Bagi wanita, kerutan menjadi
persoalan serius seiring bertambah usia. Tak heran, banyak cara yang ditempuh
untuk mengatasinya, salah satunya dengan metode dermal filler. Seperti apa?
Di atas usia 30 tahun, masalah
yang sering menerpa kaum hawa adalah kerutan. Menurut dr. Nila S Pridady SpKK,
dokter spesialis kulit dan kelamin dari RS MRCC Siloam Semanggi, Jakarta
Selatan, kerutan bisa disebabkan karena pertambahan usia, suka minum alkohol,
terkena paparan sinar matahari langsung dan polusi.
Nah, untuk mengatasi kerutan di
wajah, banyak cara yang bisa ditempuh, salah satunya dengan metode dermal
filler. Metode dermal filler diklaim mampu menjadikan kulit wajah jauh lebih
muda dengan cara menyuntikkan filler ke dalam area wajah yang mengalami
kerutan. “Dermal filler, salah satu pilihan untuk peremajaan kulit dengan cara
menyuntikkan bahan filler untuk memulihkan volume kulit yang berkurang,” ujar
dr. Nila.
Menurut dr. Nila, ada beberapa
jenis bahan filler berdasarkan lama tidaknya bertahan di dalam tubuh. Ada yang
bersifat sementara (temporer) seperti kolagen maupun asam hialuronat, ada juga
bahan filler yang permanen seperti silikon.
Filler temporer biasanya lebih
aman karena berisi bahan alami yang disuntikkan pada lapisan kulit. Karena berbahan
alami, filler tersebut bisa didegradasi atau dimetabolisme secara normal dan
dapat bertahan 4-9 bulan. Bahan filler temporer yang sekarang ini banyak
digunakan adalah asam hialuronat. Bahan ini secara alami terdapat di dalam
jaringan tubuh dan merupakan komponen utama matrix ekstraseluler jaringan
penunjang dan jaringan saraf yang berkurang seiring bertambahnya usia. Asam
hialuronat memiliki kemampuan mengikat air membentuk jaringan viskoelastik
untuk serat kolagen dan elastin saling berikatan, dan sebagai hasilnya mengisi
volume kulit dan membuat kulit kenyal. Keuntungan menggunakan filler asam
hialuronat selain bertahan hingga sembilan bulan juga efek samping minimal,
mudah pemakaiannya, serta jarang menimbulkan alergi.
Proses. Dijelaskan oleh dr. Nanny SpKK dari RS Harapan Kita Jakarta
Barat, ada beberapa tahap yang harus dilalui seorang pasien sebelum melakukan
dermal filler :
- Pertama, berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit yang terpercaya. Ungkapkan apa yang menjadi keluhan. Tanyakan prosedur/metode dan waktu yang dibutuhkan serta efek samping yang mungkin timbul. Dan, biaya yang dibutuhkan.
- Kedua, setelah berkonsultasi, dan Anda menyetujui, dokter akan melakukan anamnesis mengenai indikasi dan kontraindikasi sehingga diketahui apakah Anda Iayak untuk menjaiani prosedur tersebut.
- Ketiga, Anda diminta membaca dan , menandatangani lembar persetujuan tindakan medis.
- Keempat, sebaiknya dilakukan dokumentasi berupa foto sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan.
- Lima, prosedur dimulai dengan pengolesan obat anestesi topikal (sebagian kasus memerlukan anestesi blok) pada area yang akan dilakukan tindakan dengan tujuan meminimalkan rasa sakit saat dilakukan penyuntikan filler. Didiamkan selama 30-45 menit.
- Keenam, setelah itu pasien duduk tegak namun rileks (bergantung pada area yang akan dilakukan tindakan), supaya tujuan koreksi garis/ kerutan di wajah optimal. Gunakan kaca dan pastikan persepsi area yang akan dikoreksi adalah sama antara dokter dan pasien.
- Ketujuh, tindakan penyuntikan filler dimulai dan membutuhkan waktu antara 45- 60 menit.
Efek Samping. Masih menurut dr. Nanny, ada beberapa hal yang tidak
boleh dilakukan oleh pasien sebelum dan sesudah melakukan dermal filler. Bagi
pasien yang bisa mengonsumsi aspirin obat- obat NSAID (non steroid anti-
inflammation) vitamin E sebaiknya menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut
minimal lima hari sebelum tindakan. Begitu juga bagi yang suka minum alkohol
harus berhenti 24 jam sebelum tindakan. Hai ini bertujuan agar meminimalkan
risiko perdarahan atau memar di tempat suntikan setelah tindakan.
Pasca-tindakan biasanya akan
muncul kemerahan, memar dan bengkak yang baru dapat hilang setelah dua hari.
“Karena itu, usahakan saat proses dermal filler, wajah pasien tidak sedang iritasi
dan tidak sedang banyak jerawatan,”
tutur dr. Nila. Namun bagi beberapa pasien efek samping dari dermal
filler ini bisa membuat reaksi hipersensitif terhadap bahan filler seperti
infeksi benjolan (lumpiness), diskolorasi warna kebiruan, respons peradangan
dan nyeri sementara.
Dr. Nanny menganjurkan pasien
untuk menghindari memijat area yang dilakukan tindakan karena bisa membuat
bahan filler berdifusi ke jaringan sekitar dan menimbulkan efek yang tidak
diinginkan. Selain itu, hindari melakukan aktivitas yang langsung terpapar
panas seperti sauna atau berjemur, melakukan laser karena dapat memengaruhi
efektivitas bahan filler (hyaluronic acid).
Pasca-tindakan, sangat dianjurkan
pasien melakukan kembali kontrol dua minggu setelah perawatan untuk mengetahui
hasil tindakan dermal filler. Segera berkonsultasi kembali ke dokter apabila
terdapat keluhan akibat tindakan tersebut, jangan ditunda-tunda meskipun belum
waktunya kontrol.. Kiki Yuli Arindah
Sumber : Tabloid Femme
0 komentar:
Post a Comment