasinya
juga bisa dibuat kosmetik sehingga bentuk payudara tetap oke, meskipun Sudah di operasi paparnya.